ACY - Analisa Market

Euro Tertarik Mundur Akibat Meroketnya Dolar

Greenback melonjak dua hari beruntun terhadap mata uang-mata uang mayor setelah mengalami kemerosotan selama lebih dari sebulan, di tengah melonggarnya ketegangan perang dagang dengan China. Reli Dolar AS juga merefleksikan angka GDP yang berkinerja bagus, lebih baik dari ekspektasi.

ACY mencatat, kemerosotan di pasar ekuitas yang terseret oleh saham-saham teknologi kembali mengarahkan aliran modal ke pasar forex dalam lingkup tertentu. Hal ini mendorong Dolar AS menguat, sementara yield Obligasi Treasury 10-tahunan ditahan di bawah 2.8 persen, untuk pertama kalinya sejak awal Februari melorot lebih rendah dari 2.75 persen.

Dikarenakan kenaikan signifikan yang dialami oleh Indeks Dolar AS (DXY), Euro merosot menjelang rilis sejumlah data penting untuk Zona Euro pekan ini, termasuk CPI Jerman bulan Maret dan kondisi pasar tenaga kerja. Euro bisa jadi mengalami sejumlah reli jika data sesuai dengan ekspektasi, lebih unggul dari periode sebelumnya.

Outlook Teknikal EUR/USD

Berdasarkan analisa teknikal pada EUR/USD di chart Daily, kemerosotan selama dua hari telah menarik harga hingga turun ke bawah Moving Average 20-Day dan level Fibo Retracement 61.8%. Selain itu, breakout ini bisa jadi mengantarkan pada penurunan lebih jauh menuju level rendah 1.22388 yang sebelumnya dicapai pada 20 Maret. Demikianlah pergerakan yang diperkirakan ACY untuk beberapa hari ke depan.


Grafik EUR/USD Daily

db4414c72667c5fb11718e7ab03c9089.png

Dalam outlook yang lebih luas untuk pasangan mata uang ini, kemungkinan masih berlanjut berfluktuasi dalam kotak yang berkisar antara 1.25545 hingga 1.21538. Breakout dari kisaran tersebut akan memandu pergerakan selanjutkan ke suatu arah tertentu.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
USD/JPY Reli Meski Ketegangan Perdagangan Membayangi

Greenback menguat lagi terhadap Yen pada hari Rabu, dengan USD/JPY mengalami kenaikan 0.69 persen ke penutupan pada 106.606 yen, meskipun outlook dibayangi oleh kekhawatiran mengenai eskalasi ketegangan perdagangan antara AS-China yang bisa memperburuk perekonomian dunia dan pertumbuhan Amerika Serikat.

Dengan julukan mata uang Safe Haven, Yen selalu menarik perhatian di tengah ketidakpastian ekonomi, khususnya ketika ada peningkatan ketegangan terkait perdagangan dunia. Di sisi lain, Yen sering melemah ketika minat investor pada aset-aset yang berisiko lebih tinggi meningkat.

Namun demikian, outlook Dolar tetap suram, karena ketegangan perdagangan yang dipicu oleh pemerintahan Presiden Donald Trump. ACY mencatat, Dolar telah melemah sekitar 2.2 persen terhadap enam mata uang mayor lainnya dalam tahun ini.

Outlook teknikal yang lebih luas untuk Dolar terhadap Yen, boleh jadi menantikan pembalikan apabila sebuah kesepakatan bisa tercapai seusai negosiasi antara China dan AS. Saat ini, USD/JPY bergerak menyusuri level rendah pada Descending Price Channel yang digambarkan pada chart Daily di bawah ini.


Grafik USD/JPY Daily

25509c7538c79df1b687468593012190.png

Apabila USD/JPY gagal menembus ke level lebih rendah lagi, maka ACY menilai, reli bisa diekspektasikan terjadi dalam beberapa pekan ke depan. Indikator MACD yang diaplikasikan pada chart mengindikasikan potensi pembalikan harga (reversal).


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Dow Jones Tumbang Usai Munculnya Proposal Tarif Tambahan Atas China

Indeks Dow Jones tumbang 1.35 persen dalam perdagangan intraday dan mencapai posisi 24129 per pukul 11:30 AM waktu Sydney. Kemerosotan tersebut nyaris menghapus seluruh kenaikan yang dialami dalam dua hari terakhir. Keruntuhan pasar terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan pada hari Kamis bahwa ia tengah mempertimbangkan tarif impor tambahan senilai USD100 Milyar atas China, sehingga membakar kembali perselisihan antara kedua negara.

Pandangan umum menilai kedua negara masih membuka kemungkinan untuk solusi via negosiasi untuk menghindari rencana penerapan bea impor. Namun, setelah China merilis daftar tarif serupa untuk dikenakan atas barang impor Amerika, termasuk kedelai, pesawar, mobil, daging sapi, dan bahan-bahan kimia; Amerika Serikat langsung merespon dengan proposal tarif tambahan senilai USD100 Milyar ini karena menganggap pembalasan China tidak adil.

Balas-membalas penerapan bea impor yang ibarat gayung bersambut ini membangkitkan kekhawatiran kalau-kalau situasi akan memburuk hingga menjadi perang dagang yang akan meremukkan pertumbuhan ekonomi global. ACY mencatat, perwakilan Partai Republik dari kawasan Barat dan Midwest telah menyuarakan kekhawatiran mereka mengenai besarnya bahaya bahaya bagi eksportir pertanian AS.

