[MasterForex] Data ekonomi dan Fundamental oleh MasterForex

Sentimen Membaik, Dolar Bergerak Naik

Dollar%2Brising.jpeg


Sentimen Membaik, Dolar Bergerak Naik

Dolar bergerak menguat terhadap mata uang utama pada perdagangan sesi Senin, karena sentimen pasar membaik dan pelemahan yen setelah Perdana Menteri Jepang menyuarakan kekhawatiran atas penguatan tajam yen baru baru ini.

USD/JPY naik 0,63% ke level 113,93, memperpanjang penurunan dari kenaikan di 15 bulan pekan lalu 110,96. Yen melemah setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan "volatilitas mata uang yang berlebihan tidak diinginkan", mengacu pada penguatan yen pekan lalu yang menyebabkan saham berjatuhan.

Pasar Eropa mengikuti penguatan pasar Asia di awal perdagangan, dengan saham perbankan rebound. saham bank turun tajam pekan lalu di tengah kekhawatiran atas dampak suku bunga negatif, sementara kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan global juga memukul sentimen pasar.

Euro melemah terhadap dolar, dengan EUR/USD turun 0,44% di level 1,1205, bergerak lebih jauh dari level tertinggi tiga setengah bulan di minggu lalu 1,1375.

Indeks dolar AS, yang mengukur perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, naik 0,40% pada level 96,37, menjauh dari posisi terendah tiga setengah bulan yang disentuh pada Kamis 95,28.
 
Pasar Ke Aset Bersiko, Emas Tumbang

Gold%2B%25282%2529.jpg


Pasar Ke Aset Bersiko, Emas Tumbang

Harga emas melemah tajam pada hari Selasa atas tanda-tanda tumbuhnya minat investor untuk aset berisiko, karena harga minyak melonjak dan ekuitas kembali rally untuk hari ketiga.

Emas untuk pengiriman April turun $32,20, atau 2,6%, diperdagangkan di level $1.207,20 per ons, dan mengarah ke jalur penutupan terendah di hampir satu minggu.

Penurunan ini akibat investor yang kembali mencoba beralih ke asset yang lebih beresiko setelah membuang aset tersebut pekan lalu dan melarikan diri ke emas dan yen. Pekan lalu, emas berjangka mencetak kenaikan mingguan terbesar sejak krisis keuangan 2008, berhasil naik 7,1%.

Pada awal pekan ini, meskipun tren positif terganggu kegelisahan di pasar keuangan sempat ditenangkan oleh harapan negara produsen minyak utama akan memangkas produksi. Para menteri energi Venezuela, Rusia dan Arab Saudi bertemu di Qatar pada Selasa untuk membahas cara untuk menstabilkan pasar minyak.

Para menteri ketiga negara tersebut menyatakan kesepakatannya untuk menahan tingkat produksi di Januari, namun mereka tidak setuju jika produksi langsung dipangkas, seperti yang banyak diharapkan investor dan pelaku pasar.
 
Aussie, Kiwi Tak Berdaya Jelang Penutupan Terhadap Greenback

Aussie%2Band%2BGreenback.jpg


Aussie, Kiwi Tak Berdaya Jelang Penutupan Terhadap Greenback

Dolar Australia Selandia Baru bergerak melemah terhadap dolar AS di sesi Rabu. Ini disebabkan para pelaku pasar masih cemas terkait kembli turunnya harga minyak dunia dan mereka juga menantikan sejumlah rilisan data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini.

Harga minyak kembali menunjukkan tren penurunannya pasca pertemuan antara menteri energi Saudi Arabia, Russia, Qatar dan Venezuela di hari Selasa dan mengakhiri dengan konsensus untuk menahan produksi, sehingga mengeceawakan harapan pemangkasan produksi.

Di akhir perdagangan di Asia, minyak mentah kontrak Maret kembali di bawah angka $29 per barel nya, setelah sempat menguat di atas $31 per barel sebelum pertemuan tersebut juga di hari Selasa.

AUD/USD terpantau tergelincir 0,32% ke level 0,7088. NZD/USD juga bergerak turun 0,16% dan terakhir diperdagangkan di level 0,6570.

Investor tengah mengalihkan perhatiannya pada data Izin Bangunan, inflasi tingkat produsen dan aktifitas produksi industrial AS, yang akan dirilis hari ini, yang dapat digunakan sebagai indikasi lanjutan atas kekuatan ekonomi AS.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan perdagangan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, turun 0,18% di level 96,73, turun dari level atas dalam hari 97,00 yang disentuh tadi malam.
 
