[MasterForex] Data ekonomi dan Fundamental oleh MasterForex

Skeptisisme Suku Bunga Fed Lumpuhkan Dolar

Interest%2BRate%2B1.jpg


Skeptisisme Suku Bunga Fed Lumpuhkan Dolar

Indeks dolar mencatat penurunan, hentikan penguatan yang diperoleh dalam dua hari, setelah komentar pejabat Federal Reserve menyatakan bank sentral kemungkinan menaikkan suku bunga paling cepat bulan depan gagal mendongkrak daya tarik mata uang AS itu.

Dolar melemah terhadap sebagian besar mata uang utama karena para pedagang melihat probabilitas kenaikan suku bunga AS pada bulan April hanya 10 persen, bahkan setelah Presiden Fed San Francisco John Williams dan Presiden Fed Atlanta Dennis Lockhart mengatakan data ekonomi baru-baru justru memungkinkan pengetatan kebijakan tambahan. Baik Williams maupun Lockhart tidak memberikan suara pada Federal Open Market Committee tahun ini.

"Saya tidak berpikir komentar jangka pendek akan mengubah fakta bahwa keputusan FOMC pekan lalu jelas menimbulkan pandangan struktural dovish," kata Nizam Idris, kepala ahli strategi valuta asing dan Fixed-Income di Macquarie Bank Ltd di Singapura. "Di tengah beberapa volatilitas, dolar akan berada dalam tren menurun" dalam beberapa bulan kedepan, katanya.

Pernyataan pasca-pertemuan Fed itu mendorong para pelaku pasar untuk mempertimbangkan ekspektasi kenaikan pada bulan Juni menjadi 42 persen pada Senin, turun dari probabilitas 52 persen pada seminggu sebelumnya, kontrak berjangka menunjukkan. Macquarie Bank, salah satu dari 10 analis mata uang dunia, membalik proyeksi tiga bulan di pekan lalu terhadap dolar setelah Fed membagi dua proyeksi untuk berapa kali mereka akan menaikkan suku bunga tahun ini dari empat kali pada bulan Desember, mengutip dampak potensial dari lemahnya pertumbuhan global terhadap ekonomi AS.
 
Dolar AS Menguat Di sesi Jumat Agung

Dollar%2BUp.jpg


Dolar AS Menguat Di sesi Jumat Agung

Dolar AS mencatat penguatan terhadap Yen, Euro dan Sterling pada perdagangan Jumat Agung di sepanjang sesi sesi Asia.

USD/JPY diperdagangkan pada 113,15, naik 0,22%. Sementara itu, Dolar AS naik terhadap Euro dan Pound Inggris, dengan EUR/USD turun 0,11% di level 1,1164 dan GBP/USD turun 0,28% ke level 1,4118. Sementara itu, Euro naik terhadap Pound Inggris dan Yen Jepang, dengan EUR/GBP naik 0,15% ke level 0,7906 dan EUR/JPY meningkat 0,06% ke level 126,24.

Terhadap yen, dolar diperkirakan akan menemui level support pada 111,20, yang merupakan level sesi Senin dan resistance pada 113,31, yang merupakan sesi atas hari ini. Diperkirakan perdagangan dolar terhadap euro akan menuju level support 1.1142, yang juga merupakan level terendah Kamis dengan resistance pada 1.1286, level tertinggi Senin.
 
Pasar Sepi, Dolar Terimbas Data AS

Consumer-Spending-6.jpg


Pasar Sepi, Dolar Terimbas Data AS

Dolar melemah terhadap mata uang utama dalam perdagangan yang cukup sepi pada hari Senin setelah data menunjukkan belanja konsumen AS meningkat bulan lalu, namun inflasi menurun.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenbacks terhadap enam mata uang utama, turun tipis 0,08% ke level 96,09, sebelumnya sempat berada di level atas 96,42. Kondisi perdagangan cukup sepi, dengan pasar keuangan di Eropa masih ditutup karena liburan Paskah.

Pengeluaran pribadi naik tipis 0,1% pada bulan Februari Departemen Perdagangan mengatakan, sejalan dengan ekspektasi para ekonom. Pendapatan pribadi naik 0,2%, dengan penysuaian secara musiman melampai perkiraan untuk kenaikan 0,1%.

