Penyerangan Jemaah Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang

barusan nonton metro, rupanya pencipta lagu indonesia raya itu, WR. Supratman adalah seorang Ahmadiah. Ini d ucapkan ketua Ahmadiyah saat dengar pendapat dgn DPR
 
Polri Tahan Enam Tersangka Terkait Kasus Ahmadiyah

Rabu, 16 Februari 2011 15:13 WIB


Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) saat ini sudah menahan enam tersangka terkait kasus bentrok warga dengan jamaah Ahmadiyah di Kecamatan Cikeusik, Kabupaten Pandeglang, Banten, pada hari Minggu (6/2).

"Saat ini kita sudah menahan enam tersangka terkait kasus di Cikeusik, yang kemarin diperiksa terakhir adalah tersangka berinisial U dan I," kata Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Kabareskrim) Polri, Komjen Pol Ito Sumardi di Jakarta, Rabu.

Enam tersangka yang ditahan adalah U, M, E, UJ, Y dan I, sementara tersangka lain M dan S belum ditahan, ujarnya.

"Polri terus cari dua belah pihak yang terlibat, kita ingin perjelas perkara di sana dan berharap siapa pun juga yang terkait dengan masalah itu bisa menyerahkan diri," kata Ito.

Kabareskrim menuturkan bahwa dalam ungkap kasus ini Polri berangkat dari fakta-fakta komunikasi, lapangan, sehingga dijadikan dasar proses penanganan perkara.

"Ahmadiyah saat ini masih dijadikan saksi, proses tentunya diserahkan ke Polda Banten di-back up Mabes Polri," ucap Ito.

Bentrokan yang terjadi tersebut menyebabkan jatuhnya delapan korban di antaranya tiga meninggal yakni Karno dan Mulyadi yang merupakan kakak beradik, warga Kecamatan Cikeusik serta seorang lainya bernama Roni, warga Jakarta.

Sedangkan, lima orang lainnya yakni Pipip warga Cilegon, Dias (Jakarta) Ahmad (Jakarta), Deden Dermawan (Jakarta) dan M Ahmad (Ciledug) Tangerang Selatan) sempat mendapat perawatan Rumah Sakit Rasa Asih. (T.S035/C004)



sumber: Antara


-dipi-
 
FPI Jamin Tidak Serang Ahmadiyah di DKI

Rabu, 16 Februari 2011 13:58 WIB |

Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pengurus Daerah Front Pembela Islam DKI Jakarta, Habin Salim Alatas menjamin tidak akan ada penyerangan terhadap warga Ahmadiyah di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

"Kita jamin tidak ada penyerangan (Ahmadiyah) karena semua diserahkan kepada pihak kepolisian," kata Habib Salim Alatas di Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Metropolitan Jakarta Raya, Rabu.

Salim menyampaikan hal itu saat menghadiri undangan pemusnahan barang bukti jutaan keping cakram optik padat dan minuman keras ilegal di Mapolda Metro Jaya.

Tokoh organisasi agama itu, mengatakan FPI menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, guna menyelesaikan persoalan keberadaan Ahmadiyah.

Salim juga menuturkan pihaknya telah melakukan konsolidasi dan pendekatan terhadap anggota FPI di wilayah Jakarta dan sekitarnya, agar tidak merazia maupun menyerang tempat perkumpulan jamaah Ahmadiyah.

"Kita bisa lihat sekarang tidak ada kejadian penyerangan terhadap Ahmadiyah di Jakarta," ujar Salim.

Namun demikian, Salim mengharapkan Pemerintah segera membubarkan Ahmadiyah agar tidak terjadi gejolak dan tindakan anarki dari masyarakat yang menolak keberadaan ajaran tersebut.

Sementara itu, Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Sutarman menuturkan pihaknya memerintahkan anggotanya menjaga ketat tempat perkumpulan jamaah Ahmadiyah.

Polda Metro Jaya dan jajarannya memfokuskan pengamanan pada 13 lokasi perkumpulan jamaah Ahmadiyah.