Data Inggris Beragam, Pound Malah Tenggelam

Poundsterling%2Band%2Bgraphic.jpg


Data Inggris Beragam, Pound Malah Tenggelam

Pound tergelincir terhadap dolar AS pada perdagangan Jumat, setelah rilisan laporan ekonomi Inggris yang beragam ditambah para pelaku pasar masih terus fokus pada diskusi mengenai keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

Biro Statistik Nasional Inggris, ONS, melaporkan penjualan ritel mengalami kenaikan 2,3% pada Januari, jauh di atas ekspektasi untuk kenaikan 0,8%. Sebelumnya di Desember penjualan ritel Inggris turun 1,4%, angka yang telah direvisi dari laporan sebelumnya yakni dengan penurunan 1,0%. Pada basis tahunan, penjualan ritel Inggris tumbuh 5,2% bulan lalu, angka ini juga melebihi ekspektasi untuk kenaikan 3,6%.

Sementara penjualan ritel inti, yang tidak menghitung penjualan mobil dan bahan bakar, meningkat sebesar 2,3% di Januari, juga jauh di atas ekspektasi untuk kenaikan 0,7%. Penjualan ritel inti ini tergelincir 1,3% di bulan Desember, setelah direvisi dari estimasi sebelumnya dengan penurunan 0,9%.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan pinjaman bersih sektor publik Inggris menurun sebesar £11,81 miliar di Januari, relatif lebih baik dari ekspektasi untuk penurunan dari £13,95 miliar. Pada bulan Desember, pinjaman bersih sektor publik tumbuh £7,49 miliar, mengalami revisi pertumbuhan dari laporan sebelumnya sebesar £6,87 miliar.

Terlihat sentimen terhadap pound masih rapuh karena diskusi masih akan berlanjut pada hari ini di Brussels, membahas tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa. Perdana Menteri David Cameron sebelumnya mengakhiri pembicaraan dengan Presiden Dewan Eropa, Donald Tusk dan Komisioner Jean-Claude Juncker Jumat pagi tanpa menghasilkan kesepakatan.

Sementara itu, pasar masih gelisah akibat dari harga minyak dunia yang kembali ke tren penurunannya pada hari Jumat, sehari setelah Administrasi Informasi Energi melaporkan persediaan minyak mentah AS bertambah 2,1 juta barel di pekan lalu, menjadi sebanyak 504,1 juta barel.

GBP/USD pada perdagangan pagi Eropa sempat mencapai level 1,4297, dan menjadi level bawah sesi, meski kemudian konsolidasi ke level 1,4304, atau mencatat penurunan 0,23%. ‘Kabel’ diperkirakan masih berpeluang bergerak menuju level support di 1,4233, yang merupakan level bawah di sesi Rabu dan level resistance 1,4517, yang merupakan level atas di sesi Selasa.

Sementara mata uang Inggris ini masih cukup stabil terhadap euro, dengan EUR/GBP diperdagangkan di level 0,7750.
 
Yen Terkuat Saat Sentimen Pasar Kembali Negatif

Yen%2BSign.jpg


Yen Terkuat Saat Sentimen Pasar Kembali Negatif

Safe Haven yen menguat terhadap mata uang utama pada sesi Selasa, karena harga minyak tergelincir lagi, pasar ekuitas yang kembali terseret sementara euro dan sterling masih defensif menyusul penurunan tajam di sesi sebelumnya.

Harga minyak rally pada sesi Senin di tengah harapan bahwa pemangkasan produksi minyak AS akan membantu harga. Rally minyak sempat mendorong pasar ekuitas global tetapi minyak malah kembali berbalik turun di sesi hari ini di tengah kekhawatiran penurunan output di AS masih akan diimbangi oleh peningkatan produksi dari Iran.

USD/JPY turun ke posisi terendah 111,86, terlemah sejak 12 Februari dan terakhir terpantau di level 112,17, atau turun 0,65% untuk hari ini. Sementara itu euro diperdagangkan di level terendah tiga tahun terhadap yen, dengan EUR/JPY turun 0,64% di 123,72. Mata uang tunggal stabil di hampir terendah tiga minggu terhadap dolar, dengan EUR/USD di level 1,1028 setelah mengakhiri sesi sebelumnya dengan penurunan 0,87%.

Euro terhantamk kekhawatiran bahwa keluarnya Inggris dari Uni Eropa bisa berdampak negatif pada zona euro.

Pound beringsut melemah terhadap dolar, dengan GBP/USD turun ke level 1,4128 setelah jatuh hingga ke level 1,4056 pada hari Senin mengakhiri sesi Senin dengan penurunan 0,8%. Penurunan pound terjadi setelah Walikota London Boris Johnson mengatakan ia akan kembali kampanyekan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa dalam referendum 23 Juni.

Pengumuman itu merupakan pukulan terhadap kampanye Perdana Menteri David Cameron untuk tetap berada di blok tersebut dan menambahkan ketidakpastian atas hasil referendum.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, bergerak tipis di level 97,37, bertahan di bawah level tertinggi tiga minggu di sesi Senin 97,61.
 
Sterling Terbebani Kekhawatiran ‘Brexit’

Brexit.jpg


Sterling Terbebani Kekhawatiran ‘Brexit’

Pound turun di bawah $1,40 untuk pertama kalinya sejak Maret 2009 pada hari Rabu terseret oleh ketidakpastian hasil dari referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa.

