Benarkah Kartini Berperan Besar Dalam Perjuangan Emansipasi Wanita?

Benarkah Kartini itu Berperan Besar Dalam Perjuangan Emansipasi Wanita?


  • Total voters
    18
  • Poll closed .
Status
Not open for further replies.

Second_Sister

New member
Jika bicara soal emansipasi wanita di Indonesia, semua orang akan menunjuk satu orang yang katanya cukup berperan besar dan menjadi pahlawan perjuangan kaum wanita di negeri ini, dia adalah R.A Kartini.

Apakah Kartini layak dikatakan demikian?
Silahkan pilih polling dan berikan argumen yang menguatkannya. Polling kali ini sengaja daku cantumkan hanya dengan 2 pilihan saja.

Shoot.
 
Terserah alasannya masuk akal atau tidak
Tetapi di sejarah di katakan awal kebangkitan emansipasi memang di mulai dari R.A Kartini bersamaan dengan di terbitkan bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang
 
IMHO, Kalau ga salah pada zaman perang kemerdekaan dulu kaum wanita ga boleh sekolah, berkarier, dsb melainkan harus tinggal di rumah. RA Kartini berusaha mendobrak tembok batas tersebut.
 
diakui atau tidak..besar atau kecil peranny..Kartini merupakan pendobrak dijamannya....era dimana wanita selalu menurut dan berada dibawah budaya patriarkal...(dan bahwa wanita ukuran standart masa itu seharusny berada di dapur, kasur, atau sumur)...dan Kartini berani mengambil sikap kontra melawan semuany..sikap berani itulah yg layak diapresiasi...
 
Berperan? ya....
Berperan besar? NO....:D

Sorry if I have to say that Kartini itu terlalu overrated...
Sejarah dan peran Kartini jadi terlihat besar karena hasil politik etis belanda + dominasi suku jawa + sejarah bentukan orde baru which is "disitu ada Soharto dan Ibu Tien"....:D

Sekali lagi aku harus mengatakan ini, bahwa sejarah selalu punya dua atau lebih cara sisi pandang, tapi masing2 sisi itu masing2 bisa dicompare sehingga punya nilai sejarah yang obyektif dan untuk Kartini ini akal sehatku sama sekali nggak bisa menerima di mana letak keobyektifannya...

AFAIK, Kartini beserta (yang konon katanya) cita2nya itu besar bukan karena tindakan beliau, tapi karena blow up dari hasil politik etis pemerintahan kolonial belanda. Seberapa banyak dari kita yang tahu bahwa politik etis yang dijalankan pemerintah kolonial belanda dengan "menggunakan" Kartini ini adalah hasil buah pikiran Snouck Hurgronje??? Aku berani jamin hal ini nggak pernah ada dipelajaran sejarah di sekolah....:D

Adalah Cristiaan Snouck Hurgronje, penasehat pemerintah Hindia Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan, Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini. Abendanon mengunjungi Kartini dan kemudian menjadi sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral Belanda, pada suatu resepsi di Istana Bogor, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak. Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan Estella Zeehandelaar, seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP). Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Tokoh sosialisme H.H. Van Kol dan penganjur Haluan Etika, C.Th. Van Deventer adalah orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.

Itu semua punya misi politik. Pemerintahan kolonial punya misi politik melalui abendanon, begitu juga gerakan sosialis belanda punya misi politik....

Frankly, apa yang sudah dilakukan kartini? Bagaimana bentuk perjuangan rielnya? Membuat "sekolah" untuk perempuan2 di sekeliling rumahnya apakah itu cukup signifikan? Pikiran2nya yang bukan berasal dari dirinya sendiri itu apakah merupakan pertimbangan yang cukup layak untuk disematkan gelar pendekar wanita Indonesia dan pejuang emansipasi?

Mungkin layak, tapi skalanya teramat sangat kecil....

Terserah alasannya masuk akal atau tidak
Tetapi di sejarah di katakan awal kebangkitan emansipasi memang di mulai dari R.A Kartini bersamaan dengan di terbitkan bukunya Habis Gelap Terbitlah Terang
Sejarah seperti apa yang mengatakan seperti itu?
Buku itu secara besar2an sengaja di-blow up pemerintah kolonial dalam rangka pelaksanaan politik etis dengan tujuan untuk menarik simpati dari rakyat...
IMHO, Kalau ga salah pada zaman perang kemerdekaan dulu kaum wanita ga boleh sekolah, berkarier, dsb melainkan harus tinggal di rumah. RA Kartini berusaha mendobrak tembok batas tersebut.
Salah besar kalo dikatakan Kartini adalah pendobrak, karena jauh sebelum itu sudah ada wanita yang melakukannya...

Ada seorang wanita yang bernama Sultanah Seri Ratu Tajul Alam Safiatuddin Johan Berdaulat dari Aceh, Ia dikenal sangat memajukan pendidikan wanita. Selain itu bentuk perjuangannya sangat nyata dalam arti perjuangan berupa tindakan. Sultanah Safiatudin dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan ilmu pengetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai bahasa Arab, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari Nurudddin ar-Raniry, Hamzah Fansuri, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu tahun 1644-1675.

Dan jangan lupa juga dengan Dewi Sartika yang satu jaman dengan Kartini. Perjuangan Dewi Sartika itu juga nggak sekedar buah pikiran, tapi secara nyata berupa tindakan. Dewi Sartika membuka Sakola Istri (Sekolah Perempuan) pertama se-Hindia-Belanda, pada awal 1900-an. Dan pengaruh dari Dewi Sartika ini sangat besar yang dapat dilihat dari banyaknya sekolah perempuan yang berdiri di tanah Pasundan setelah berdirinya Sekolah dewi sartika, di beberapa wilayah Pasundan bermunculan beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan Dewi Sartika. Pada tahun 1912 sudah berdiri sembilan Sakola Istri di kota-kota kabupaten (setengah dari seluruh kota kabupaten se-Pasundan) dan bahkan akhirnya muncul juga sekolah2 perempuan yang sejenis di Bukit Tinggi....