Sutarman menyatakan penempatan petugas kepolisian tersebut, guna mengantisipasi penyerangan yang dilakukan sekelompok orang.
(T014)


sumber: Antara



-dipi-
 
FPI memang tak boleh menyerang orang lain apapun alasannya. Mereka itu adalah masyarakat biasa yang sama posisinya dgn masyarakat lainnya
 
Last edited:
Ahmadiyah Juga Anggap Kita Kafir
Jumat, 18 Februari 2011, 10:39 WIB

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA-Tidak mungkin perbedaan akidah hidup dalam satu agama. Dalam agama mana pun, hal ini pasti menimbulkan konflik. Kedok Ahmadiyah itu terbuka sendiri dari ucapan amirnya di depan anggota DPR, Rabu (16/2) malam. Tapi, mereka bersikeras tidak mau keluar dari Islam, meski memiliki nabi lain setelah Muhammad SAW.

Dialog dengan Ahmadiyah untuk lahirnya saling pengertian sebenarnya sudah dilakukan sejak 80 tahun lalu. Namun, meski tidak berkutik, Ahmadiyah tetap pada keyakinannya. Dialog pun jadi debat kusir. Bagaimana selanjutnya mengatasi permasalahan Ahmadiyah di Indonesia? Berikut wawancara Republika dengan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Amidhan:

Ahmadiyah membuka diri untuk dialog, bagaimana tanggapan Anda?

Sejak 1980 sudah dialog. Bahkan 80 tahun yang lalu juga sudah dilakukan. Mereka tidak berkutik. Kalau mau, yang didialogkan itu soal interaksinya. Kita tidak mau ada kekerasan. Tapi, kita minta, dia itu (Ahmadiyah) jangan menistakan agama Islam. Mereka harus keluar dari Islam.

Apakah dialog dengan Ahmadiyah sulit dilakukan kalau menyangkut perbedaan akidah?

Kalau mau berdialognya secara ilmiah, itu bisa. Tapi, siapa yang menjadi moderator dan pegangannya apa? Tentu pegangannya bukan debat kusir, tapi harus bersandarkan pada ayat Alquran dan Sunah Nabi.

Apa landasan Islam untuk membantah Ahmadiyah?

Di dalam Alquran, Muhammad adalah nabi terakhir. Tapi dia tadi malam (di DPR) masih mengakui Mirza Gulam itu nabi (setelah Muhammad).

Dia bilang tidak mengacak-acak Alquran. Tapi, kita ada ratusan bukti bahwa mereka mengacak-acak Alquran. Misalnya, Muhammad jadi Ahmad, lalu bukan turun dari Makkah, tapi di tempat mereka itu (India).

Mereka juga menganggap kita ini kafir. Mereka tidak mau berimam shalat dengan kita. Ada laporan kalau kita shalat di masjid dia, bekas kita dipel karena dianggap najis.

Lalu MUI juga memfatwakan Ahmadiyah kafir?

Fatwa MUI tidak bediri sendiri. MUI dua kali membuat fatwa soal Ahmadiyah. Pertama, pada 1980 oleh Buya Hamka. Kedua, pada 2005 di Musyawarah Nasional (Munas) MUI bahwa Ahmadiyah itu sesat dan menyesatkan dan di luar Islam.

Buya Hamka juga begitu statementnya. Pada 2009, Muhammadiyah mengatakan (Ahmadiyah) itu kafir. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 1985 menyatakan, Ahmadiyah menyimpang.

Di dunia internasional, Rabitah Alam Islami lebih dulu menyatakan Ahmadiyah tidak masuk dalam Islam. Makanya para pengikutnya tidak boleh masuk Tanah Suci, tidak boleh naik haji. Kemudian Organisasi Konferensi Islam (OKI) menyatakan hal yang sama, melarang.

Jadi bukan karena fatwa MUI saja. Tanpa fatwa MUI pun larangan itu sudah jadi fatwa dunia. Tapi mereka selalu menuding fatwa MUI.

Mereka juga menuding fatwa MUI memicu kekerasan terhadap Ahmadiyah?