GBP/USD sentuh level bawah 1,3965, terlemah sejak pertengahan Maret 2009 dan terakhir terpantau di 1,3985, turun 0,24% untuk hari ini. Pound mengalami tekanan jual di tengah kekhawatiran dampak perekonomian jika hasil dari referendum 23 Juni menunjukkan "Brexit".

Sterling sepanjang pekan ini sudah mencatat penurunan 2,9% setelah beberapa anggota senior Partai Konservatif Perdana Menteri David Cameron, Termasuk Walikota London Boris Johnson, mengatakan mereka mendukung kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa.

Pound tergelincir terhadap euro, dengan EUR/GBP merayap naik 0,13% k elevel 0,7870, tidak jauh dari level atas satu tahun 0,7897 yang disentuh pada 11 Februari.

Di tempat lain, safe haven yen masih cukup kuat setelah penurunan harga minyak baru-baru ini yang menyeret pasar ekuitas, meredakan permintaan investor untuk aset berisiko. Harga minyak Tetap bawah tekanan di tengah kekhawatiran kelebihan pasokan global setelah Arab Saudi menentang keluar penurunan produksi.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,15% ke level 97,61.
 
Sterling Masih Di Sekitar Level Terendah 7 Tahun

Brexit%2B2.jpg


Sterling Masih Di Sekitar Level Terendah 7 Tahun

Pound masih diperdagangkan mendekati posisi terendah tujuh tahun terhadap dolar pada sesi Kamis karena kekhawatiran atas kemungkinan keluarnya Inggris dari Uni Eropa, sementara yen tetap stabil meskipun harga minyak kembali mencatat penurunan.

Beberapa anggota senior partai Konservatif Perdana Menteri David Cameron, termasuk Walikota London Boris Johnson, mengatakan mereka akan mendukung kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa.

GBP/USD terakhir terpantau di level 1,3939 setelah jatuh 3,2% sepanjang pekan minggu ini di tengah ketidakpastian atas hasil dari referendum keanggotaan Inggris di Uni Eropa. Level bawah sterling 1,3877 pada sesi Rabu, merupakan level terlemah sejak Maret 2009.

Sementara sterling bertahan di dekat level terendah 14 bulan terhadap euro, dengan EUR/GBP di level 0,7914. Pound juga stabil terhadap yen, dengan GBP/JPY di 156,08 setelah jatuh ke level terendah di level 154,7 pada hari Rabu, terendah sejak Oktober 2013.

Pada perdagangan lain, safe haven yen bergerak tipis terhadap dolar, dengan USD/JPY diperdagangkan di level 112,17. Harga minyak merosot pada hari Kamis setelah data AS menunjukkan persediaan minyak AS berada pada rekor tinggi lainnya, namun minyak asih bertahan di atas level terendah hari Rabu, sehingga ampuh membatasi permintaan untuk aset safe haven.

Belakangan ini euro berada di bawah tekanan di tengah kekhawatiran atas dampak Brexit pada perekonomian kawasan euro.

Anjloknya Sterling ke posisi terendah tujuh tahun tak lepas dari peringatan yang dilontarkan Christine Lagarde pada hari Rabu. Kepala Dana Moneter Internasional, Christine Lagarde, memperingatkan bahwa pertumbuhan stabil yang dicapai oleh negara Uni Eropa bisa terancam dalam bulan-bulan mendatang, hingga menjelang voting pada 23 Juni. Itu ditambah dengan HSBC yang juga memperingatkan bahwa potensial Brexit dapat menyebabkan pound drop hingga 20%, menciptakan kenaikan tajam impor dan inflasi yang spiral, yang bisa memaksa Bank of England untuk menaikkan suku bunga.
 
Penguatan Sterling Terhadap Dollar Masih Terbatas

Poundsterlings.jpg


Penguatan Sterling Terhadap Dollar Masih Terbatas

Pound menguat terhadap dolar AS pada sesi Jumat, karena sentimen greenback yang melemah menjelang serangkaian laporan data ekonomi utama AS dan juga atas Kekhawatiran potensial keluar Inggris Taya dari Uni Eropa yang sedikit mereda.

Investor mengincar rilisan data Pertumbuhan Ekonomi AS, Pengeluaran pribadi dan data sentimen konsumen yang akan dirilis Jumat hari ini, sebagai indikasi selanjutya mengenai kekuatan ekonomi dan potensi kenaikan suku bunga AS tahun ini.

GBP/USD terpantau mencapai level 1,4020 Selama perdagangan pagi di Eropa, tertinggi sejak Rabu meski kemudian konsolidasi pada level 1,4014, atau naik 0,37%. Dolar membentu support setelah data Menunjukkan pesanan barang tahan lama AS naik jauh melampaui perkiraan di bulan lalu.

Sementara itu, penguatan pound diperkirakan masih terbatas ini disebabkan kekhawatiran atas potensial Brexit masih berkutat.