Outlook Teknikal Indeks Dow Jones (US30)

Chart 1: US30 Daily

1c1d6338e1effb6c51ccdb58e8b0139f.png

Secara teknikal, Indeks pada chart Daily tengah bergerak menyusuri sebuah Channel yang menyempit, setelah mundur dari level tertinggi historis, dan dihalangi oleh batas atas Channel pada perdagangan hari ini. ACY menyarankan agar investor berhati-hati, jangan sampai tergesa-gesa mengambil keputusan sebelum terjadi breakout ke level lebih tinggi maupun lebih rendah. Terjadinya breakout berarti ada konfirmasi bagi pergerakan berikutnya.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Nasdaq Reli Setelah Trump Ungkap Nada Lunak Di Twitter

Tepat setelah pengumuman bahwa Presiden Trump menginstruksikan pada Departemen Keuangan untuk mencari cara guna menerapkan tarif atas USD100 Milyar impor China lagi, pasar saham AS segera bereaksi dan tumbang pada hari Jumat. Penambahan tersebut meningkatkan jumlah produk China yang dipertimbangkan akan dikenai bea impor menjadi USD150 Milyar.

Eskalasi retorika mendorong Indeks Nasdaq 100 turun tajam pada hari Jumat, lebih dari 2.2 persen ke harga penutupan pada 6435.1 poin dan menghapus semua kenaikan yang diperoleh pada dua hari terakhir. ACY mencatat, pasar saham AS telah menunjukkan volatilitas tinggi sejak ketegangan perdagangan AS - China dimulai.

Namun demikian, Trump merilis nada yang lebih lunak dalam upaya untuk menstabilisasi pasar. "China akan menurunkan batasan dagangnya karena itu adalah hal yang tepat untuk dilakukan," demikian disampaikan Trump pada 50 follower Twitter-nya pada Minggu pagi, seusai sepekan penuh ketegangan perdagangan meningkat.

"Bea impor akan jadi resiprokal dan sebuah kesepakatan akan dicapai dalam hal hak kekayaan intelektual," katanya. Ia juga mengungkapkan bahwa tak peduli apa yang terjadi, "Presiden Xi dan saya akan selalu berteman," katanya, merujuk pada Presiden China Xi Jinping.

Outlook Teknikal Indeks Nasdaq

Efeknya langsung terasa setelah komentar moderat Trump mengenai potensi perang dagang dengan China. Perdagangan intraday indeks Nasdaq 100 menampilkan reli moderat 0.37 persen per pukul 12:00 pm di Sydney, setelah sebelumnya breakout level Fibonacci Retracement 23.6% di sekitar 6497 poin.

Grafik NAS100 Daily

e324140ee19ae166f003a458d3831cd6.png

Reli Indeks pada grafik Daily nampaknya akan menemui resisten pada Fibonacci Retracement 23.6% yang setelahnya bisa menyeretnya turun. Dengan melihat pergerakannya pada Ascending Price Channel yang digambarkan pada Chart, ACY memperkirakan potensi penurunan kemungkinan akan menarik indeks kembali pada garis batas bawah Channel. Artinya, investor dapat mencari sejumlah posisi short saat hal itu terjadi.

Namun demikian, apabila indeks sukses tembus resisten mayor pada retracement yang akan datang, maka kenaikan RSI dan MACD mengindikasikan dorongan lebih lanjut menuju level rintangan berikutnya di sekitar 6629 poin (Fibo Retracement 38.2%).

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Apakah Breakout NZD/USD Menandakan Kenaikan Lanjutan?

Dolar New Zealand mengalami reli dua hari beruntun per pukul 4:00 pm di Sydney, setelah Amerika Serikat menunjukkan pasar ketenagakerjaan yang lebih lemah dibanding perkiraan, diikuti dengan sejumlah kemunduran yang dialami oleh Dolar AS dalam dua hari terakhir.

Nampaknya, terdapat korelasi negatif antara indeks Dolar AS dan ketegangan perang dagang. Artinya, ketegangan yang lebih kuat dalam perselisihan dagang antara AS-China akan mendorong Dolar AS menguat, sembari menjerumuskan pasar ekuitas.

Dalam situasi seperti ini, Presiden China Xi Jinping menyampaikan pidato yang memberikan sinyal positif bagi pasar, karena ia mendukung globalisasi dan pembukaan pasar China, dalam upacara pembukaan Boao Forum. Hal itu sangat menenangkan ketegangan perdagangan, sehingga justru melemahkan Dolar AS.


Outlook Teknikal NZD/USD

Kenaikan intraday NZD/USD mendorong pasangan mata uang ini ke atas Descending Price Channel, dan ACY menilai kemungkinan akan meningkat lebih lanjut menuju resisten penting di sekitar 0.7436 yang notabene merupakan level tinggi (high) 16 Februari lalu. Apabila hal itu tak terjadi dan NZD/USD bergerak mundur, maka batas atas Channel akan menjadi level support untuk mencegah penurunan lebih jauh.


Grafik NZD/USD Daily

b40cf00ea8e552f6e3dd6ff4ca084fef.png

Disandingkan dengan analisis indikator lainnya, ACY menemukan bahwa MACD baru saja mulai bergerak naik dan Relative Strength Index (RSI) menunjukkan level rendah yang lebih tinggi dalam beberapa pekan terakhir. Tanda-tanda tersebut merupakan sinyal bullish bagi buyer pada tahap ini.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Breakout Pada WTI Bisa Picu Kenaikan Lebih Tinggi

Kontrak berjangka West Texas Intermediate untuk pengiriman bulan Mei melesat naik USD1.16 ke penutupan pada USD66.694 per barel di New York Mercantile Exchange, mencapai level tertinggi tiga tahun akibat risiko geopolitik yang mengguncang pasar minyak. Ini merupakan peristiwa langka ketika pergerakan pasar minyak mentah dan pasar saham menuju ke arah perbeda.