Sebenarnya bukan karena ada fatwa MUI lalu ada tindak kekerasan. Kekerasan itu hal yang lain. Ada sebabnya yang harus dicari. Dan, kekerasan atas nama apa saja, itu ada hukumannya.

Jadi, maksud dari fatwa itu bukan menyuruh tindak kekerasan, tapi menyadarkan umat. Agar mereka mengetahui aliran ini sesat menyesatkan dan tidak terjebak masuk ke Ahmadiyah. Mereka yang di dalam bisa keluar kembali pada ajaran (Islam) yang benar.

Bagaimana MUI menyikapi Ahmadiyah setelah terjadinya peristiwa bentrokan di Cikeusik?

Pemerinath sudah menerbitkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri. SKB itu tidak ujuk-ujuk keluar. Sebelumnya ada pernyataan 12 butir dari kalangan Ahmadiyah di depan Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) bahwa dia itu tidak seperti yang diwacanakan, dia tetap mengakui Muhammad sebagai nabi, dia tidak mengakui Mirza sebagai nabi dan sebagainya.

Tapi di lapangan ternyata mereka melanggar. Jadi, waktu di depan Bakorpakem mereka menggunakan metode taqiyya -- orang boleh bohong untuk mempertahankan keyakinannya. Nah, karena itu dilanggar, lalu dievaluasi dengan penelitian yang fair oleh Departeman Agama, dikeluarkanlah SKB Tiga Menteri.

Tapi tidak efektif juga?

SKB itu bagai pisau bermata dua. Pertama, melarang Ahmadiyah menyiarkan agamanya kepada orang lain, kecuali di intern mereka. Jadi, kalau berinteraksi dengan masyarkat, itu tidak boleh. Kalau mereka tetap melanggar, bisa dijerat pasal 156 KUHP dengan ancaman penjara lima tahun.

Kedua, begitu juga pada masyarakat, diwanti-wanti (peringatan keras) tidak boleh ada penganiayaan atau kekerasan kepada Ahmadiyah. Ancamannya juga pasal 156 KUHP.

Jadi sebenarnya, SKB ini masih baik. Tapi, kenapa terjadi bentrokan seperti di Cikeusik (Pandeglang, Banten), tentu ada sesuatu di sana. Ternyata, Ahmadiyah tidak manaati SKB itu.

Sudah saatnya pemerintah bertindak tegas?

Itu yang saya harapkan. Siapa saja yang melanggar SKB, hukum harus ditegakkan. Ahmadiyah itu melanggar, tapi didiamkan.

Bagaimana dengan permintaan agar Ahmadiyah menjadi agama tersendiri?

Itu permintaan kita dari dulu. Tapi mereka tidak mau keluar dari Islam. SKB sebenarnya adalah jalan tengah. Kalau SKB tidak berjalan, tentu saja yang lebih adem sebenarnya menjadi agama tersendiri. Seperti di Pakistan, mereka tidak boleh memakai simbol keislaman. Mereka boleh ada bangunan seperti masjid, tapi namanya tidak masjid, bisa kuil, temple, atau apalah.

Cara kedua, kalau hukum mau dijalankan, ya harus dibubarkan. Tapi membubarkannya harus melalui Pengadilan Negeri seperti di Paksitan atau di sana justru Supreme Court atau Mahkamah Agung (MA) yang melarang.

Jadi sekarang ini menurut saya solusinya dua tadi itu: Agama tersendiri atau dibubarkan. Kemudian SKB harus ditingkat menjadi Undang-undang Kerukunan Umat Beragama. Dengan begitu, pengawasannya lebih ketat, termasuk pendirian tempat ibadah dan bantuan asing.

Apa yang Anda tahu tentang sejarah kemunculan Ahmadiyah di Cikeusik?

Hadir sejak 1992 dan telah diusir. Tapi pada 1994 datang lagi. Pada 2008, yang namanya Ismail Suparman, kembali, bahkan dengan istri yang dari Filipina itu. Pada 2009 terjadi lagi, diingatkan lagi. Pada November 2010, terjadi dialog. Mereka diminta keluar.

Jadi ada reaksi spontan dari masyarakat setempat?