Beberapa anggota senior partai Konservatif Perdana Menteri David Cameron, Termasuk Walikota London Boris Johnson, mengatakan bahwa mereka minggu ini akan mendukung kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa.

Sebelumnya Jumat, Gubernur Bank of England Mark Carney berbicara di Konferensi G20, di Shanghai mengatakan pertumbuhan global ibarat "serangkaian kekecewaan" dan bahwa stimulus moneter efektif karena mendukung kegiatan ekonomi.
 
Sterling Kikis Penguatan Pasca Aktifitas Manufaktur Lemah

Made%2Bin%2BEngland.jpg


Sterling Kikis Penguatan Pasca Aktifitas Manufaktur Lemah

Sterling kehilangan kekuatan pasca laporan aktivitas sektor manufaktur Inggris lemah yang mendekati level terendah tiga tahun, data industri dirilis pada Selasa.

Dalam sebuah laporan, kelompok riset pasar Markit mengatakan bahwa aktifitas manufaktur Inggris turun menjadi 50,8 dengan penyesuaian pada bulan lalu dari 52,9 pada bulan Januari. Analis memperkirakan indeks hanya turun menjadi 52,2 pada bulan Februari. Angka ini merupakan level terendah sejak April 2013.

Pasca laporan tersebut, Pound kikis penguatannya, tapi masih berhasil menguat terhadap mata uang lainnya. GBP/USD diperdagangkan naik 0,12% di 1,3932, dibandingkan 1,3996 sebelum data dirilis. Sementara terhadap yen, pound berhasil dengan GBP/JPY naik 0,55% di level 157,66, sebelum dirilis sempat berada di level 157,84. Dan pound juga menguat terhadap euro, EUR/GBP turun 0,23% diperdagangkan pada level 0,7797, sebelumnya sempat menyentuh level 0,7794.

Berkenaan dengan kabel, investor akan terus memantau rilisan data manufaktur IS dengan Institute of Supply Management dijadwalkan juga melaporkan aktifitas kegiatan di sektor manufaktur.
 
Risk Appetite Diminati, Dolar Menguat lagi

Yen%2Band%2BDollar.jpg


Risk Appetite Diminati, Dolar Menguat lagi

Dolar menguat ke level tertinggi dua pekan terhadap yen pada sesi Rabu, setelah laporan ekonomi yang optimis dari Australia dan AS meredakan kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan global.

USD/JPY naik 0,35% ke level 114,43, level tertinggi sejak 17 Februari. Risk appetite pun terdongkrak setelah data tadi malam menunjukkan bahwa ekonomi Australia tumbuh di laju tercepat di hampir dua tahun pada kuartal terakhir, dengan produk domestik bruto meningkat 0,6% yang mendorong pertumbuhan secara keseluruhan di 2015 menjadi 3,0%, jauh di atas -2,5% yang diperkirakan oleh ekonom dan bank sentral Australia.

Di AS, data pada Selasa menunjukkan indeks aktifitas manufaktur Institute for Supply Management naik melebihi perkiraan di bulan lalu. Selain itu, belanja Konstruksi AS naik ke Level Tertinggi sejak Oktober 2007, pada bulan Januari, menunjukkan indikasi ekonomi AS kembali memperoleh momentum setelah-penurunan pada kuartal keempat.

Laporan-laporan ini menggarisbawahi harapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

Safe Haven yen juga melemah terhadap euro, dengan EUR/JPY naik 0,27% ke level 124,24, beranjak naik dari level terendah di hampir tiga tahun 122,05 yang disentuh pada Selasa.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di dekat level tertinggi satu bulan di 98,47.
 
Service%2BSector%2BEZ.jpg


Aktitas Jasa Suram, Sterling Tenggelam

Pound beringsut melemah terhadap dolar dan euro pada hari Kamis setelah data menunjukkan pertumbuhan aktifitas sektor jasa inggris melambat ke level terlemah dalam tiga tahun di tengah kekhawatiran atas risiko Brexit yang merebak.

Indeks Markit pada aktifitas sektor jasa turun menjadi 52,7 bulan lalu dari Januari di 55,6. Ekonom memperkirakan indeks hanya turun ke level 55,1. Ini merupakan angka terendah sejak Maret 2013. Pertumbuhan pesanan baru di sektor ini berada di laju terlemah sejak awal 2013 dan pertumbuhan lapangan kerja mencapai level terendah di dua setengah tahun.

"Tanggapan Survei mengungkapkan bahwa perusahaan mencemaskan akan tanda-tanda goyahnya permintaan, tetapi pembahasan juga diresahkan oleh kekhawatiran terhadap potensi Brexit," Chris Williamson, kata kepala ekonom Markit mengatakan.

"Luasnya perlambatan akan menjadi kejutan untuk para pembuat kebijakan dan pasti akan menjadi penantian setiap pembicaraan mengenai kenaikan suku bunga Bank of England," tambahnya.