Investor memperhatikan risiko-risiko geopolitik yang telah mendorong harga minyak ke rekor tertinggi sejak 2014. Arab Saudi, eksportir minyak terbesar dunia, menggagalkan serangan misil ke ibukotanya, hanya beberapa jam setelah Presiden AS Donald Trump memperingatkan bahwa misil AS akan segera menyerang Suriah. Ketegangan ini bahkan membuat hubungan AS-Rusia merosot hingga titik beku.

Harga minyak mentah ditutup dekat level tinggi 15 Januari pada 66.693, setelah harga intraday naik hingga 67.4 tetapi kemudian menurun. Harga pembukaan hari ini lebih tinggi dibanding harga penutupan sebelumnya, sehingga mengindikasikan performa kuat dan ekspektasi tinggi di kalangan investor.

WTI diperdagangkan sedikit meningkat pada USD66.80 per barel pada pukul 12:00 PM di Sudney. Pergerakannya sudah menembus resisten penting yang bertempat pada level tinggi tanggal 15 Januari, sebagaimana nampak pada grafik yang digambarkan oleh ACY berikut ini.

Grafik WTICOUSD Daily

b037d4cc544b6c220b0df908202cf05f.png

Harga minyak cenderung menjaga momentum kenaikan, tetapi akan menghadapi resisten dalam perjalanannya ke atas. Resisten ini merujuk pada batas atas Uptrend Price Channel yang telah terbentuk sejak pertengahan Februari. Namun, menurut ACY, bila WTI mampu breakout dari Channel ini, maka dapat menghantarkan pada kenaikan yang lebih tajam di masa depan.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
S&P500 Siap Reli Dalam Beberapa Jam Ke Depan?

Pada Indeks S&P500 grafik Hourly, pergerakannya naik menyusuri sebuah Uptrend Channel, meskipun mengalami sejumlah penurunan dalam beberapa jam lalu. Indeks ini bergerak menuju level rendah satu sesi, mendekati batas bawah Channel, yang bisa dipandang sebagai support penting pada basis Hourly. Setelah menyentuh level support ini, ACY menilai, pergerakannya kemungkinan akan reli dalam beberapa jam ke depan.

Grafik S&P500 Pada Timeframe Hourly

af6132e5c35b986ec996db2cab7898ab.png

Berlanjutnya prediksi Uptrend juga bisa dilihat dari Stochastic Oscillator yang bertempat di area jenuh jual (overbought) dan memiliki kecenderungan untuk bertolak kembali ke atas ambang 20 di mana investor direkomendasikan untuk Buy. Selain itu, Relative Strength Index (RSI) mendekati level support, dengan ekspektasi sinyal reli yang sangat tinggi.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Dolar Aussie Di Persimpangan Setelah Serangan Udara Atas Suriah

Dolar Australia naik tipis 0.14 persen dan ditutup pada $0.77613 di hari Jumat, setelah harga intraday mencapai high $0.78094, level tertinggi satu sesi dalam sebulan terakhir. Di sisi lain, Indeks Dolar AS menurun pada hari Senin, setelah Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris melancarkan serangan militer karena pimpinan Suriah Bashar Al-Assad dicurigai melakukan serangan kimia atas warga sipil.

Pada grafik Daily, AUD/USD terbentur level resisten pada sebuah Channel harga menurun yang dimulai sejak awal Februari. ACY menilai, jika pasangan mata uang ini bisa naik lebih tinggi, maka bisa jadi akan ada dorongan yang lebih tahan lama untuk menembus garis batas atas Channel. Namun demikian, dibutuhkan konfirmasi.

Sebagaimana telah disampaikan sebelumnya, mulai dari sini, target untuk resisten adalah batas atas Channel. Dorongan lebih tinggi mengungkap level tengah Fibonacci Retracement 50% di sekitar 0.7818. Di sisi lain, support jangka pendek terletak pada Retracement 61.8%. Pada titik ini, jarak sempit antara garis horizontal Retracement dan Resisten yang menurun, akan mendorong harga untuk memilih arah tertentu, sehingga investor perlu lebih berhati-hati dan bersabar.

Grafik AUD/USD Daily

63828b55775212a221303473d9998ccd.png

Jika disandingkan dengan aplikasi indikator Relative Strength Index (RSI 7), maka nampak bahwa kenaikan AUD/USD diikuti oleh uptrend-nya RSI yang mendekati area jenuh beli (overbought). Ketika RSI naik lebih tinggi lagi ke lebih dari 70 bertepatan dengan breakout harga, maka ini adalah waktu yang bagus bagi investor untuk membuka posisi long. Apabila setelah itu RSI menurun ke bawah 70, maka ACY menilai itu merupakan sinyal bahwa investor perlu sell AUD/USD.

Saat ini, MACD yang uptrend juga menandakan bahwa harga boleh jadi terus meningkat, kecuali ada pembalikan harga yang nyata.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Harga Minyak Jatuh Di Tengah Memudarnya Risiko Geopolitik

Pada hari Senin, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Mei jatuh $0.953 ke penutupan pada $66.317 per barel, setelah reli lima sesi beruntun seusai serangan AS, Prancis, dan Inggris ke Suriah. AS, Prancis, dan Inggris membombardir Suriah sebagai respon atas serangan kimia yang dilakukan pemerintahnya terhadap warga sipil. Kemunduran harga minyak merefleksikan kelegaan pasar bahwa serangan misil ke Suriah tidak meluas menjadi konflik regional yang lebih luas maupun bereskalasi.