Desa itu terpencil betul, kira-kira 4-5 jam dari kota Pandeglang. Jadi, kalau ada aliran sempalan, masyarakat geger. Lalu terjadilah peristiwa 5 Februari itu.

Ketika itu Suparman sudah dievakuasi ke Pandegalang. Artinya, dia diminta jangan lagi menyiarkan Ahmadiyah. Tapi pada subuh 6 Februari, datang dua buah mobil, satu Toyota Innova, yang satu lagi apalah (Suzuki APV, red).

Masyarakat mengamatinya. Mereka lihat ada yang membawa berkarung-karung batu, senjata tajam, samurai. Jumlahnya 18 orang (menurut Komnas HAM 17 orang). Mereka dari luar (Jakarta dan Bogor). Ini memancing.

Sembilan orang warga mendatangi mereka supaya pergi. Tapi mereka mungkin sudah siap perang. Mereka akan mempertahankan sampai titik darah penghabisan.

Setelah sembilan warga itu pulang, mereka unjuk kekuatan, seperti debus. Ini memancing masyarakat Banten. Akhirnya, buklan soal agama lagi, tapi gengsi jawara di sana. Yang memulai itupun mereka, Ahmadiyah. Jadilah bentrokan.

Peristiwa itu terekam dengan baik oleh video salah seorang pengikut Ahmadiyah?

Maksudnya mungkin untuk menunjukkan adanya tindak kekerasan terhadap Ahmadiyah. Itu juga jadi modal mereka disiarkan ke dunia.

Apa harapan Anda dalam penanganan kasus Cikeusik?

Karena sampai timbul korban tewas, kita sangat menyesalkannya. Kasus ini kita serahkan kepada polisi. Penelitian DPR dan MUI menjadi second opinion agar penyelidikan, peradilan, betul-betul objektif.

Kedua belah pihak itu ada aktor intelektualnya, entah siapa. Ahmadiyah, mereka punya bantuan dari LSM internasional dan dalam negeri. Dari warga saya tidak tahu. Itu domain polisi untuk menyelidiki. Hukum harus ditegakkan terhadap kedua belah pihak.
 
lagu lama selalu berulang. Jika ada pihak yang tewas akibat pembantaian salahsatu kelompok ormas k kelompok lain, akan segera berkata ADA PENYUSUP, ada AKTOR INTELEKTUAL, blabla...
 
Bentrok Amhadiyah
Video Cikeusik Diambil dari Sudut Tendensius
Penulis: Adi Dwijayadi | Editor: Glori K. Wadrianto
Minggu, 13 Februari 2011 | 17:06 WIB

1629205620X310.jpg


JAKARTA, KOMPAS.com — Tim Pengacara Muslim (TPM) Pusat memandang telah terjadi pemutarbalikan fakta dan penggiringan opini publik akibat video di laman YouTube soal insiden Cikeusik yang dibuat oleh anggota Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI). Anggapan tersebut sudah diakui pengurus JAI sendiri.

"Video itu tidak dalam ketakutan dan gemetaran. Video itu hasilnya tidak ada pergerakan yang membuat seorang kameraman takut," kata Ketua TPM Pusat, Mahendradatta, dalam siaran pers, Minggu (13/2/2011) di kantor TPM Pusat, Jalan Raya Fatmawati, Jakarta Selatan.

Video yang diunggah dalam laman YouTube dilakukan dengan sudut-sudut pengambilan gambar yang sifatnya tendensius. Video itu hanya menyorot warga desa yang menyerang, seakan-akan penyerangan itu tidak dilakukan oleh JAI. Padahal, kata Mahendradatta, ada satu momen dihapus.

"Ada satu momen yang dihapus, yakni kenapa terjadi datang rombongan yang dipimpin oleh seseorang berjaket dan kopiah hitam. Itu rombongan datang akibat ada warga desa bernama Suparta diclurit sehingga terjadi penyerangan," kata dia.

Mahendradatta melanjutkan, TPM Pusat sedang mendalami pemegang kamera yang merekam video itu karena diduga juga mengenakan pita biru. "Karena kami sifatnya advokat dan demi kerahasiaan hukum, sebelum adanya bukti hukum dan mendapati saksi kuat lebih dari 1 yang melihat itu, kami tidak akan merilis tuduhan," ucapnya.