Data survei ini menyusul hasil survei serupa pada awal minggu yang menunjukkan aktivitas sektor manufaktur Inggris merosot ke level terendah di hampir tiga tahun di bulan lalu, sementara pertumbuhan sektor konstruksi melambat ke posisi terendah 10 bulan.

GBP/USD sentuh level bawah 1,4034 sebelum kembali ke level 1,4082. Pound juga melemah terhadap euro, dengan EUR/GBP menguat ke level kenaikan 0,7745.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di dekat level tertinggi satu bulan di 98,28. Penguatan Dolar ini berkat laporan ADP pada Rabu yang menunjukkan sektor swasta AS menambahkan 214.000 lapangan pekerjaan baru di bulan lalu, melampai ekspektasi untuk peningkatan 190.000.

Sehinggam data positif ini memicu harapan bahwa laporan nonfarm payrolls pemerintah AS pada nanti Jumat akan menunjukkan pertumbuhan pekerjaan yang sama kuatnya.
 
Laporan Data Tenaga Kerja, Sinyalemen Kekuatan Ekonomi AS

Job-unemployment-ad-generic-jpg.jpg


Laporan Data Tenaga Kerja, Sinyalemen Kekuatan Ekonomi AS

Data sektor tenaga kerja AS kali ini memperlihatkan sebuah siyalemen kekuatan dimana pasar tenaga kerja menciptakan lapangan kerja yang bahkan lebih baik dari perkiraan di Januari sementara tingkat pengangguran terus bertahan di level terendahnya dalam kurun waktu delapan tahun terakhir. Data resmi dirilis Departemen Tenaga Kerja AS Jumat menunjukkan.

Tercatat pada bulan Februari, sebanyak serapan tenaga kerja AS non pertanian AS meningkat sebanyak 242.000 lapangan kerja, jauh di atas laporan pada Januari yang hanya menciptakan 172.000 lapangan kerja bahkan setelah mengalami revisi dari laporan sebelumnya sebanyak 151.000 lapangan kerja. Sementara tingkat pengangguran masih bertahan di angka 4,9%, ini merupakan level terendahnya sejak Februari 2008. Padahal untuk laporan kali ini, banyak analis memperkirakan serapan lapangan kerja AS hanya bertambah sebanyak 190.000 lapangan kerja baru, meski tingkat pengangguran tidak mengalami perubahan, stabil di 4,9%.

Ditambah laporan sebelumnya yang dirilis ADP, tingkat serapan sektor swasta mampu menciptakan porsi yang lebih besar lagi, di mana sebanyak 230.000 lapangan kerja baru tercipta di bulan Februari, jauh di atas ekspektasi konsensu yang hanya memperkirakan 185.000 lapangan kerja. Pertumbuhan serapan tenaga kerja dengan 12.000 pada sektor pemerinatahan, berhasil mengimbangi bahkan menutupi pemberhenian sebanyak 10.000 lapangan kerja sektor publik yang terjadi di Januari.

Namun, laporan positif di Februari sedikit ternodai dengan catatan negatif di sektor ini. Dimana pendapatan rata-rata perjam tidak diduga justru mencatat penurunan meski hanya sedikit, yakni sebesar 0,1%, dibandingkan laporan di bulan lalu yang mencatat pertumbuhan 0,5% dan bertolak belakang dengan estimasi analis yang justru memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,2%. Lebih jauh lagi, rata-rata pendapatan tiap pekannya juga mencatat sedikit penurunan menjadi 34,4, sementara konsensus memperkirakan stabil di angka 34,6.
 
Dollar Menguat, Euro Terkena Lemahnya Data Jerman

Dollar%2BUp.jpg


Dollar Menguat, Euro Terkena Lemahnya Data Jerman

Dolar menguat terhadap sejumlah mata uang utama pada sesi Senin karena pasar terus simpulkan laporan beragam pekerjaan AS yang dirilis Jumat, sementara euro melemah setelah data menunjukkan pesanan pabrik Jerman turun bulan lalu.

Indeks dolar AS menguat 0,37% pada level 97,61. Ekonomi AS menambahkan 242.000 pekerjaan baru bulan lalu dan tingkat pengangguran stabil di level terendah delapan tahun 4,9%. Tapi rata-rata penghasilan per jam turun 0,1% selama Februari, membalikkan kenaikan 0,5% yang terlihat pada bulan Januari.

Lemahnya angka upah mengindikasikan bahwa inflasi konsumen kemungkinan akan tetap bertahan. Para pembuat kebijakan Fed memantau ketat inflasi karena mereka mencoba untuk menentukan kapan menaikkan suku bunga lagi. suku bunga yang lebih tinggi akan memperkuat posisi dolar sehingga membuatnya lebih menarik untuk investor pencari yield.