Inflasi, yang diukur dengan indeks PCE, parameter inflasi yang disukai Federal Reserve, turun 0,1% bulan lalu, lebih karena biaya energi yang lebih rendah. Indeks PCE hanya naik 1% pada basis tahunan, melambat dari 1,2% di Januari.

Data-data ini mengindikasikan bahwa kemungkinan Fed akan menaikkan suku bunga secara bertahap tahun ini, meskipun terjadi pengetatan di pasar tenaga kerja. Investor saat ini menantikan pidato Ketua Fed Janet Yellen pada Selasa sebagai indikasi baru langkah suku bunga.
 
Dollar Perlahan Menguat, pidato Yellen Dinantikan

Yellen%2BFed.jpg


Dollar Perlahan Menguat, pidato Yellen Dinantikan

Dolar sedikit menguat terhadap mata uang utama pada sesi Selasa, di saat para pelaku menantikan pidato Ketua Federal Reserve Janet Yellen, yang dijadwalkan hari ini, sebagai indikator lebih lanjut mengenai kenaikan suku bunga.

Dolar berada di bawah tekanan di akhir sesi Senin setelah data yang relatif lembut atas data belanja konsumen AS dan inflasi sehingga mendorong Fed Atlanta merevisi perkiraan pertumbuhan kuartal pertama. Atlanta Fed menurunkan estimasi pertumbuhan kuartal pertama menjadi 0,6% dari 1,4%.

Pengeluaran pribadi naik tipis 0,1% pada bulan Februari, Departemen Perdagangan AS mengatakan, sejalan dengan ekspektasi ekonom, tetapi belanja bulan Januari mengalami revisi turun tajam. Sementara itu, inflasi yang diukur dengan indeks PCE, parameter inflasi yang disukai Fed, turun 0,1% bulan lalu dan naik hanya 1% dari tahun sebelumnya.

Data-data tersebut dapat diindikasikan bahwa Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga secara bertahap tahun ini, meskipun pasar tenaga kerja melakukan pengetatan.

Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan greenbacks terhadap enam mata uang utama, naik 0,10% pada level 96,10, tidak jauh dari level tertinggi dalam satu setengah pekan yang disentuh pada sesi Senin 96,42.
 
Penantian Pasar Atas Pertemuan Fed, Topang Dolar

federal-reserve-bank-ny.jpg


Penantian Pasar Atas Pertemuan Fed, Topang Dolar

Dolar menguat terhadap mata uang utama pada perdagangan sesi Rabu, bersamaan dengan para pelaku pasar menantikan risalah pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan Maret yang dijadwalkan akan dirilis pada hari ini.

Greenback menemukan dukungan setelah Institute of Supply Management pada hari Selasa melap;orkan indeks pembelian manajer non-manufaktur meningkat menjadi 54,5 bulan lalu dari 53,4 pada bulan Februari. Namun data positif tersebut ternodai dengan data yang menunjukkan defisit perdagangan AS melebar menjadi $47,06 miliyar pada bulan Februari dari $45,88 miliar pada bulan Januari.

Saat ini, para pelaku pasar tengah menantikan kesimpulan hasil pertemuan kebijakan the Fed di Maret yang akan dirilis Rabu, sebagai indikasi baru terhadap bagaiaman suku bunga AS kedepannya.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,30% pada level 94,89, beranjak dari level terendah lima setengah bulan di minggu lalu pada level 94,30.
 
Pernyataan Pejabat ECB Hempaskan Euro

Euro%2Bcrashed.jpg


Pernyataan Pejabat ECB Hempaskan Euro

Euro kehilangan kekuatan di sesi Kamis ini terhadap dolar setelah para pejabat senior Bank Sentral Eropa menegaskan bahwa mereka siap menyuntikkan stimulus lebih jika diperlukan.

kepala ekonom ECB, Peter Praet, mengatakan bank sentral siap untuk melakukan lebih besar lagi jika ekonomi zona euro dilanda guncangan baru. "Jika guncangan buruk terus terjadi, langkah-langkah kita dapat disesuaikan kembali mengikuti kondisi," katanya.

Komentar inipun digaungkan oleh Wakil Presiden ECB Vito Constancio yang mengatakan dalam pidatonya kepada Parlemen Eropa bahwa bank sentral akan terus melakukan apa pun untuk mengejar tujuan stabilitas harga.