Konferensi pers yang digelar di kantor TPM ini atas inisiatif sejumlah organisasi massa, termasuk dari Hizbut Tahrir Indonesia dan juga oleh ulama-ulama di Banten. "Ini sehubungan dengan kedudukan kami sebagai kuasa hukum 11 terperiksa dan 5 tersangka. Ini juga terkait dengan banyaknya laporan warga dan ulama ke TPM Banten yang diketuai Agus Setiawan," ujar Mahendradatta.


Sumber: Kompas



-dipi-
 
walaupun bukan dalam ketakutan saat perekaman kerusuhan itu tapi ada fakta jika memang kerusuhan terjadi. Tak bisa d d buat alasan bertele2. Dan sangat tak logis jika kita berkata bahwa dalang kerusuhan itu adalah skenario pihak Ahmadiyah. Mana masuk akal mereka Ahmadiyah ini mengatur siasat agar orang2 datang membakar rumah, mobil dan bahkan membunuh keluarga mereka.
 
walaupun bukan dalam ketakutan saat perekaman kerusuhan itu tapi ada fakta jika memang kerusuhan terjadi. Tak bisa d d buat alasan bertele2. Dan sangat tak logis jika kita berkata bahwa dalang kerusuhan itu adalah skenario pihak Ahmadiyah. Mana masuk akal mereka Ahmadiyah ini mengatur siasat agar orang2 datang membakar rumah, mobil dan bahkan membunuh keluarga mereka.
Ada yang namanya Kontra Strategi, Den.
Dan ini nggak bisa dikesampingkan begitu saja.
 
Politik itu kejam jenderal.. Ada pihak dari luar & dalam negeri yg tidak mau melihat Islam kuat di Indonesia. Ahmadiyah dibiayai pihak asing utk bergerak di negeri ini, untuk memecah belah kekuatan Islam yg sekaligus dimanfaatkan oknum politik. Ahmadiyah harus keluar dr Islam atau akan terus diperangi oleh seluruh muslim di negeri ini. Mustahil dlm 1 agama ada 2 akidah.
 
Ada yang namanya Kontra Strategi, Den.
Dan ini nggak bisa dikesampingkan begitu saja.

Setuju
Namun khusus dalam kasus ini setelah penangkapan para pelaku kerusuhan, tak memperlihatkan adanya skenario d rancang oleh Ahmadiyah namun dugaan mengarah pada Elit politik atau pemerintah yg menjadi dalang setelah tertangkapnya beberapa polisi aktif sebagai pelaku penyerangan Ahmadiyah
 
Mungkin berita ini subyektif, tapi aku berani menjamin demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya, berita ini lebih jernih dan tidak ada rekayasa politik atau kebencian sefihak.

Kisah Heroik Para Ahmadi di Cikeusik


diaz_melindungi.jpg

Ferdiaz, solidaritas berani mati melindungi bacokan yang menimpa sahabatnya

Cikeusik, 6 Pebruari 2011 beberapa saudara-saudara ruhani kami pergi ke sana untuk mempertahankan rumah missi milik Jemaat Muslim Ahmadiyah karena beberapa hari sebelumnya sudah ada ancaman massa yang akan menyerang. Penyerangan sudah diprediksikan 99% akan terjadi. Namun mereka sudah siap mental apapun yang terjadi.

Sebelumnya, Mln. Ismail Suparman dan keluarga dipanggil pihak kepolisian untuk meminta perlindungan karena sudah mengetahui akan adanya penyerangan. Jadi tidak berdasar, jika dikatakan bahwa kedatangan para Ahmadi yang akan mempertahankan rumah missi itu yang memprovokasi massa untuk datang menyerbu. Massa berjumlah ribuan tidak bisa dikumpulkan dalam waktu singkat.

Para Ahmadi memahami sabda yang Mulia Rasulullah saw bahwa mempertahankan harta benda dan jiwa raga adalah merupakan salah satu bagian Jihad yang hadiahnya adalah tunai, yaitu Surga.