Jumat lalu, minyak bumi melonjak ke level tertingginya sejak 2014 seiring dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah. Sementara itu, ACY mencatat, output minyak AS melesat tujuh pekan beruntun dan aktivitas pengeboran berada di level tertinggi sejak tahun 2015.

Dalam lingkup harga minyak yang lebih luas, dipertimbangkannya perpanjangan kesepakatan OPEC untuk memangkas output hingga 2018, boleh jadi mendongkrak harga minyak menuju $80; target harga yang diharapkan oleh para pejabat OPEC.

Outlook Teknikal WTI

Dengan memantau grafik Daily, kita menemukan bahwa kemarin terjadi breakout ke bawah resisten yang ditempatkan pada level tinggi 25 Januari dekat 66.69.

Harga intraday berada pada 66.57 per pukul 12:30 pm waktu Sydney, dengan sedikit kenaikan dalam upaya untuk naik kembali ke atas level resisten. Kegagalan upaya ini akan mengakibatkan penurunan lebih lanjut, menuju support yang bertepatan dengan Moving Average 20-Day. Dalam pandangan ACY, kemunduran ke level yang lebih rendah akan mengarah ke batas bawah Channel harga yang digambarkan dalam grafik.

Grafik WTICOUSD Daily

166e4f63878a03c23a378f7eb366d633.png

Secara teknikal, pergerakan harga pada grafik Daily dihentikan oleh batas atas Channel tempat harga berada saat ini. Situasi ini bertepatan dengan penurunan indikator Stochastic Indicator kembali ke 80, lokasi dimana investor bisa mulai mempertimbangkan untuk membuka posisi short dalam produk ini.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
GBP/USD Mundur Saat Hadapi Resisten

Pound mundur dari level tertinggi terhadap Dolar AS sejak 23 Juni 2016, mematahkan kenaikan beruntun selama tujuh hari sebelumnya. GBP/USD jatuh 0.35 persen dan menetap di $1.42840, menghapus sebagian kenaikan yang mengantarkannya ke level tertinggi satu sesi. Sementara itu, level tinggi dan level rendah terbaru telah membentuk Ascending Price Channel.

Grafik GBPUSD Daily

5a8eff5966fd218b795c76848c00a3a7.png

Kemunduran Pound nyata dipicu oleh batas atas Channel ini, karena terjadi setelah harga menyentuh resisten pada batas atas Channel. Menurut ACY, kemunduran berkelanjutan bisa diekspektasikan akan menuju support yang bertepatan dengan Moving Average 20-Day. Apabila itu tidak terjadi, maka pasangan mata uang ini akan berusaha untuk menguji resisten lagi dengan sejumlah ruang yang dapat dimasuki oleh buyer.

Angka RSI yang tinggi dan berada di area jenuh jual (overbought), memberikan sinyal potensi pullback ke bawah 70. Apabila RSI bergerak menembus ke bawah 70, maka investor harus mulai mencari peluang untuk Sell.

Selain pada level-level yang telah disebutkan, target resisten berikutnya terletak pada Retracement 100.0% pada 1.4344 yang berada tepat di atas harga saat ini. Sedangkan apabila harga bergerak mundur, maka ACY memperkirakan, penembusan Moving Average 20-Day akan mengantarkan pada Retracement 61.8% di sekitar 1.41.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Akankah Breakout Pound Mengakibatkan Penurunan Lebih Jauh?

Pound jatuh tajam tiga hari beruntun terhadap Greenback pada hari Kamus, merosot sekitar 0.84 persen dan menetap pada $1.40808; nyaris menghapus semua kenaikan yang telah dialami selama dua pekan terakhir. Pembalikan harga jangka pendek dimulai ketika data penting Inggris yang dirilis menunjukkan kecenderungan perlambatan ekonomi.

Nada dovish yang disampaikan Gubernur Bank of England, Mark Carney, mengakibatkan Pound menurun. Ia memberikan sinyal bahwa ekspektasi kenaikan suku bunga bulan depan boleh jadi tidak akan terwujud; alih-alih, Inggris harus bersiap-siap untuk menghadapi sejumlah kenaikan suku bunga dalam beberapa tahun mendatang.

Carney mengakui lemahnya data-data ekonomi belakangan ini, berdasarkan sejumlah laporan yang telah dipublikasikan. Penjualan ritel Inggris merosot 1.2 persen pada bulan Maret, dua kali lipat lebih rendah dari prediksi sebelumnya, karena salju dan dinginnya cuaca yang mengakibatkan orang-orang enggan keluar rumah dan menganggu pengiriman barang-barang. Sementara itu, ACY mencatat, inflasi mengalami kenaikan 2.5 persen saja, di bawah prediksi awal pada 2.7 persen.

Outlook Teknikal GBP/USD

Secara teknikal, GBP/USD saat ini sudah lepas dari batas bawah pada Ascending Channel, sehingga menurut ACY, pasangan mata uang ini bisa jadi terus bergerak menurun untuk mencari support jangka panjang dari Channel lebih tinggi yang digambarkan dengan tinta biru. Sebelum GBP/USD mencapai posisinya saat ini, pasangan mata uang tersebut pada dasarnya telah berada pada uptrend yang terbentuk sejak awal Maret.

Grafik GBPUSD Daily

1f4c0af9ceb6e61d9b7a3314f87f4ffe.png


Indikator Stochastic Oscillator menunjukkan pasangan mata uang ini berada pada posisi jenuh jual (oversold). Apabila Stochastic bergerak naik ke atas 20, maka ini menandakan waktunya bagi investor untuk mempertimbangkan aksi jual.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Dapatkah Level Rendah Saat Ini Menopang Dolar Australia?