Lalu kenapa dua wanita itu menjadi tenggelam di bawah Kartini?? Ada apa dengan penetapan 21 April sebagai hari Kartini?...
diakui atau tidak..besar atau kecil peranny..Kartini merupakan pendobrak dijamannya....era dimana wanita selalu menurut dan berada dibawah budaya patriarkal...(dan bahwa wanita ukuran standart masa itu seharusny berada di dapur, kasur, atau sumur)...dan Kartini berani mengambil sikap kontra melawan semuany..sikap berani itulah yg layak diapresiasi...
Wah berlebihan sekali kalo dikatakan Kartini melawan dengan mengambil sikap kontra...
Kartini menurut saja lho ketika disuruh menikah dan menjadi madu dari Bupati Rembang...
Dan beliau hanya berdiam diri di rumah saat sudah menjadi istri sampai akhirnya meninggal dalam usia muda....:D



-dipi-
 
tidak, lum bisa njelasin, lg males googling :D

mungkin kartini bisa terkenal karena beliau orang jawa ...:)
 
@Dipi76
Analisa yang menarik.
Selain karena faktor "Politik etis" tadi, apakah juga karena R.A Kartini anak seorang bangsawan sehingga dia terkesan lebih menonjol dan menjadi icon emansipasi daripada Dewi Sartika dan yang lainnya ?
 
@Dipi76
Analisa yang menarik.
Selain karena faktor "Politik etis" tadi, apakah juga karena R.A Kartini anak seorang bangsawan sehingga dia terkesan lebih menonjol dan menjadi icon emansipasi daripada Dewi Sartika dan yang lainnya ?
Nasehat Snouck kepada Abendanon soal kriteria yang mesti dipilih sebagai persona yang akan dipakai dalam misi politik etis itu ada 3 : Jawa, Islam dan Ningrat.
Dan lewat sosok kartini itu yang sengaja ditonjolkan serta diblow up ketika itu....



-dipi-
 
Mengutip penyataan sebelumnya:

Dipi76

"Sorry if I have to say that Kartini itu terlalu overrated...
Sejarah dan peran Kartini jadi terlihat besar karena hasil politik etis belanda + dominasi suku jawa + sejarah bentukan orde baru which is "disitu ada Soharto dan Ibu Tien"


Kurang tepat juga kalau hanya orde baru yang berperan tapi sebenarnya Orde Lama juga ikut mem-blow up R.A Kartini, by wikipedia:

Hari Kartini

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

sumber
 
Mengutip penyataan sebelumnya:

Dipi76

"Sorry if I have to say that Kartini itu terlalu overrated...
Sejarah dan peran Kartini jadi terlihat besar karena hasil politik etis belanda + dominasi suku jawa + sejarah bentukan orde baru which is "disitu ada Soharto dan Ibu Tien"


Kurang tepat juga kalau hanya orde baru yang berperan tapi sebenarnya Orde Lama juga ikut mem-blow up R.A Kartini, by wikipedia:

Hari Kartini

Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

sumber

Yap..
Dan bukankah itulah gunanya tanda baca "+" ? Untuk menggabungkan ketiganya tanpa ada satu yang berdiri sendiri...
Dan yang aku tulis adalah soal sejarah "bentukan" orde baru soal peran kartini, perjuangan kartini yadda yadda sesuai versi mereka...

Lewat hal itu jelas terlihat kok kalo orba begitu memblow up peran Kartini sehingga menjadi overrated...

Soal penetapan itu memang dilakukan pada era orla, tapi pelaksanaan hari Kartini secara besar2an itu muncul pada pertengahan 70-an...

Sama saja halnya dengan munculnya kata "emansipasi"...itu udah muncul pada sekitar tahun 1950 ketika di suatu majalah ditulis tentang kartini yang secara garis besar seperti ini "Jika Amerika punya Eleanor Roosevelt, Rusia punya Pauline Molotov, India punya Vijaya Laksmi Pandit, maka bagi kita di Indonesia punya Ibu Kartini."..
Tapi kemudian pada jaman Orba kata2 emansipasi mulai digaungkan secara lebih menggema...

The bottom line is...Pengaruh dari terbitnya buku kartini semasa era politik etis itu cukup besar hingga masih berpengaruh pada era pasca kemerdekaan...

Di sini aku nggak menafikan "perjuangan" Kartini, tapi "perjuangan" itu terlalu kecil ukurannya untuk membawanya disebut sebagai pahlawan pejuang emansipasi wanita lebih dari yang lainnya...



-dipi-
 
hahaha..menarik..menarik...jadi nambah wawasan...klo begitu sebenarnya yg salah bukan kartini nya dong kak Dip..?? melihat ulasan nya tadi kan bisa dibilang kartini cuma korban buat ditungganggi misi dan kepentingan yg lain..?? dia hanya obyek yg dipilih krn memenuhi kriteria2 tadi...dan yg perlu diapresiasi kan karakter seperti "kartini"nya..(yg meskipun setelah ada ulasan tadi brati "melawan" namun dalam skenario kepentingan2 yg lain..??) yg vokal menyuarakan kekebasan dan kebenaran...??bukan tentang apa yg seorang kartini berhasil lakukan...tapi mungkin benar juga..superioritas kartini sebagai pahlawan emansipasi merupakan hasil blow up berlebih yg sarat kepentingan
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top