Abu Sayyaf - sandera 10 WNI (UPDATE)

Status
Not open for further replies.
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

semoga yang di sandra tidak di siksa

ini kan kasus ekonomi jd tentu sandera tak di siksa, paling tak dikasih makan yg cukup atau lgsg di bunuh jika tuntutan mereka tak dipenuhi
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

Begini Kondisi Sandera yang Dibebaskan Abu Sayyaf

abu-sayyaf_20160409_204922.jpg

Rolando del Torchio



TRIBUN-TIMUR.COM - Sandera asal Italia yang dibebaskan kelompok Abu Sayyaf pada Jumat (8/4/2016), ditemui dalam keadaan kurus kering.

Rolando del Torchio menjadi satu-satunya sandera yang dibebaskan Jumat itu, yang menjadi batas waktu pembayaran tebusan.

Pria yang merupakan seorang misionaris itu ditemukan dalam sebuah kapal ferry yang tengah menuju Kota Zamboanga pada Jumat malam.

Kondisi kesehatan Torchio sangat buruk, sampai harus dibawa ke rumah sakit militer setempat.

Sabtu (9/4/2016) ini, Torchio sudah diperbolehkan meninggalkan rumah sakit dan saat ditemui wartawan, ia ditemui berkondisi kurus kering.

"Berat badannya menurun drastis, jauh lebih kurus dari penampilannya di foto-foto lamanya," sebut juru bicara kemiliteran setempat, Mayor Filemon Tan.

"Namun, selain itu ia baik-baik saja," imbuh Tan.
Ia juga sempat diinterogasi oleh pihak kemiliteran, namun detail soal pembebasannya oleh Abu Sayyaf belum dirilis ke publik.
Belum diketahui apakah Torchio bebas atas tebusan yang telah dibayar atau tidak.
Dikatakan 10 orang sandera asal Indonesia masih ditahan oleh kelompok Abu Sayyaf, beserta sejumlah sandera warga asing lainnya.

Tentara Filipina All Out?
Hari terakhir pembayaran tebusan sandera Abu Sayyaf, Filipina meminta agar mempercayakan semua pada tentaranya.
Jumat kemarin merupakan tenggat waktu pembayaran tebusan atas nyawa 15 warga asing yang menjadi sandera kelompok militan Abu Sayyaf.

Dari 15 orang tersebut, 10 orang di antaranya adalah warga negara Indonesia.
Namun, hal itu tak mempengaruhi pasukan tentara Filipina yang telah ditugaskan untuk menyelamatkan para sandera tersebut.
"Percayakan semua pada tentara Filipina yang beroperasi, pokoknya kami tak akan berhenti," kata Kepala Humas Militer Filipina, Kolonel Noel Detoyato dikutip The Standard.
Ia pun mengatakan apapun yang terjadi pada para sandera, itu akan menjadi tanggung jawab para militan Abu Sayyaf.
"Kami akan menuntut pertanggungjawaban mereka," kata Detoyato seperti dikutip The Standard.
Disebutkan total permintaan tebusan kelompok Abu Sayyaf untuk 15 sandera tersebut mencapai tiga miliar peso, atau sekitar Rp 285 miliar.
Kelompok itu telah mengancam akan mengeksekusi setidaknya tiga sandera pada Jumat kemarin, yaitu dua sandera asal Kanada dan seorang asal Norwegia.

Pasukan militer Filipina sebelumnya telah mengepung kelompok Abu Sayyaf.
Tiga batalyon tentara Filipina sudah melakukan pengepungan.
Pengepungan tersebut dinilai dapat berimbas positif terhadap bebasnya 10 warga negara Indonesia yang disandera oleh kelompok tersebut.


Editor: Ilham Arsyam
Sumber: Tribunnews.com
saya kira sandranya baik" saja ternyata tersiksa juga disana
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

saya kira sandranya baik" saja ternyata tersiksa juga disana

itupun bebas setelah mendapat uang tebusan

TRIBUNKALTIM.CO - Seorang sandera asal Italia bernama Rolando del Torchio dibebaskan oleh kelompok teroris Filipina Abu Sayyaf, Jumat (8/4/2016) kemarin.