Dolar Australia mengalami penurunan hari kedua terhadap Greenback pada hari Jumat. AUD/USD menurun 0.76 persen ke harga penutupan pada USD0.76684, level terendah dalam tiga pekan terakhir. Dolar Australia merosot setelah Biro Statistik Australia melaporkan pada hari Kamis bahwa ketenagakerjaan nasional mengalami peningkatan lebih rendah dibanding perkiraan. Hal ini mengindikasikan bahwa suku bunga boleh jadi akan mengalami perubahan.

ACY mencatat, perekonomian Australia mengalami kenaikan 4,900 pekerjaan di bulan Maret, hanya seperempat dari estimasi ekonomi. Sementara itu, kenaikan ketenagakerjaan bulan Februari direvisi turun ke minus 6,300 setelah penyesuaian data sesuai siklus musiman. Tingkat pengangguran, sebuah data yang dipandang penting oleh bank sentral, tetap berada pada 5.5 persen, karena lebih sedikit orang mencari pekerjaan pada bulan lalu.

Berkurangnya kenaikan pekerjaan kemungkinan meredam ekspektasi kenaikan suku bunga Reserve Bank of Australia dalam tahun ini, karena Gubernur RBA Philip Lowe mengatakan, ia ingin pasar tenaga kerja mendekati full employment (tingkat pengangguran sekitar 5 persen), sebelum mempertimbangkan kenaikan suku bunga untuk pertama kalinya sejak tahun 2010.

Outlook Mingguan AUD/USD

b13a1b92daaaea00099312e3c74d0662.png


AUD/USD nampaknya bergelut di kisaran antara batas atas Descending Channel jangka menengah dan level support horizontal dekat 0.7649. ACY menilai, harga intraday pada 12:20 pm di Sydney ditopang oleh garis support ini. Jika AUD/USD tidak bergerak menurun untuk menembus level ini, maka kemungkinan akan rebound untuk menguji resisten Fibonacci 61.8%. Dorongan lebih lanjut di atas level tersebut menyingkap batas atas Descending Channel terkait.

Sebaliknya, jika AUD/USD tembus ke level lebih rendah, maka akan bertemu support jangka panjang dari garis tren naik yang telah meningkat sejak Januari 2016.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Outlook Jangka Pendek USD/CAD Nampaknya Akan Mundur

Greenback sepertinya lelah menjaga momentum kenaikannya terhadap mata uang-mata uang mayor dalam beberapa hari terakhir, dan akan beristirahat sejenak. Dolar Kanada bertahan selama dua hari terakhir. Tepat setelah mengalami penurunan empat hari beruntun terhadap Dolar AS, Dolar Kanada naik sedikit 0.09 persen ke C$1.28435, dengan harga intraday sempat mencapai setinggi 1.28966.

Awasi data GDP AS yang akan dirilis pada hari Jumat, yang diekspektasikan mencatat laju kenaikan 2.0 persen pada kuartal pertama tahun 2018, jauh lebih rendah dibandingkan data periode sebelumnya. Lambatnya pertumbuhan ekonomi boleh jadi membebani kekuatan pembalikan indeks Dolar AS. Walaupun indeks ini sudah keluar dari kisaran yang dihuninya selama lebih dari tiga bulan, tetapi perekonomian yang lebih lemah kemungkinan akan menjatuhkan Greenback dalam jangka pendek.

Pada grafik Daily yang ditarik oleh ACY, USD/CAD secara umum mengikuti Ascending Price Channel yang telah dimulai sejak pertengahan Agustus dan memandunya menuju upswing dalam jangka panjang. Apabila kita ingin melihat bagaimana pergerakannya dalam beberapa hari ke depan, maka sejumlah kekalahan kemungkinan akan terjadi dalam menghadapi dua resisten penting pada Fibonacci Retracement 23.6% dan 50.0%, yang masing-masing berada dekat 1.2923. Pasangan mata uang ini juga akan menemui level support pada Retracement 38.2% tepat di bawahnya.


Grafik USD/CAD Daily

2a9ef4df844ecfa3ecb2a2631848b738.png


Di sisi lain, jika pasangan mata uang ini berhasil menembus kedua resisten tersebut, maka kenaikan lebih lanjut bisa terjadi hingga mencapai level tinggi 1.31243 yang sebelumnya tercapai pada 19 Maret. Namun, kita juga perlu berfokus pada Stochastic Oscillator yang membantu strategi trading. Posisinya berada pada area jenuh jual (overbought) dan mengarah ke bawah. Asalkan level "80" ditembus, maka ACY menyarankan investor agar mempertimbangkan aksi jual.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Grafik Nasdaq Hourly Tengah Menunggu Breakout

Kontrak berjangka saham AS mendapatkan kenaikan tipis, sementara saham-saham Asia tak mengalami perubahan besar pada hari Selasa; setelah Amerika Serikat menunda penerapan bea impor logam atas negara-negara sekutunya hingga 1 bulan. Indeks Nasdaq 100 Futures mengalami penurunan beruntun hari kedua dan ditutup pada 6583.1; nyaris menghapus seluruh kenaikan yang dialami pada hari Kamis.

Pada hari Senin, pasar menantikan bagaimana AS akan bersikap menjelang penerapan bea impor atas besi baja dan aluminium. Sesuai ekspektasi, Presiden AS Donald Trump menunda keputusan untuk menerapkan bea tersebut pada Kanada, Uni Eropa, dan Meksiko, hingga 1 Juni. AS juga telah mencapai kesepakatan mengenai prinsip-prinsip bea impor dengan negara-negara lain, termasuk Australia dan Brazil.