Secara terpisah, Presiden ECB Mario Draghi memperingatkan bahwa 2016 ini akan menjadi tahun yang penuh tantangan lainnya dalam laporan tahunan bank sentral pada hari Kamis. "Kami menghadapi ketidakpastian tentang prospek ekonomi global. Kami terus menghadapi penurunan laju inflasi yang cukup besar. Dan kami menghadapi pertanyaan tentang arah Eropa dan ketahanan terhadap guncangan baru, " laporan itu mengungkapkan.

EUR/USD terpantau turun 0,18% ke level 1,1381, dari level tertinggi lima setengah bulan 1,1454 yang dicapai tadi malam. Sementara Euro berada di posisi terendah satu bulan terhadap yen cukup kuat, dengan EUR/JPY turun 1,46% ke level 123,28.

Namun demikian, Euro masih cukup kuat terhadap dolar yang melemah setelah risalah pertemuan Federal Reserve Maret pada Rabu menunjukkan bahwa kenaikan suku bunga pada pertemuan akhir bulan ini tidak mungkin terjadi.

Nada dovish risalah tersebut menggarisbawahi komentar Ketua Fed Janet Yellen yang pekan lalu mengatakan bahwa risiko terhadap prospek ekonomi global menyebabkan pendekatan dengan sangat hati-hati terhadap pengetatan kebijakan moneter.
 
Meski Menguat, Dollar Masih Tetap Rentan

dolar%2Bterbang.jpg


Meski Menguat, Dollar Masih Tetap Rentan

Dolar rebound dari level terendah 18-bulan terhadap yen pada hari Jumat dan tetap stabil terhadap euro disebabkan sentimen greenback masih rentan karena meski data ekonomi AS menunjukkan optimisme namun masih berada di bawah bayang-bayang risalah pertemuan kebijakan terbaru Federal Reserve.

Greenback berada di bawah tekanan kuat terhadap yen setelah risalah pertemuan kebijakan bulan Maret Fed pada Rabu menunjukkan bahwa bank sentral kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga sebelum bulan Juni akibat dari kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global.

Dalam notulen pertemuan tersebut juga menunjukkan bahwa "sejumlah" pembuat kebijakan masih meyakini guncangan yang menggoda pertumbuhan masih akan bertahan selain itu masih banyak yang menunjukkan sikap hati-hati terhadap menaikkan tarif.

Sebelumnya para pelaku pasar mengabaikan laporan dari AS Departemen Tenaga Kerja pada Kamis yang melaporkan jumlah klaim tunjangan pengangguran awal pada pekan hingga 2 April mengalami penurunan sebesar 9.000 menjadi 267.000 pengajuan dari total pekan sebelumnya 276.000. Analis memperkirakan klaim pengangguran turun 6.000 ke level 270.000 minggu lalu.

USD/JPY naik 0,39% ke level 108,63, masih dekat dengan level terendah 18-bulan di sesi Kamis 107,66. Sementara EUR/USD bergerak tipis ke level 1,1375, setelah mencapai level tertinggi enam bulan 1,1454 pada hari Kamis.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 94,55, menguat relatif tipis dari level terendah enam bulan di sesi Kamis 94,03.
 
Tokyo Kembali Wanti-wanti Penguatan Yen

Japan%2BFlag.jpg


Tokyo Kembali Wanti-wanti Penguatan Yen

Peringatan lainnya atas kemungkinan intervensi pemerintah Jepang masih belum cukup untuk menghentikan penguatan yen pada hari Senin, dolar jatuh di bawah 108 yen ke level terendah 17 bulan baru.

Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga mengatakan kesepakatan Kelompok 20 untuk menghindari devaluasi kompetitif tidak berarti Jepang tidak dapat melakukan intervensi terhadap pergerakan mata uang dalam satu sisi, bahasa pernyataan yang telah menandai intervensi di masa lalu.

"Katalis pekan ini akan menjadi apa yang terjadi di pasar kredit dan ekuitas," kata Michael Sneyd, ahli strategi di BNP Paribas di London.

Yen, sebaliknya, telah mencatat penguatan selama tiga minggu berturut-turut terhadap dolar. Yen naik 0,3 persen k elevel ¥107,88 per dolar pada sesi Senin, setelah mencapai level di atas 107,63 di perdagangan Asia.

Suga mengatakan dalam konferensi pers, pemerintah memantau pasar valuta asing dengan rasa urgensi, dengan menyebutkan yen bergerak satu sisi dan spekulatif. Tapi yang logika berjalan adalah bahwa Tokyo tidak dapat dengan mudah melakukan intervensi menjelang pertemuan G20 di Washington pekan ini dan putaran KTT G7 pada bulan Mei.
 