Euro melemah terhadap dolar, dengan EUR/USD meluncur 0,45% ke level 1,0957, sementara EUR/JPY turun 0,62% ke level 124,44. Mata uang tunggal berada di bawah tekanan setelah data menunjukkan pesanan pabrik Jerman jatuh 0,1% pada bulan Januari, menambah penurunan 0,2% pada bulan Desember.

Pesanan domestik mengalami penurunan 1,6% selama bulan tersebut, menunjukkan bahwa semakin melemahnya permintaan di negara ekonomi terbesar zona euro tersebut.

Investor menantikan pertemuan Bank Sentral Eropa hari Kamis setelah bank sentral kecewakan harapan dengan stimulus yang lebih kecil dari perkiraan pada pertemuan bulan Desember.

Namun dolar melemah terhadap yen, dengan USD/JPY turun 0,18% ke level 113,55, dari level tertinggi Jumat 114,25. Dolar Australia hentikan penguatan 4,4% pekan lalu, dengan AUD/USD turun 0,34% ke level 0,7412.
 
Data Cina Runtuhkan Risk Appetite, Yen Dan Euro Menguat

China%2BEconomy.jpg


Data Cina Runtuhkan Risk Appetite, Yen Dan Euro Menguat

Safe haven yen dan euro menguat terhadap dolar pada sesi Selasa setelah data perdagangan Cina yang suram memicu kekhawatiran akan kondisi permintaan global, sehingga membebani m9inat pasar untuk aset dan mata uang berisiko.

Ekspor China di Februari merosot 25,4 persen dari tahun sebelumnya, sementara impor turun 13,8 persen.

Dolar jatuh 0,5 persen terhadap yen dan diperdagangkan di level 112,85, setelah sebelumnya menyentuh level penurunan satu pekan 112,75. Sementara Euro naik 0,2 persen terhadap dolar dan diperdagangkan di level 1,1042, menjauh dari level terendah satu bulan 1,0825 yang disentuh pada 2 Maret lalu. Kedua mata uang tersebut cenderung menguat selama masa volatilitas pasar keuangan dan ketidakpastian ekonomi di saat investor di kedua wilayah menahan investasi luar negeri dan membawa pulang hasilnya.

"Data yang mengecewakan dari China membebani sentimen risiko dan mendorong dolar melemah terhadap yen," kata Yujiro Goto, ahli strategi mata uang di Nomura.

Namun, Euro masih di bawah performa terhadap yen, jatuh 0,2 persen ke level 124,65, dengan euro umumnya tertutup oleh peninjauan kebijakan oleh Bank Sentral Eropa pada Kamis mendatang.

ECB diharapkan untuk mengendurkan kebijakan, tetapi investor masih belum yakin seberapa jauh ala dilakukan. Penurunan Euro mengkhawatirkan posisi untuk tindakan yang lebih nyata, yang telah babak belur sebelumnya ketika ECB dikecewakan dengan memilih untuk mengambil langkah-langkah pelonggaran
 
Dolar Libas Emas Jelang Pertemuan ECB

gold-dollar.jpg


Dolar Libas Emas Jelang Pertemuan ECB

Emas berjangka melemah di perdagangan Eropa pada sesi Rabu, karena dolar yang menguat terhadap euro di tengah ekspektasi Bank Sentral Eropa hampir dipastikan akan melonggarkan kebijakan moneternya pekan ini.

Indeks dolar, yang mengukur kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,2 persen ke level 97,36 pada sesi pagi Eropa, menguat dari level terendah di lebih dari dua pekan pada sesi sebelumnya di level 96,88.

Euro jatuh ke level 1,0962 terhadap dolar setelah sempat naik ke 1,1057 pada sesi Selasa karena ECB sangat diharapkan akan menurunkan suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif pada kesimpulan tinjauan kebijakan moneter pada hari Kamis.

Emas Comex untuk pengiriman April di lantai bursa New York Mercantile Exchange turun $5,30, atau 0,42 persen, diperdagangkan pada level $1,257.60 per troy ons. Sehari sebelumnya, emas rally ke level $1,279.00 sebelum berbalik melemah dan berakhir pada level $1,262.90, turun $1,10, atau 0,09%.

Harga logam kuning di beberapa pekan terakhir dalam perdagangan yang cukup aman di tengah spekulasi yang meningkat Federal Reserve tidak akan menaikkan suku bunga setidaknya setelah pertemuan kebijakan minggu depan.

Emas mencapai level penguatan 13 bulan $1,280.70 pada Jumat lalu, setelah data tenaga kerja AS menunjukkan pertumbuhan lapangan pekerjaan yang kuat dikombinasikan dengan upah rendah, sehingga mendorong investor untuk kembali menimbang harapan atas seberapa cepat dan seberapa jauh Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini.

Bahkan sepanjang tahun ini, harga logam kuning tersebut naik hampir 18% karena investor menjadikannya sebagai safe havens dalam menghadapi ketidakstabilan di pasar keuangan lainnya yang semakin mengkhawatirkan.
 