Ada peristiwa penting bagi pasar AS pekan ini. Federal Open Market Committee, yang akan memulai rapat dua hari pada hari Selasa, diekspektasikan membiarkan suku bunga untuk pinjaman bank overnight tetap pada kisaran 1.5-1.75 persen. Suku bunga yang tak berubah akan membuat pasar saham cukup stabil.

Pada grafik 1-jam, Indeks Nasdaq 100 bergumul di kisaran antara Fibonacci Retracement 38.2% dan 50.0%, setelah mendapatkan dorongan dari level support pada Retracement 50.0%. ACY memperkirakan, breakout ke arah manapun setelah ini dapat mengakibatkan pergerakan berkelanjutan.

Grafik NASDAQ 1-Hour

e195828831f1daf2bbbdbae1521c1ba8.png

Dikombinasikan dengan penggunaan Relative Strength Index (RSI) untuk memprediksi, nampak bahwa grafik menunjukkan Bullish Divergence. Hal ini mengindikasikan potensi pembalikan arah (reversal) dalam beberapa jam ke depan. ACY menyarankan agar investor perlu memperhatikan kemungkinan ini.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
EUR/USD Cenderung Menurun Karena Ketenagakerjaan AS Bagus

Euro tetap flat dengan mencatatkan kenaikan terbatas saja terhadap Dolar AS selama empat hari beruntun, setelah mencapai support pada Fibonacci Retracement 61.8%. Harga intraday EUR/USD diperdagangkan pada 1.1971 per pukul 12:50 PM di Sydney, naik sekitar 0.11 persen setelah Departemen Ketenagakerjaan AS mengayakan Nonfarm Payroll di bulan April tak sebagus ekspektasi.

Departemen Ketenagakerjaan AS mempublikasikan laporan pengangguran dan rekrutmen pada hari Jumat, menyediakan gambaran terbaru mengenai perekonomian. Menurut sejumlah statistik, pasar tenaga kerja kuat, tetapi tidak berlebihan; sedangkan ekspansi ekonomi memiliki landasan kuat, meskipun agak lambat di awal tahun ini menjelang diberlakukannya pemangkasan pajak. Bulan ini, ekspansi ekonomi AS mencatat rekor terpanjang kedua dalam sejarah.

Nonfarm Payroll pada bulan April bertambah 164,000, lebih rendah dibanding forecast; sementara dilakukan penambahan sebanyak 30,000 atas data dua bulan sebelumnya. Tingkat pengangguran jatuh ke 3.9 persen; level terendah sejak 2000 yang sekaligus menandakan bahwa pasar tenaga kerja AS menjadi makin kompetitif. Gaji naik 2.6 persen dalam setahun terakhir, tak lebih tinggi dari inflasi. Kenaikan moderat tersebut boleh jadi tak mendorong Federal Reserve untuk meningkatkan suku bunga acuannya dengan lebih agresif dibanding yang telah disinyalkannya.

Di sisi lain, Core CPI Zona Euro hanya naik 0.7 persen; di bawah ekspektasi dan masih jauh dari target 2.0 persen yang ditentukan bank sentralnya. Menurut ACY, data inflasi yang lemah kemungkinan takkan mendorong ECB untuk menaikkan suku bunga tahun ini.

Outlook Teknikal EUR/USD

Pada grafik Daily, EUR/USD ditahan pada level support pada Fibonacci Retracement 61.8%. Berdasarkan situasi ekonomi yang tangguh di Amerika Serikat, ACY memprediksi pasangan mata uang ini akan break out ke bawah untuk menguji level rendah di sekitar 1.1716 yang sebelumnya disentuh pada 12 Desember.

Grafik EURUSD Daily

436dc81174a43cdb054ea56e66d87dd3.png

Dengan memantau beberapa indikator seperti Relative Strength Index (RSI) dan Moving Average Convergence Divergence (MACD), nampak bahwa pergerakan EUR/USD masih dalam momentum menurun. Hal ini mengindikasikan kemungkinan penurunan lebih jauh pada EUR/USD.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Minyak Naik Lagi Setelah Trump Keluar Dari Perjanjian Nuklir Iran

West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan Juni memperpanjang kenaikannya sedikit, tetapi ditutup di atas USD70 untuk pertama kalinya sejak akhir 2014. Level rendah intraday kemarin sempat tembus Moving Average 20-Day ke USD67.62, tetapi kemudian berbalik naik lagi dengan dukungan MA-20 tersebut.

Harga intraday WTI diperdagangkan pada USD70.60 per barel pada pukul 11:24 AM di Sydney, dan dapat mengalami kenaikan moderat setelah Presiden Donald Trump mengatakan AS akan menarik diri dari perjanjian tahun 2015 yang membatasi program nuklir Iran dan menerapkan kembali sanksi atas Republik Islam tersebut. Keputusan Trump membuka babak baru yang dipenuhi ketidakpastian bagi Timur Tengah.

Keputusan Presiden Trum untuk menerapkan sanksi kembali atas Iran, cenderung mengetatkan sisi suplai pasar minyak dan bisa menggagalkan berbagai kesepakatan dagang senilai milyaran Dolar AS. Namun, perhatian saat ini terletak pada bagaimana sanksi semacam itu akan berdampak bagi perekonomian AS dan dunia secara keseluruhan.

Kenaikan harga minyak bisa mendorong laju CPI di Amerika Serikat. Sekarang saja Data Core CPI telah mencapai 2.1 persen, lebih tinggi dibanding target yang telah ditentukan oleh Fed; sehingga kemungkinan dapat membuatnya menaikkan suku bunga lebih cepat dibanding ekspektasi.