Mata Uang Komoditas Memulih Terhadap Dolar AS

kuwait%2Boil%2Bunion%2Bstrike.jpg


Mata Uang Komoditas Memulih Terhadap Dolar AS

Dolar AS naik tipis terhadap yen dan mata uang komoditas perlahan memulih dari penurunan setelah para pelaku pasar melihat aksi mogok pekerja minyak dan gas Kuwait mendukung harga minyak dan antisipasi volatilitas yang rendah minggu ini.

Dolar terakhir naik 0,07 persen terhadap yen di level 108,81 setelah merosot ke level bawah sesi 107,81, mendekati level terendah 17 bulan 107,61 pada minggu lalu.

Safe haven yen sebelumnya rally, sementara mata uang komoditas anjlok, setelah rencana pembatasan produksi minyak pada level saat ini mentok pada hari Minggu ketika Arab Saudi menuntut agar Iran bergabung pada pertemuan di Doha.

Harga minyak Brent meluncur sebanyak 7 persen pada awal perdagangan karena investor mendapat kesempatan pertama mereka untuk bereaksi terhadap berita tersebut, tapi kembali melemah dan terakhir turun 2,6 persen.

Pemogokan di Kuwait, yang dipandang sebagai membatasi pasokan minyak dalam jangka pendek, dan harapan pasar 'bahwa Bank Sentral Eropa tidak akan mengumumkan perubahan kebijakan kejutan minggu ini memnbatasi dampak dari pertemuan Doha, kata Richard Cochinos, kepala strategi FX G10 Eropa di London.

Aksi mogok di Kuwait mengarahkan anggota OPEC untuk mengurangi produksi dan produksi penyulingan minyak mentah pada hari Minggu. ECB akan bertemu di Frankfurt, Kamis.

Mata uang terkait komoditas seperti dolar Kanada dan rubel Rusia masih mencatat penurunan, namun naik dari posisi terendahnya, sementara dolar Australia sepenuhnya pulih dan berada di level atas 9 setengah bulan terhadap greenback $0,7739.

Euro terakhir naik 0,35 persen terhadap dolar pada level $1,1320. Dolar terakhir turun 0,32 persen terhadap franc Swiss pada level 0,9640 franc. Indeks dolar, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang utama, terakhir turun 0,19 persen di level 94,513.
 
Mata Uang Komoditas Turun Dari Level Tertinggi

Oil%2BWorsens.jpg


Mata Uang Komoditas Turun Dari Level Tertinggi

Mata uang yang beruhubungan dengan komoditas seperti dolar Australia dan Kanada kembali turun dari level kenaikan baru pada sesi Rabu, setelah rally harga minyak mentah terhenti pasca pekerja minyak di Kuwait hentikan pemogokan selama 3 hari.

Dengan indeks Shanghai pimpin penurunan pasar saham, investor kembali ke asset aman tradisional, yen, yang menguat hampir setengah persen terhadap euro dan dolar.

Euro stabil di level $1,1361 dengan pilihan pasar menunjukkan aktivitas spekulatif menjelang pertemuan Bank Sentral Eropa hari Kamis jauh lebih tenang daripada keputusan kebijakan baru.

Kehati-hatian Federal Reserve AS atas kenaikan suku bunga, ditambah dengan kebijakan moneter ultra-longgar di Jepang dan Eropa, telah mendorong harga pasar mata uang AS melemah dalam satu bulan terakhir, sehingga secara luas melemahkan greenback.

Dengan pasar saham dan komoditas secara umum dalam kondisi lebih optimis pada awal tahun ini, telah mendorong daya tarik mata uang seperti Aussie sehingga menyebabkan suku bunga yang lebih tinggi.

Penurunan 2 persen harga minyak pada Rabu, cukup untuk melemahkan mata uang Australia sepertiga persen menjadi $0,7788. Dolar Kanada jatuh ke level C$1,2710 setelah menguat hingga level C$ 1,2630 per US dolar.
 
Euro Direntang Sempit Pra Pertemuan ECB

Draghi.jpg


Euro Direntang Sempit Pra Pertemuan ECB

Euro stabil terhadap dolar dan yen pada sesi Kamis karena para pelaku pasar menantikan pertemuan Bank Sentral Eropa hari ini, di mana tidak ada langkah-langkah kebijakan baru yang diharapkan.