Kabarnya sandera tersebut dibebaskan setelah tebusan senilai 29 juta peso atau sekitar Rp 8,2 miliar diibayarkan ke teroris.

Belum ada kepastian soal penyebab mengapa Torchio bisa dibebaskan.

Namun, seorang pejabat kemiliteran mengatakan pada Daily Reporter bahwa kemungkinan besar ada yang membayar tebusannya.

Menurut Reuters, sejumlah media asing menyebut tebusan yang dibayar pada kelompok itu adalah sekitar Rp 8,2 miliar.

Sedangkan, Philstar.com menyebut Torchio dibebaskan atas tebusan sebesar Rp 37 miliar, berdasarkan informasi dari tim penyelidik.
 
Last edited:
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

Baku Tembak di Basilan, Kelompok Abu Sayyaf Tewaskan 18 Tentara Filipina

abu-sayyaf_20160410_100646.jpg

Milisi Abu Sayyaf. Militer FIlipina bertempur melawan kelompok Abu Sayyaf, Sabtu (9/4/2016).

TRIBUNKALTIM.CO, FILIPINA - Pertempuran sengit berlangsung sepanjang hari di pulau Basilan, Selatan Filipina, di mana terdapat 52 tentara Filipina mengalami luka-luka.

Setidaknya terdapat 18 orang tentara yang tewas terbunuh dan lebih dari 50 tentara lainnya mengalami luka-luka dalam pertempuran sengit yang berlangsung, Sabtu (9/4/2016).

Pertempuran ini berlangsung antara tentara Filipina melawan kelompok bersenjata Abu Sayyaf dan pejuang sekutunya yang bertempat di sebuah pulau di Selatan Filipina.

Pertempuran kali ini merupakan yang terbesar dan di mana pasukan tempur Filipina mengalami kekalahan terbesar sepanjang tahun ini.

Tentara Filipina telah berjuang melawan pemberontak muslim separatis dan pejuang komunis.

Seperti yang diwartakan situs Aljazeera, tiga orang militer resmi Filipina mengatakan kepada AP bahwa pertempuran sengit yang berlangsung sepanjang hari ini merupakan yang terbesar yang terjadi di Pulau Mindanao, Basilan.

Namun, ketiga tentara yang tidak disebutkan identitasnya tersebut mengungkapkan mereka tidak diizinkan memberikan penjelasan lebih rinci kepada publik.

Berdasarkan media lokal di Filipina mengatakan terdapat sekitar 100 pejuang Abu Sayyaf bentrok dengan pasukan tentara dan empat orang tentara Filipina tewas dipenggal.

Banyak tentara Filipina yang dievakuasi karena mengalami luka-luka, pertempuran ini masih terus berlanjut hingga Sabtu (9/4/2016) malam. (aljazeera)



sumber: tribunnews.com
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

Buru Abu Sayyaf Siang dan Malam, Filipina Kerahkan Pasukan Elite Tambahan

buru-abu-sayyaf-siang-dan-malam-filipina-kerahkan-pasukan-elite-tambahan-bYA.jpg

Kepala Angkatan Bersenjata Filipina, Jenderal Hernando Iriberri. | (Philstar/Kyle J. Richardson)

MANILA - Militer Filipina telah mengerahkan pasukan anti-teror elite tambahan untuk memburu bandit-bandit Abu Sayyaf siang hingga malam. Operasi militer Filipina terus berlanjut dan hingga Senin kemarin, total 13 militan Abu Sayyaf dibunuh.

Operasi militer digencarkan setelah 18 tentara Filipina tewas dalam perang selama 10 jam di Desa Baguindan, Kota Tipo-Tipo, Basilan, hari Sabtu pekan lalu. Jumlah korban tewas itu merupakan kerugian terbesar yang dialami militer Filipina sepanjang tahun ini.

Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), Brigadir Jenderal Restituto Padilla, mengatakan, 13 militan Abu Sayyaf merupakan akumulasi dari operasi sejak Sabtu hingga Senin.

Pasukan tambahan yang dikerahkan berasal dari pasukann anti-teror elite AFP, pasukan Light Reaction Company (LRC), dan Tentara Scout Rangers. Para pasukan tambahan itu dikirim ke Basilan untuk membantu melacak bandit-bandit Abu Sayyaf yang dipimpin oleh Isnilon Hapilon dan Furuji Indama.


Kepala AFP, Jenderal Hernando Iriberri, telah memerintahkan pasukan Filipina untuk melakukan operasi berkelanjutan melawan musuh.


”Kami telah mengerahkan pasukan tambahan ke pulau. Siang dan malam kita akan bergerak setelah bandit ini (beraksi),” kata seorang sumber militer Filipina, seperti dikutip Philstar, Selasa (12/4/2016).

Selain dari unit berbasis Basilan, pasukan dari Sulu juga dikerahkan untuk memburu kelompok Abu Sayyaf yang terlibat dalam penculikan untuk minta tebusan di kawasan Sabah.


sumber: http://international.sindonews.com/...na-kerahkan-pasukan-elite-tambahan-1460425200
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

ada berapa banyak pengikut Abu Sayyaf ?

tak ada keterangan pasti krn banyak dari faksi lain yang suka ikut gabung misalnya partai komunis Philipina, pengikut ISSIS dan juga banyak penjuang negara lain yg ikut gabung untuk latihan perang, makanya susah ditumpas. Lagi juga mereka berbaur dengan masyarakat sipil di Pulau basilan yang berpenduduk 400ribu jiwa
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

Sepuluh WNI Tak Berada di Lokasi Perang Filipina vs Abu Sayyaf

sepuluh-wni-tak-berada-di-lokasi-perang-filipina-vs-abu-sayyaf-lIZ.jpg

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi. | (Sindonews/Victor Maulana)

JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi memastikan bahwa sepuluh warga negara Indonesia (WNI) yang disandera faksi Abu Sayyaf tidak berada di lokasi perang yang terjadi antara militer Filipina dengan kelompok militan itu.


Kontak senjata pecah selama 10 jam pada Sabtu pekan lalu. Sebanyak 18 tentara Filipina tewas dan 53 lainnya terluka. Sedangkan di kubu Abu Sayyaf sekitar lima militan tewas.


Operasi militer Filipina kembali berlanjut hingga hari ini. Militer Filipina mengklaim, total ada 13 militan Abu Sayyaf tewas sejak kontak senjata hari Sabtu lalu hingga hari ini (11/4/2016).


Menlu Retno mengatakan, intensifikasi komunikasi dengan otoritas Fipipina terus dilakukan. Menurutnya, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan perhatian besar dalam upaya pembebasan sepuluh WNI. Kedua pemimpin Indonesia itu telah memberikan pengarahan untuk penguatan koordinasi.


”Sabtu sore saya mendapat informasi dari Menlu Filipina adanya kontak senjata antara pasukan Filipina dan Abu Sayyaf. Sebanyak 18 tentara meninggal dan 53 luka-luka. Saya telah sampaikan simpati dan duka cita ke Filipina,” kata Retno.


”Dari info sejauh ini dengan berbagai pihak, info terakhir dengan otoritas di Filipina, 10 WNI tidak berada di wilayah Basilan. Komunikasi terakhir dengan Menlu Filipina, pukul 08.41. (Kemudian) pukul 12.00 siang tadi informasi diperoleh ke-10 WNI dalam kondisi baik,” ujar Retno.