Mengenai apakah momentum kenaikan harga minyak akan berkelanjutan atau tidak, ACY menilai perlu diperhatikan rapat OPEC berikutnya pada bulan Juni. Pada saat itu, akan diputuskan apakah kesepakatan pemangkasan output akan diperpanjang hingga tahun 2019, setelah kadaluwarsa pada akhir tahun 2018.


Outlook Teknikal WTI

Pada grafik Daily, kita bisa melihat pergerakan naik yang kuat dan terus menerus pada WTI. Dalam sudut pandang lebih luas, reli telah berlangsung selama nyaris setahun.

Grafik WTICOUSD Daily

661bd6fc9b9201868270c8038f5bbe1b.png

Sebagaimana ditampilkan pada grafik, pergerakan naik berlangsung dalam channel yang terbentuk sejak Februari. Karena batas atas Channel mencegah harga untuk breakout, maka ACY memperkirakan WTI akan cenderung mundur sedikit pada jangka waktu sangat pendek hingga mencapai support pada MA20. Namun, bila breakout benar-benar terjadi, maka dapat memicu kenaikan dengan laju lebih cepat.

Dengan memantau juga indikator CCI (14), nampak bahwa pergerakan mundur didukung pula oleh ambang 100. Jika indikator CCI mundur lagi ke area jenuh beli (overbought), maka aksi jual bisa menjadi opsi berikutnya bagi investor.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
NZD/USD Mungkin Lanjutkan Penurunan Setelah Putusan RBNZ

Dolar New Zealand melanjutkan momentum penurunannya hingga mencapai level terendah satu sesi sejak pertengahan Desember. Mata uang ini diperdagangkan pada $0.6922 terhadap Dolar AS per pukul 11:30 AM waktu Sydney, setelah bank sentral New Zealand (RBNZ) membiarkan suku bunga tetap pada rekor terendah dan membuka kemungkinan pemangkasan suku bunga, karena inflasi masih lemah.

Pada hari Kamis, Gubernur RBNZ Adrian Orr memutuskan untuk membiarkan Official Cash Rate tetap pada 1.75 persen, dan mengatakan takkan merubahnya untuk waktu cukup lama. ACY mencatat, RBNZ menunda perkiraan waktu kenaikan OCR dari kuartal dua ke kuartal tiga tahun 2019.

Inflasi New Zealand melambat lebih jauh pada kuartal pertama tahun 2018 ke 1.1 persen, setelah meningkat 1.6 persen pada kuartal sebelumnya. Sementara itu, GDP melaju 0.6 persen di kuartal keempat tahun 2017, tetapi sedikit di bawah ekspektasi pertumbuhan 0.7 persen yang diharapkan konsensus. Dalam situasi seperti ini, membiarkan suku bunga tetap pada rekor level terendah, akan mendukung ketenagakerjaan dan stabilitas harga yang lebih baik.

Outlook Teknikal NZD/USD

Dalam jangka pendek, ACY memperkriakan, suku bunga tetap kemungkinan akan mengakibatkan penurunan terus-menerus bagi NZD/USD. Secara teknikal, Descending Channel yang agresif telah mendorong pasangan mata uang ini turun dengan laju moderat, dan kemungkinan akan memperpanjang momentumnya untuk beberapa waktu lagi.

Chart 1: NZDUSD Daily

d923bfae4fdd42ffd91e4e25122a0e4b.png

Dari level harga sekarang, support terdekat terletak pada kombinasi antara batas bawah Channel dan level 0.6897 yang sebelumnya tercapai sebagai high pada akhir November. Namun, divergen RSI yang positif menunjukkan adanya potensi pembalikan (reversal). Apabila RSI tembus dari level terendah sesi sebelumnya, maka penurunan lebih lanjut kemungkinan akan kembali terjadi.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
USD/CAD Terhuyung-huyung Seiring Mundurnya Dolar

Dolar Kanada menunda momentum kenaikannya untuk dua hari beruntun, meski Indeks Dolar AS terus mundur hingga 92.34. USD/CAD diperdagangkan 0.19 persen lebih tinggi pada C$1.2791, kehilangan momentum penurunannya, karena Loonie melemah lebih parah ketimbang Greenback.

Kanada gagal menggalang lapangan kerja baru pada bulan April; bukannya mencatatkan kenaikan 20,000 sesuai ekspektasi, justru kehilangan 1,100 pekerjaan dalam sebulan. Namun, tingkat pengangguran tetap berada di level terendah dalam empat dekade dan gaji karyawan terakselerasi, sehingga mensinyalkan pasar tenaga kerja yang ketat. Ini merupakan kedua kalinya perekonomian tak menciptakan lowongan sejak pertengahan 2016. Meski begitu, satu hal dapat dipandang positif: penurunan khususnya terjadi pada pekerjaan paruh waktu, yaitu sebanyak 30,000. Sementara itu, pekerjaan full-time mengalami kenaikan sebesar 28,000.

Outlook pasangan mata uang tersebut untuk pekan ini akan berfokus pada performa Amerika Serikat pada penjualan ritel, yang diperkirakan akan mencapai 0.3 persen dibanding 0.6 persen pada periode sebelumnya. Kemudian CPI Kanada akan dirilis pada hari Jumat, dengan ekspektasi sama dengan pencapaian 2.3 persen pada periode sebelumnya.

Dolar bertahan stabil pada hari Senin, meski relinya baru-baru ini kehilangan daya sehubungan dengan mengendurnya yield obligasi AS. Dalam catatan ACY, Investor mengurangi ekspektasi akan dirilisnya serangkaian kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve dalam tempo cepat.