Last edited:
ECB Diyakini Tetapkan Suku Bunga Negatif, Euro Merosot

Euro%2B50.jpg


ECB Diyakini Tetapkan Suku Bunga Negatif, Euro Merosot

Euro tergelincir terhadap mata uang mayoritas pada hari Kamis karena investor bersiap untuk pergerakan besar dalam mata uang tunggal tersebut di hari ini pada hasil tinjauan kebijakan moneter Bank Sentral Eropa.

Kebanyakan analis memperkirakan ECB akan mengumumkan langkah-langkah baru untuk memerangi deflasi di zona euro, setelah inflasi harga konsumen berubah negatif lagi bulan lalu, yang mencatat penurunan 0,2%. Dimana target inflasi ECB masih mendekati, hanya di bawah 2%.

Bank sentral tersebut diperkirakan menurunkan suku bunga lebih jauh ke wilayah negatif dan meningkatkan program pembelian aset. Sebelumnya, ECB telah memangkas suku bunga deposito menjadi minus 0,3% dan menambahkan 60 miliar euro sebulan untuk perekonomian melalui pembelian aset.

Tapi investor tetap waspada setelah bank kecewakan pasar yang bereksepektasi pelonggaran kuantitatif lebih lanjut pada pertemuan di bulan Desember, sehingga mendongkrak euro melonjak tinggi.

EUR/USD turun 0,29% ke level 1,0967, sementara EUR/JPY turun 0,22% ke level 124,39. Euro juga melemah terhadap pound, dengan EUR/GBP turun 0,53% ke level 0,7710. Pound bergerak tipis terhadap dolar, dengan GBP/USD diperdagangkan di level 1,4219, bertahan di atas level kenaikan tujuh tahun 1,3835 yng disentuh di akhir bulan lalu.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,2% ke level 97,39, didorong oleh pelemahan euro.
 
Dolar Stabil Di Sesi Tanpa Gejolak

dollar-yen-euro-stronger.jpg


Dolar Stabil Di Sesi Tanpa Gejolak

Dolar mempertahankan penguatan terhadap mata uang utama dalam perdagangan tenang pada hari Jumat, dan terus memulih dari penurunan yang dibukukan setelah Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi yang mengatakan tidak berniat memangkas suku bunga lebih lanjut.

Euro telah menemukan beberapa kekuatan pasca setelah Presiden ECB Draghi mengatakan pada hari Kamis bahwa bank sentral tidak merasa perlu menurunkan suku bunga lebih lanjut, meski dikatakan bisa saja kebiajakan ini berubah.

Meski demikian, mata uang tunggal masih belum memiliki daya tarik berarti bagi pasar pasca ECB sebelumnya memangkas suku bunga acuan ke rekor rendah nol dari 0,05%. Pengamat pasar memperkirakan tidak ada perubahan.

Bank sentral juga memotong suku bunga fasilitas deposit lebih dalam ke wilayah negatif, menjadi minus 0,4% dan memotong margin suku bunga pinjaman menjadi 0,25% dari 0,30%.

Selain itu, ECB mendorong program pelonggaran kuantitatif sebesar €20 miliarper bulan menjadi €80 miliar, mulai bulan April.

EUR/USD turun 0,73% ke level 1,1096, menjauh dari level puncak satu bulan dari 1,1217. USD/JPY naik 0,55% ke level 113,82. Dolar melemah terhadap pound, dengan GBP/USD naik 0,08% di level 1,4293, mendekati level atas tiga minggu di 1,4321, dan menguat terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF naik 0,17% ke level 0,9865.

Indeks dolar AS menguat 0,48% ke level 96,65, dari posisi terendah satu bulan di sesi sebelumnya di level 95,94.
 
Kebijakan BOJ kokohkan Yen, pertemuan Fed Dinantikan

BOJ%2B2.jpg


Kebijakan BOJ kokohkan Yen, pertemuan Fed Dinantikan

Yen menguat pada hari Selasa setelah Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter pada kesimpulan pertemuan tinjauan kebijakan terbaru di saat investor mulai mengalihkan perhatian mereka pada pertemuan Federal Reserve, yang akan dimulai hari ini.

USD/JPY turun 0,68% ke leve 113,05, sementara EUR/JPY turun 0,73% di level 125,45. Yen menguat setelah BoJ tidak membuat perubahan atas kebijakan moneternya, dalam keputusan yang memang sudah diperkirakan, di saat bank sentral menilai dampak keputusan ekonomi pada bulan Januari untuk menyebarkan suku bunga negatif.

Langkah tersebut, yang sedikit untuk melemahkan yen, telah banyak dikritik dan telah memberikan kontribusi terhadap merebaknya pandangan bahwa langkah-langkah pengenduran kebijakan moneter BoJ kehilangan efektivitasnya. BoJ pertahankan, target basis uang ¥80 triliun dan suku bunga negatif 0,1% berlaku untuk beberapa cadangan.