ECB secara luas diperkirakan masih mempertahankan suku bunga pada rekor terendah setelah meluncurkan sejumlah kebijakan baru bulan lalu, termasuk pemotongan suku bunga, tambahan pembelian obligasi bulanan dan pinjaman lebih murah ke perbankan.

Namun rally euro menjelang pertemuan setelah ketua ECB Mario Draghi menyatakan bahwa pemotongan suku bunga lebih lanjut mungkin tidak diperlukan.

Draghi diperkirakan akan bereaksi terhadap kritik kebijakan moneter ultra longgar dari pejabat Jerman, ketika Menteri Keuangan Jerman Wolfgang Schaeuble mengatakan bahwa suku bunga negatif melukai sistem perbankan.

EUR/USD berada di level 1,1286, jauh di bawah level tertinggi 1,1387 yang disentuh pada hari Rabu. EUR/JPY bergerak ke level 123,95. Euro juga stabil terhadap pound, dengan EUR/GBP di level 0,7873. Sterling hampir tidak berubah terhadap dolar setelah data, dengan GBP/USD di level 1,4339.

Indeks dolar AS, yang mencatat pergerakan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 94,55.
 
Minyak Menuju Kenaikan Mingguan Ketiga

neft700.jpg


Minyak Menuju Kenaikan Mingguan Ketiga

Harga minyak naik pada sesi Jumat menuju $45 per barrel, menuju kenaikan mingguan ketiga berturut-turut karena sentimen pasar lebih optimis meskipun kelebihan pasokan masih meningkat. Para pelaku pasar mengatakan sentimen di seluruh komoditas berubah lebih membaik, dengan masuknya dana segar ke dalam pasar oleh investor berhasil mengangkat harga.

Brent yang menjadi minyak acuan Internasional diperdagangkan pada level $44,60 per barel, naik 7 sen, atau 0,1 persen, dari penutupan terakhir. Minyak mentah AS West Texas Intermediate naik 14 sen, atau 0,3 persen, pada level $43,32 per barel.

Minyak Brent telah meningkat sekitar 3,4 persen sepanjang minggu ini dan WTI naik 7,2 persen karena kedua minyak acuan tersebut menuju kenaikan minggu ketiga berturut-turut. Minyak mentah naik lebih dari dua-pertiga sejak 2016 dari posisi terendah antara Januari dan Februari.

Goldman mengatakan hal itu "terlalu dini untuk menyambut baik penguatan tersebut", mempertahankan pandangannya bahwa keseimbangan pasar yang berkelanjutan, didorong oleh penurunan produksi minyak AS, akan berlangsung pada kuartal ketiga 2016.

Tapi bank Wall Street mengubah pandangan nya terhadap energi menjadi "netral" dari "underweight", mengutip kemungkinan penurunan yang ekstrim.

Faktor pendukung lain yang telah dimanfaatkan oleh produsen dari kenaikan harga yang lebih tinggi dengan mengunci produksi.

Meskipun belakangan harga minyak terus menguat, pasar minyak tetap kelebihan pasokan karena sekitar 1 dan 2 juta barel minyak mentah sedang dieksplorasi setiap hari melampaui permintaan, yang menyebabkan banyaknya persediaan bahan bakar yang tidak terjual.
 
Data Ekonomi AS Positif, Dolar Justru Melemah

Pending-Home-Sales.jpg


Data Ekonomi AS Positif, Dolar Justru Melemah

Dolar bergerak melemah terhadap mata uang utama pada sesi Rabu, bahkan setelah data yang menunjukkan penjualan rumah di AS positif bahkan dengan angka di atas perkiraan pada Maret karena sentimen terhadap greenback masih rapuh menjelang pernyataan kebijakan Federal Reserve hari ini.

National Association of Realtors mengatakan indeks penjualan rumah tertunda naik 1,4% bulan lalu, mengalahkan ekspektasi untuk kenaikan 0,5%. Penjualan rumah yang tertunda pada bulan Februari naik 3,4%, yang mana angka tersebut sedikit direvisi turun dari kenaikan yang dilaporkan sebelumnya sebesar 3,5%.