Lebih lanjut Retno meminta bantuan doa dari seluruh warga negara Indonesia, agar proses pembebasan 10 WNI dapat berjalan dengan baik.


sumber: http://international.sindonews.com/...kasi-perang-filipina-vs-abu-sayyaf-1460370772
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

tak ada keterangan pasti krn banyak dari faksi lain yang suka ikut gabung misalnya partai komunis Philipina, pengikut ISSIS dan juga banyak penjuang negara lain yg ikut gabung untuk latihan perang, makanya susah ditumpas. Lagi juga mereka berbaur dengan masyarakat sipil di Pulau basilan yang berpenduduk 400ribu jiwa
sungguh luarbiasa ya ,berarti benar" banyak pasukannya
 
Re: Lagi - Abu Sayyaf membajak kapal berbendera Malaysia

Mengapa Filipina Susah Berantas Abu Sayyaf?

377491_kelompok-abu-sayyaf-di-filipina-selatan_663_382.jpg

VIVA.co.id - Sepuluh warga negara Indonesia dan empat warga negara Malaysia hingga kini belum lepas dari sekapan kelompok militan Abu Sayyaf. Sebaliknya, 18 prajurit terbaik Filipina tewas sia-sia dalam sebuah penyergapan (ambush) di Tipo-tipo, Basilan, pada Sabtu lalu.

Naas. Begitulah kata yang tepat diucapkan. Namun apa daya, strategi gerilya kelompok yang dikenal sebagai Al Harakat Al Islamiyya (Harakatul Islamiyah) ini harus diakui lebih unggul ketimbang militer Filipina meskipun telah mendapat pelatihan antiteror dan pendanaan dari Amerika Serikat sejak 2001 era Presiden Gloria Macapagal Arroyo.

Sebegitu hebatkah Abu Sayyaf sampai-sampai Filipina seperti tak mampu memberangus kelompok yang mendiami wilayah Basilan, Filipina Selatan itu?

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Paramadina, Emil Radiansyah, mengatakan, Abu Sayyaf memiliki sejarah panjang untuk memperjuangkan berdirinya negara Islam di negara mayoritas beragama Katholik itu.

Kelompok ini berdiri pada 1991 oleh Abdurajak Abubakar Janjalani, mantan anggota Front Nasional Pembebasan Moro (MNLF), yang kecewa lantaran tidak terwujudnya pemberian Otonomi Khusus Filipina Selatan oleh Manila (sebutan untuk Pemerintah Pusat Filipina).

Unggul strategi dan lokasi

Kelompok ini terdiri dari berbagai milisi Islam yang berbasis di sekitar kepulauan selatan Filipina, antara lain Jolo, Basilan, dan Mindanao.

"Sosok kelompok ini pun cukup disegani karena mereka selalu menggunakan teror dan kekerasan. Jadi, masyarakat menjadi takut untuk melapor ke pemerintah," kata Emil kepada VIVA.co.id, Kamis, 14 April 2016.

Pelafalan nama Abu Sayyaf diambil dari nama Profesor Abdul Rasul Sayyaf yang merupakan nama pejuang Mujahidin di Afganistan era pendudukan Uni Soviet.

Selain itu, Emil mengungkapkan, letak geografis juga menjadi keunggulan Abu Sayyaf dalam melakukan operasi. Pasalnya, Filipina dan Indonesia adalah negara kepulauan yang harus dijangkau oleh angkutan laut dan udara.

Apalagi, Filipina Selatan sangat dekat dengan Malaysia di Kalimantan Utara dan Pulau Sulawesi. Daerah ini merupakan perairan yang dikuasai Abu Sayyaf. Sebagai contoh, tertangkapnya 10 ABK WNI dan empat warga Malaysia karena melewati perairan tersebut.

"Mereka (Abu Sayyaf) sangat mengenai daerah kekuasaannya. Di mana harus berdiam diri, bergerak, menyergap lalu lari. Ini namanya taktik gerilya. Sulit untuk mendeteksi keberadaan mereka karena suka nomaden (berpindah-pindah), khususnya bagi militer Filipina," tutur dia.

Tak hanya strategi dan letak geografis, Abu Sayyaf juga memiliki persenjataan modern.