Para pemuda Ahmadi telah Sampai di lokasi, 07.00 WIB. Awalnya, mereka bersantai, bercanda dan berfoto bersama. Datanglah sarapan pagi, langsung saja disambut dengan gembira.

Dalam keadaan santai itu, mereka dikejutkan dengan kedatangan aparat kepolisian yang jumlahnya cukup banyak. Itu terjadi pukul sembilan atau setengah sepuluh pagi. Anehnya, para polisi yang tadinya terlihat banyak, raib entah kemana. Mereka hanya sedikit bersisa.

Pukul sepuluh pagi, massa yang sangat banyak itu tiba-tiba menyerobot sisa aparat yang jumlahnya tidak seberapa. Tiba-tiba mereka menyerang! Tidak ada mediasi terlebih dahulu! Seakan-akan mereka tidak punya mulut untuk berbicara.


Senjata tajam diacung-acungkan untuk menakut-nakuti para Ahmadi. Ternyata hal itu tidak berpengaruh sama sekali. Menyusul batu yang menghujani para Ahmadi. Mereka menangkis dengan alat-alat seadanya. Bahkan para pemuda Ahmadi berusaha menghalau penyerang dengan bambu-bambu yang berasal dari atap yang sudah dirusak massa.

Mereka terus menyerang dengan ganas….! seakan-akan para Ahmadi itu binatang buruan yang harus mati saat itu juga.

Tangan pak Deden Sujana hampir putus separuhnya karena sabetan parang massa. Pahanya pun terkena sabetan parang. Kontan Deden rebah ke tanah. Meski dirinya terjatuh, para penyerang dengan wajah beringas, mengayunkan bacokan-bacokan parang dan terus berusaha keras menusuk Deden. Ferdias yang melihat hal itu, ia melindungi Deden dengan ditelungkupi. Diaz membisikkan kata kata lirih kepada Deden yang sedang dipeluknya di tanah, “Doa saja pak Deden”. Diaz pasrah, ia mengaduh menerima bacokan sebanyak 40 kali akibatnya ia harus dijahit sebanyak 45 jahitan di punggungnya. Beruntung Ferdiaz masih selamat walaupun batu-batu besar juga selalu diarahkan ke kepalanya yang memakai helm. Ia pun mengalami gegar otak ringan.

Beberapa Ahmadi dihajar dan terdengar rintihan yang menyayat hati. Karena banyaknya massa, para Ahmadi selangkah-demi selangkah mundur dengan tetap mempertahankan diri. Rumah missi yang targetnya dipertahankan, kini hancur lebur. Tidak hanya itu, Dua mobil habis dibakar. Satu motor diseret layaknya sampah dan kemudian dibakar.

Beberapa pemuda Ahmadi bisa meloloskan diri dan beberapa lagi dibantai habis layaknya binatang. Anggota yang tidak melawan pun terus diserang hingga syahid!

Para Ahmadi yang sudah terkulai lemah, batu-batu terus dirajamkan kepadanya. Tidak hanya itu, pukulan kayu terus diarahkan massa tanpa ada belas kasihan. Massa yang melihat itu bahkan bertepuk tangan & bersorak sorai. Terlihat seorang Ahmadi sudah syahid namun, masih merasa belum puas, Kepala dan badan Syuhada itu terus dipukuli dengan tongkat dan dirajam dengan batu hingga bersuara.
Makam Syuhada di Gondrong-Kenanga, Tangerang. Kiri: Makam Syuhada Roni (Ahmadi Jakarta Utara) & Kanan: Makam Syuhada Tubagus Chandra Mubarak

Makam Syuhada di Gondrong-Kenanga, Tangerang. Kiri: Makam Syuhada Roni (Ahmadi Jakarta Utara) & Kanan: Makam Syuhada Tubagus Chandra Mubarak

Setelah tiga Ahmadi syahid ditempat, Massa masih belum terpuaskan dahaga akan darah. Para penyerang menghentikan aksi brutalnya setlah beberapa polisi datang & menyelamatkan korban ke Puskesmas.