Investor tetap berhati-hati menjelang pernyataan kebijakan Fed di tengah ketidakpastian yang sedang berlangsung mengenai kapan waktunya kenaikan suku bunga di masa depan. Pelaku pasar juga menantikan kesimpulan pertemuan kebijakan Bank of Jepang pada hari Kamis di tengah tingginya harapan langkah-langkah pelonggaran baru.

USD/JPY turun tipis 0,13% ke level 111,17. EUR/USD naik 0,26% diperdagangkan pada level 1,1326. Dolar sedikit menguat terhadap pound, dengan GBP/USD turun 0,14% di level 1,4563 namun melemah terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF turun 0,17% di level 0,9718.

Dolar Australia dan Selandia Baru masih lemah, dengan AUD/USD turun 2,07% di level 0,7587 dan dengan NZD / USD turun 0,62% ke level 0,6856. Terhadap mata uang lainnya, USD/CAD naik tipis 0,19% ke level 1,2627, dari posisi terendah sembilan bulan 1,2572 yang disentuh di awal sesi.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,13% diperdagangkan pada level 94,33.
 
‘Warning’ Dari Tokyo Sebabkan Yen Loyo

Yen%2BSign.jpg


‘Warning’ Dari Tokyo Sebabkan Yen Loyo

Dolar mencapai penguatan dalam 10 hari terhadap yen pada hari Senin setelah menteri keuangan Jepang mengatakan secara langsung bahwa Tokyo siap campur tangan di pasar mata uang jika yen bergerak stabil dan akhirnya merusak perdagangan dan ekonomi.

Dalam sesi yang bergaam untuk pasar saham, penurunan yen membantu menghasilkan beberapa keuntungan terbatas pada Nikkei, sementara sejumlah data pesanan industri yang kuat dari Jerman membantu saham Eropa pulih dari pekan terburuk sejak pertengahan Februari.

Namun indeks Shanghai tenggelam hampir 3 persen setelah data perdagangan Cina lebih buruk dari perkiraan. Kedua data tersebut menambah keraguan tentang laju pertumbuhan global dan kemungkinan kenaikan suku bunga tahun ini yang dihasilkan dari data pekerjaan AS Jumat.

Penguatan drastis hampir 15 persen yen menjadi cerita besar mata uang tersebut dalam enam bulan dan para pelaku pasar masih skeptis atas kemungkinan Tokyo membuat hasil positif atas ancaman yang terus berulang untuk melawan pergerakan harga dengan tidak adanya dukungan global.

Dolar, yang menyentuh level terendah 18 bulan terhadap yen di pekan lalu, naik hampir setengah persen pada perdagangan pagi di London di level ¥107,60. Turun dari level ¥123 pada Desember lalu.
 
Laporan Empire State Sebabkan Dolar Bergerak Tipis?

New%2Byork.jpg


Laporan Empire State Sebabkan Dolar Bergerak Tipis?

Dolar bergerak tipis terhadap mata uang utama pada Senin, karena investor menunggu rilisan data aktivitas manufaktur wilayah New York sebagai indikasi lebih lanjut kekuatan ekonomi AS.

Dolar melemah terhadap safe haven yen yang menguat setelah data resmi output pabrik China melambat menjadi 6% pada bulan April, berbanding ekspektasi 6,5%. Investasi dan penjualan ritel juga tumbuh lebih lambat dari yang diharapkan pada bulan lalu, menambah kekhawatiran atas perlambatan d negara ekonomi terbesar kedua dunia.

Greenback masih ditopang oleh data dari Departemen Perdagangan AS yang Jumat kemarin menunjukkan penjualan ritel AS melonjak 1,3% pada bulan April, melampaui ekspektasi ekonom untuk kenaikan 0,8%. Selain itu, data awal indeks sentimen konsumen University of Michigan dilaporkan di level 95,8 pada Mei, naik dari 89,0 pada bulan April dan jauh di atas perkiraan di angka 90,0.

Data optimis meredakan kekhawatiran atas prospek ekonomi AS dan kembali menyulut harapan bahwa Federal Reserve bisa saja akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diantisipasi.

USD/JPY naik tipis 0,25% ke level 108,92. EUR/USD stabil di level 1,1309. Dolar menguat terhadap pound, dengan GBP/USD turun 0,31% ke level 1,4334 dan stabil terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF diperdagangkan pada level 0,9768.