Namun bank juga menandakan pelemahan ekspor dan output karena perlambatan pertumbuhan di negara berkembang, menunjukkan bahwa stimulus lanjutan masih diperlukan. Penilaian suram ekonomi global menekan risk appetite, dan terus meningkatkan daya tarik yen sebagai Safe Haven.

Investor saat ini tengah mengalihkan perhatian mereka pada kesimpulan pertemuan kebijakan dua hari the Fed pada Rabu, dengan sebagian investor memperkirakan tidak ada perubahan terbaru atas melemahnya ekonomi global.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,25% diperdagangkan pada level 96,83.
 
Penantian Hasil Pertemuan Fed Dorong Dollar Menguat

Fiat-money-Federal-Reserve1.gif


Penantian Hasil Pertemuan Fed Dorong Dollar Menguat

Dolar menguat terhadap mata uang utama pada sesi Rabu, di saat para pelaku pasar sangat menantikan hasil pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve di hari ini.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenbacks terhadap enam mata uang utama, naik 0,29% pada level 96,94.

Banyak investor memperkirakan The Fed mempertahankan suku bunga pada akhir pertemuan dua harinya di Rabu, atau Kamis dini hari Waktu Indonesia Barat, dan memberikan sinyalamen terbaru akan melemahnya ekonomi global. Tapi bank sentral AS itu kemungkinan akan memberikan sinyal bahwa kenaikan suku bunga akan segera dilakukan selama inflasi dan pekerjaan AS terus menguat.

Sebagian besar ekonom saat ini mengharapkan kenaikan suku bunga pertama tahun ini terjadi pada bulan Juni setelah Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade di bulan Desember. Suku bunga yang lebih tinggi akan membuat dolar lebih menarik bagi investor.

Konferensi pers Fed Ketua Janet Yellen pasca pertemuan kebijakan akan sangat diawasi oleh pasar sebagai petunjuk suku bunga kedepannya.

Euro melemah, dengan EUR/USD turun 0,25% ke level 1,1080. Dolar juga menguat terhadap yen, dengan USD/JPY mencatat penguatan 0,52% ke level 133,73.

Bank of Japan mempertahankan kebijakan moneter pada hasil pertemuan pada Selasa, bahkan di saat mencatat melemahnya ekspor dan output karena perlambatan pertumbuhan di negara berkembang.

Pound juga melemah karena ketidakpastian hasil referendum terhadap masa depan Inggris di Uni Eropa yang terus membebani. GBP/USD turun 0,25% di level 1,4111, level terendah di hampir dua pekan.
 
Kekacauan Politik Inggris, Kabar Pengunduran Diri, Hantam Pound

brexit-800x500.jpg


Kekacauan Politik Inggris, Kabar Pengunduran Diri, Hantam Pound

Pound melemah pada hari Senin setelah Ian Duncan Smith, Sekretaris Negara bidang Ketengakerjaan dan Pensiun juga seorang pemilik suara besar di partai Konservatif, tiba-tiba mengumumkan pengunduran dirinya pada Jumat lalu atas ketidaksepakatan atas anggaran yang dia anggap "sangat tidak adil".

Dalam sebuah pernyataan perpisahan pada hari Minggu, Duncan Smith menjelaskan bahwa keputusannya tidak didasarkan pada dukungannya karena cuti kampanye, yang dikenal sebagai Brexit, sehubungan dengan referendum tentang keanggotaan Inggris di Uni Eropa (UE) yang akan diselenggarakan pada tanggal 23 Juni.

Dia mengkritik anggaran untuk menyebabkan pengurangan substansial dalam tunjangan untuk kaum cacat sementara menawarkan pemotongan pajak bagi orang kaya.

"Saya mengundurkan diri karena saya ingin pemerintah untuk berpikir lagi tentang hal ini dan kembali ke posisi yang saya percaya, yaitu sekitar menjadi (partai) satu-bangsa", Duncan Smith menyatakan dalam sebuah wawancara bersama BBC. "Saya percaya mereka kehilangan pandangan dari arah perjalanan," tambahnya.

Perdana Menteri David Cameron kemungkinan akan memberikan tanggapannya atas pengunduran diri Smith sekitar pukul 15.30 GMT, bersamaan dengan dijadwalkan untuk melaporkan kepada anggota DPR pada KTT Uni Eropa baru-baru ini.

Ahli strategi Société Générale mempertimbangkan bahwa pembagian pemerintah akan "hanya menambahkan lapisan risiko lain terhadap prospek sterling" di saat kekhawatiran Brexit juga menahan pound.

Konfederasi Industri Inggris, yang mendukung kampanye referendum 23 Juni, memperingatkan pada Senin bahwa meninggalkan Uni Eropa berdampak pada perekonomian Inggris £100 miliar dan 950.000 lapangan pekerjaan pada tahun 2020.

GBP/USD turun 0,46% ke level 1,4415, GBP/JPY turun 0,42% ke level 160,81, sementara EUR/GBP naik 0,28% ke level 0,7809.
 
Back
Top