Menurut Ali Fauzi Manzi, pengamat terorisme dan mantan aktivis gerakan radikal asal Lamongan, Jawa Timur, walau tak se-update militer Filipina, Abu Sayyaf disebut-sebut memiliki banyak senjata granat antitank (rocket- propelled grenade/RPG), senapan serbu M-16 dan AK-47, juga tersedia dalam jumlah besar.

Ali, yang juga adik pelaku Bom Bali 2002 Amrozi, Ali Gufran, dan Ali Imran, mengetahui detail tersebut karena pernah mengikuti pelatihan militer di Mindanao saat bergabung dengan Moro Islamic Liberation Front (MILF), sempalan MNLF.

Ia pun mengaku pernah "bersentuhan" dengan kelompok Abu Sayyaf pada 2002-2005.

"Mereka diajarkan memiliki kemampuan memodifikasi senjara, sehingga memiliki jarak tembak lebih jauh dan akurat. Apalagi memiliki pengalaman lama dalam pertempuran menghadapi Filipina. Jadinya sudah biasa," kata Ali Fauzi kepada VIVA.co.id.

Bahkan, mengutip situs Nytimes, terbunuhnya 18 tentara Filipina karena didukung oleh peluncur granat M203 dan pengerahan kekuatan dengan cepat hingga mencapai jumlah 100-150 orang. Tak pelak, situasi ini menyebabkan jatuh korban dalam jumlah yang besar dari militer Filipina.

Mafia China dan korupsi militer Filipina

Lantas, dari manakah Abu Sayyaf mendapatkan senjata? Emil mengatakan berasal dari perdagangan gelap atau small arms and light weapons (SALW) di wilayah segitiga emas yaitu Thailand, Malaysia dan Indonesia.

"Kita ketahui, di Thailand Selatan dan Poso, Sulawesi Tengah adalah wilayah konflik yang saat ini masih bergolak. Wilayah ini memang sudah lama menjadi tempat transaksi senjata gelap," katanya.

Selain itu, lanjut Emil, sekarang ini sedang marak pula transaksi senjata gelap di tengah laut. Ia pun menengarai penyelundupan senjata ini dipelopori oleh mafia China.

"Memang belum ada bukti. Tapi kita tahu juga kalau Filipina sedang bermasalah dengan China soal Laut China Selatan. Saya melihat di sini China bermain dan ini taktiknya agar Filipina fokus ke dalam negeri ketimbang memikirkan wilayah yang disengketakan itu," tegas Emil.

Soal jumlah anggota, menurut peta organisasi militan yang dibuat Stanford University, jumlah pejuang kelompok berideologi Salafi-Sunni itu berkisar 500 orang.

Itu pun pada Mei 2015. Angka ini sama dengan 2008 namun turun di 2010 yang jumlahnya hanya 445 orang.

Stanford juga menjelaskan, pada 2005, Pemerintah Filipina pernah mengeluarkan taksiran mengenai perlengkapan militer Abu Sayyaf.

Hasilnya cukup mengagetkan di mana kelompok itu memiliki peralatan untuk menembus kegelapan (night vision), sensor panas tubuh serta perahu cepat.

Tak hanya itu. Abu Sayyaf diperkirakan mendapatkan senjata dari kelompok Infante - sindikat penjualan obat bius dan senjata yang pemimpinnya dibekuk pada 2003, serta Viktor Bout, pedagang senjata gelap internasional yang turut memasok persenjataan Al-Qaeda dan Hizbullah sebelum tertangkap pada 2008.

Namun, yang mengagetkannya lagi, sejumlah perlengkapan canggih ini diduga dipasok oleh Angkatan Bersenjata Filipina.

Hal ini mengindikasikan kuat masalah korupsi akut yang menggerogoti militer.

Memang, Presiden Filipina Beningno Aquino III berjanji akan memberangus korupsi di tubuh militer Filipina di mana terjadi kesenjangan gaji antara perwira dengan prajurit. Termasuk investigasi tewasnya 18 prajurit Filipina.