Outlook Teknikal USD/CAD

Pada grafik Daily, USD/CAD menemukan support pada Fibonacci Retracement 38.2% setelah dua hari beruntun turun signifikan. Karena tak ada banyak ruang antara Retracement 50.0% dan 38.2%, maka ACY menyarankan investor untuk lebih sabar dalam memutuskan untuk memilih suatu arah tertentu.

Grafik USD/CAD Daily

af81221b0e941ac53f07f144f400a7db.png

Disertai dengan penggunaan indikator Stochastic Oscillator untuk memprediksi pergerakan berikutnya, nampak bahwa posisi terletak di area jenuh jual (oversold). Di sini, aksi beli harus disiapkan begitu arahnya berbalik ke atas 20. Namun, jika pergerakan USD/CAD jatuh lebih jauh dan tembus Retracement 38.2%, maka aksi jual bisa menjadi opsi yang bagus.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Nasdaq Naik Lagi Di Tengah Meredanya Ketegangan Dagang AS-China

Pasar saham Amerika Serikat memperpanjang kenaikannya untuk hari kedelapan beruntun, karena ketegangan perdagangan antara China dan AS mereda. Kedua pihak bersedia terus bernegosiasi pasca sebuah rapat yang digelar awal bulan ini di Beijing.

Index Nasdaq 100 melejit pada hari Senin, setelah Presiden Trump mengambil langkah rekonsiliasi guna membantu perusahaan China pembuat perangkat telekomunikasi, ZTE, kembali beroperasi.

Indeks tersebut kemudian memangkas kenaikannya, lantaran Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan bahwa AS mencari jalan alternatif untuk menghukum ZTE Corp atas pelanggaran hukum yang dilakukannya secara terpisah dari negosiasi perdagangan. Namun, setelah bias lebih ringan yang ditunjukkan Trump dalam hal sanksi atas ZTE, saham-saham sejumlah perusahaan suplai AS yang berkaitan dengan ZTE meningkat dengan cepat, termasuk Qualcomm Corp, Lumentum Corp, and Intel Corp; sehingga indeks-indeks teknologi terdorong tinggi pada hari Senin.

Pada hari Selasa, ACY mencatat indeks mundur sedikit dalam perdagangan intraday, boleh jadi karena dipengaruhi oleh pernyataan Ross. Di grafik Daily, indeks Nasdaq 100 menyentuh level tertinggi dua bulan dan berupaya menggapai batas atas Ascending Channel. Akan tetapi, support jangka pendek pada MA5 telah terbentuk di sekitar 6930.0, dan breakout ke level yang lebih rendah akan mengungkap support berikutnya pada 6846.7. Dari sini, resisten jangka pendek adalah sekitar 7017.5. Kenaikan lebih tinggi akan mengungkap level tertinggi satu sesi pada 7187.7.


Grafik NASDAQ 100 Daily

e7bc0763ad7f91189d884f4729727e8d.png

Lonjakan indeks baru-baru ini mendorong Relative Strenght Index (RSI 7) ke area jenuh jual (overbought), menunjukkan performa kuat. Dalam pandangan ACY, investor yang akan melakukan short-selling (buka posisi sell), bisa masuk ke pasar setelah RSI mundur ke bawah 70.


Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
EUR/USD Kemungkinan Terus Menurun Di Tengah Perlambatan Ekonomi

Euro tumbang pada hari Selasa; hari penurunan keduanya setelah gagal reli. Mata uang ini merosot sekitar 0.75 persen ke $1.18363 terhadap Dolar AS. Penurunan EUR/USD terjadi karena perekonomian Zona Euro melambat pada kuartal pertama.

Data dari kantor statistik Uni Eropa, Eurostat, menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Zona Euro melambat pada tiga bulan pertama tahun ini, dan hasil produksi industri pada bulan Maret lebih lemah dibanding ekspektasi. GDP Zona Euro tumbuh 2.5 persen year-on-year, sejalan dengan estimasi sebelumnya, sekaligus lebih rendah dari pencapaian periode sebelumnya.

Eurostat juga mengatakan bahwa produksi industri naik 0.5 persen month-on-month pada bulan Maret, lebih rendah dari estimasi pasar yang mengharapkan kenaikan 0.7 persen. Secara year-on-year, produksi meningkat 3 persen pada bulan Maret; padahal diekspektasikan naik 3.7 persen.


Outlook Teknikal EUR/USD

Pada grafik Daily, outlook EUR/USD tetap dalam tren menurun yang dihalangi Fibonacci Retracement 61.8%, setelah gagal reli ke atas Moving Average 200-Day. Lebih dari itu, perlintasan (crossover) antara Moving Average 200-Day dan Moving Average 20-Day kemungkinan memicu kemerosotan lebih lanjut. Apabila hal itu terjadi, maka ACY memperkirakan, level support yang bertepatan dengan low tanggal 12 Desember bisa menghentikan pergerakan bearish.

8cb27367a34fcf1e872b1526a4a3154e.png

Dengan menggunakan alat Cycle Lines untuk menemukan siklus pasar dari pasangan mata uang ini, kita menarik garis berdasarkan sejumlah level rendah yang dapat ditemukan di atas grafik. Dapat dilihat bahwa ada beberapa ruang horizontal untuk menuju garis vertikal berikutnya yang tercipta ketika Cycle Lines menyentuh level terendah. Secara keseluruhan, ACY memprediksi EUR/USD akan terus menurun dalam pekan ini.

Sumber : https://www.acy.com/category/market-analysis?affiliate=12229
 
Back
Top