Indeks dolar AS, yang mencatat kekuatan greenback terhadap enam mata uang utama, stabil di level 94,63, masih di dekat level atas tiga pekan 94,84 yang disentuh pada Jumat akhir pekan kemarin.
 
Dollar Stabil, Ditengah Penantian Serangkaian Data AS

Dollar%2Brising.jpeg


Dollar Stabil, Ditengah Penantian Serangkaian Data AS

Dolar cukup stabil terhadap mata uang utama pada Selasa, di saat para pelaku masih berhati-hati menjelang serangkaian laporan data ekonomi AS yang akan dirilis hari ini.

Investor menantika rilisan data sektor perumahan, harga konsumen dan data produksi industri AS yang akan dirilis hari ini, sebagai petunjuk lanjutan atas kekuatan ekonomi negara tersebut.

Greenback tampaknya acuhkan laporan Federal Reserve Bank of New York pada Senin kemarin yang melaporkan indeks kondisi bisnis secara umum turun menjadi -9,0 bulan ini dari 9,6 pada bulan April. Para analis memperkirakan indeks menurun menjadi 6,5.

USD/JPY terpantau naik 0,50% ke level 109,55. EUR/USD stabil di level 1,1324. Dolar menguat terhadap pound yang terlihat lesu, dengan GBP/USD naik 0,58% di level 1,4483 dan secara fraksional menguat terhadap franc Swiss, dengan USD/CHF naik 0,09% ke level 0,9786.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang mayorita diperdagangkan stabil di level 94,49, dan masih di dekat level kenaikan tiga pekan Jumat di level 94,84.
 
Penguatan dolar Jelang Risalah Fed, Pertanda apa?

Fiat-money-Federal-Reserve1.gif


Penguatan dolar Jelang Risalah Fed, Pertanda apa?

Dollar masih nyaman dengan pengatannya di level atas tiga setengah pekan terhadap mata uang mayoritas di sesi Selasa, di saat para pelaku pasar menantikan risalah pertemuan kebijakan terkini Federal Reserve yang akan dirilis hari ini.

Para pelaku pasar sangat menantikan risalah pertemuan kebijakan the Fed yang terkini sebagai petunjuk lanjutan kapan kenaikan suku bunga akan diterapkan.

Ekspektasi kenaikan suku bunga AS mendatang kian memuncak setelah data di selasa menunjukkan inflasi harga konsumen AS tumbuh pada laju tercepatnya di lebih dari tiga tahun pada April, naik 0,4% di April, pertumbuhan terbesar dalam satu bulan sejak Februari 2013, Departemen Tenaga Kerja Selasa melaporkan.

Selain itu, Presiden Fed Atlanta, Dennis Lockhart, and Presiden Fed San Francisco, John Williams kedua nya mengatakan ada kemungkinan 2 atau 3 kenaikan suku bunga di tahun ini.

USD/JPY menguat 0,24% ke level 109.38. EUR/USD turun 0,29% ke level 1,1279, terendah sejak April 25. Namun dolar melemah terhadap pound, dengan GBP/USD naik 0,62% di level 1,4550 dan masih melemah terhadap Swiss franc, dengan USD/CHF menguat 0,27% ke level 0,9832.

Indeks dolar AS, parameter kekuatan greenback terhadap enam mata uang mayoritas, menguat 0,23% diperdagangkan pada level 94,76, tertinggi sejak April 25.
 
Job-unemployment-ad-generic-jpg.jpg


Meski Melemah, Dolar masih di Puncak 7 Pekan

Dolar sedikit melemah terhadap mata uang mayoritas di sesi Kamis, setelah rilisan data mengecewakan US, namun greenback masih berada di level kenaikan tujuh pekan setelah ekspektasi terbaru atas kenaikan suku bunga di bulan Juni oleh Federal Reserve terus memberikan supportnya.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan jumlah individu yang mengajukan klaim tunjangan pengangguran awal hingga pekan 14 Mei menurun 16.000 menjadi 278.000 dari pekan sebelumnya sebanyak 294.000 pengajuan secara total. Angka ini di bawah perkiraan analis yang memperkirakan penurunan sebesar 19.000 menjadi 275.000 pengajuan.

Secara tepisah Federal Reserve Bank Philadelphia melaporkan indeks aktifitas manufaktur menurun menjadi -1.8 di bulan ini dari hasil di April -1.6. Dengan perkiraan analis indeks tersebut justru tumbuh 3,5 d Mei.