Dalam dua dekade terakhir pula, korupsi memantik pemberontakan tentara Filipina, dan salah satu tokoh militernya adalah Kolonel Gregorio "Gringo" Honasan.

Korupsi skala luas di tubuh angkatan bersenjata itu melibatkan sejumlah pensiunan jenderal yang ditemukan memiliki properti di Amerika Serikat serta memindahkan dana militer untuk latihan dan gaji prajurit ke rekening bank pribadi mereka. Demikian seperti dikutip dari situs Spacewar.

sumber: http://fokus.news.viva.co.id/news/read/760900-mengapa-filipina-susah-berantas-abu-sayyaf
 
Yang 10 Belum di Bebaskan Kini Abu Sayyaf Sandra Lagi 4 WNI

lagi-empat-wni-ditawan-abu-sayyaf-di-filipina.jpg


Penyandraan yang dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf kini masih berkelanjutan. Bahkan kasus penculikan anak buah kapal asal Indonesia di perairan Filipina kembali terjadi dimana 4 WNI kembali di sandera padahal 10 diantaranya belum bisa di bebaskan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Arrmanatha Nasir mengatakan dua kapal yang dirompak itu berbendera Indonesia membawa 10 ABK asal Tanah Air.

“Hari Jumat (15/6) pukul 18.31 telah terjadi pembajakan kapal berbendera Indonesia, yaitu kapal tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi di perairan perbatasan Malaysia-Filipina. Kapal tersebut dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju Tarakan. Kapal membawa 10 orang ABK WNI,” seru pria akrab disapa Tata ini.

Tak hanya itu, Tata juga mengatakan jika dalam pembajakan kali ini diketahui ada seorang ABK tertembak. Dan hanya lima orang berhasil selamat, sedangkan empat lainnya diculik kembali oleh kelompok tersebut.

Sementara itu, Badan Administrasi Menteri (BAM) Kemlu itu menuturkan dalam penyandraan itu ada satu ABK yang tertembak namun berhasil diselamatkan oleh Polisi Maritim Malaysia . Disamping itu, lima ABK lain yang selamat bersama kedua kapal sudah dibawa Polisi Maritim Negeri Jiran ke Pelabuhan Lahat Datu, Malaysia.

“Informasi terakhir yang diperoleh, meski mengalami luka tembak, namun yang bersangkutan dalam kondisi stabil. Sementara itu, lima ABK lain yang selamat bersama kedua kapal dibawa oleh Polisi Maritim Malaysia ke Pelabuhan Lahat Datu, Malaysia,” kata Tata, seperti yang dilansir dari Merdeka.com (16/4).

Upaya pembebasan 10 WNI yang sudah disandera oleh Abu Syyaf tampaknya tak berjalan mulus, bahkan kini proses penyelamatan akan diserahkan pemerintah RI kepada otoritas keamanan Filipina lantaran sudah tak mampu melawan aksi penyergapan dari kelompok militan Abu Sayyaf.
 
Last edited:
Re: Yang 10 Belum di Bebaskan Kini Abu Sayaf Sandra Lagi 4 WNI

saatnya indonesia turun tangan semoga ada kerjasama antara malaysia-philipina-indonesia untuk menumpas kelompok ini
iya benar,.. jangan takut ngehadapin orang yg kaya ginian mah,..
jangan merasa berdosa buat ngeberantas mereka yang sok2 kaya mujahid gt, berjihad mah bukan gitu caranya, udah pasti mereka berada di jalan yg salah,,..
 
Re: Yang 10 Belum di Bebaskan Kini Abu Sayaf Sandra Lagi 4 WNI

aduh padahal TNI udah siap banget ini tinggal tunggu persetujuan dari Filipina aja,
lagian militer Filiphina sok-sokan banget pake segala menolak bantuan dari TNI kita, padahal TNI kita kan jauh lebih unggul dibandingkan militer Filiphina
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top