Namun dolar masih ditopang oleh risalah pertemuan the Fed di April yang menunjukkan para pembuat kebijakan mengatakan, kenaikan suku bunga di Juni akan cukup pantas jika data ekonomi mengindikasikan bahwa pertumbuhan meningkat di kuartal kedua dan lapangan kerja serta inflasi juga meningkat.

Indeks dolar AS, yang mencatat perdagangan greenback terhadap enam mata uang mayoritas bertahan di level 95,17, hanya turun tipis dari level kenaikan tujuh 95,51 yang dicapai di hari sebelumnya.
 
Akhirnya Minyak Tembus $50

Crude%2BOil.png


Akhirnya Minyak Tembus $50

Minyak Brent merangsek ke atas level $50 per barrel di sesi kamis untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan terakhir di saat persediaan minyak global berlimpah sehingga glut that mengganggu kondisi pasar untuk hampir dua tahun menunjukkan tanda-tanda mulai mereda.

Harga minyak dalam beberapa pekan mencatat kenaikan dalam serangkaian gangguan, akibat dari kebakaran di Kanada dan kerusuhan di Nigeria and Libya, melumpuhkan produksi hampir 4 juta barel per hari.

Berada di atas $50 per barrel, minyak dianggap sebagian pasar menembus batas psikologis yang dapat mengarahkan produsen minyak, khususnya diantara peruahaan AS untuk kembali beroperasi setelah lesu dalam beberapa tahun terakhir.

Minyak acuan global Brent menguat 31 sen mencapai harga $50,05 per barrel, level tertinggi di hampir 7 bulan, setelah data persediaan minyak mentah mentah AS yang berkurang lebih besar dari dari perkiraan pekan lalu mengindikasikan konsumen mulai menguras persediaannya.

Minyak mentah berjangka AS naik 30 sen di level $49,86 per barrel, setelag sempat menyentuh angka $49,97, tertinggi sejak pertengahan Oktober.

Sumber dari perusahaan minyak Chevron Pada Kamis mengatakan aktifitasnya di Nigeria telah ditutup akibat serangan militan, sehingga memperburuk situasi yang telah menghambat persediaan ratusan ribu barel.

Selanjutnya, pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak, OPEC, pada 2 Juni nanti di Wina, Austria akan membahas pasar minya diharapkan dapat terus memberikan dukungan penguatan ini.

Namun, naiknya harga minyak dan gesekan antara anggota kunci Arab Saudi dan Iran berarti upaya koordinasi untuk mengintervensi dukungan terhadap harga masih belum stabil.
 
Dolar Menguat Atas Harapan Kenaikan Suku Bunga Fed

Federal%2BReserve%2BBank.jpg


Dolar Menguat Atas Harapan Kenaikan Suku Bunga Fed

Dolar mencapai level puncak dua bulan terhadap sejumlah mata uang dan di level atas satu bulan terhadap yen pada sesi Senin, setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengipasi harapan untuk kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat.

Seentara perkembangan politik di Tokyo juga mendukung dolar terhadap yen. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan dia akan menunda kenaikan pajak penjualan yang dijadwalkan April mendatang dalam dua setengah tahun, kata seorang pejabat senior partai yang berkuasa pada hari Senin.

Dolar naik di atas level ¥111,00 untuk pertama kalinya sejak akhir April, mencapai level ¥111,39 pada awal perdagangan Eropa, naik hampir 1 persen pada hari ini. Untuk bulan ini, dolar berada di jalur terbaik sejak akhir 2014 terhadap yen.

Terhadap sejumlah mata uang, dolar naik 0,35 persen di level 95,879, sementara euro masih berjuang di dekat level terendah 2 setengah bulan di level $1,1097 yang di sentuh pada sesi Asia.

Yellen pada hari Jumat mengatakan kenaikan suku bunga dalam beberapa bulan mendatang "diyakinkan akan sesuai," jika perekonomian dan pasar tenaga kerja terus membaik.

"Komentar Yellen ini telah mengangkat kemungkinan kenaikan suku bunga pada Juni atau Juli mendatang, dan mendukung dolar," kata Niels Christensen, ahli strategi FX di Nordea, sebuah bank besar Nordic. "Banyak meskipun akan tergantung pada data yang keluar minggu ini.

Sementara pasar London ditutup untuk libur publik sementara pasar AS ditutup untuk Memorial Day.
 
Back
Top