Massa terus menyisir para Ahmadi yang sempat meloloskan diri. Dari satu rumah persembunyian, Yudi melihat dengan mata kepala sendiri bahwa orang-orang yang telah menyerang dirinya, Sambil pulang, massa sempat bersalaman dengan polisi yg ada disana sambil tersenyum-senyum.

Selasa 8/2/2011 pukul 07.00 WIB dua syuhada diberangkatkan ke Gondrong-Kenanga untuk disemayamkan. Tubagus Chandra Mubarak & Roni kini tenang bersemayam di bumi Tangerang. Kedua syuhada itu di antar kepergiannya oleh 1500-an Ahmadi yang cinta sekaligus bangga kepada mereka.

Satu syuhada lagi, Warsono telah dibawa ke Cirebon untuk disemayamkan.

Rabu, 9/2/2011, Deden Sujana yang kini berada di RS Pertamina, ia terlihat kuat, tenang, tdk tampak Depresi, masih bisa tersenyum, dan tentu saja ada raut sedih di mukanya.

“saya kok dianggap provokator oleh Polisi kami ke Cikeusik justeru mau mengurusi Muballigh ahmadiyah yg ada ditahan & menjaga mesjid serta aset-aset jemaat. kami tdak menyangka akan ada penyerangan itu, kami tdk bawa apa-apa & tidak menyiapkan apa-apa”, ungkap Deden kepada Guntur Romli.

“Masa sih kami menantang dan memprovokasi? Dari sisi jumlah saja kami sudah kalah. Ketika saya sedang ngobrol dgn Kapolsek, kami diserang. Karena tiba-tiba diserang, kami melindungi diri dgn melawan, tidak ada tantangan & provokasi,” tambah Deden.

Selamat jalan wahai para pejuang agama. Darahmu akan mengharumkan negeri; Mempercepat kesuksesan bagi Islam, dan segera membawa petaka bagi para kaum penganiaya.

[peristiwa ini didapat dari para Saksi, akan terus berkembang sesuai fakta]

Sumber : abunaweed.blogspot.com
 
Last edited:
Sayang sekali ahmadiyah sudah dinyatakan sesat di mata dunia Islam sesuai dgn Deklarasi Liga Muslim Dunia – Tahun 1974.

Bagaimana mungkin.. mereka yg tewas di Pandeglang disebut syuhada? Mereka (ahmadiyah) menyatakan bahwa Jihad telah dihapus :D Titel Syuhada adalah sebutan bagi mereka yg tewas di jalan Allah (jihad).
 
Last edited:
Ga apa-apa Bung, iman itu tidak akan sirna oleh deklarasi. Bubarkan saja organisasinya. Sing penting masih diperkenankan ibadah kepada Allah, kalau terlarang juga.... Gille aje bangsa ini.

Islam ga pernah mengajarkan agresi, jika harus terjadi pertempuran (jihad) harus ada kesepakatan dari kedua belah fihak. Inilah yang terjadi dalam kubu Ahmadiyah, mereka telah banyak mengalami penindasan hanya untuk mengakui keimanan mereka.Tapi sayang, pimpinan pusat di London tidak menyerukan untuk menyepakati berperang, ulil amri minkum masih dikedepankan.

Kalau mau hitung kekuatan, sekiranya benar Ahmadiyah disokong negeri barat, maka FPI hanya segelintir semut tak berdaya. Pulau Jawa mampu mereka beli,... tapi sayang...Ahmadiyah terlalu pengecut untuk angkat bicara dengan power yang ada.
 
Last edited:
yang jadi masalah adalah kelompok yang membantai kelompok lain atas nama agama. Bukankah kita sebagai umat beragama d ajarkan untuk toleran apalagi indonesia ini negara damai bukan negara perang.
 
@den machmood
Silahkan liat" lagi bung.. Deklarasi Liga Muslim Dunia – Tahun 1974 :)
Ga ada yg ngelarang beriman.. tapi selama mempunyai 1 faham dgn ahmadiyah atau menyeleweng dari Islam.. berarti... anda tau jawabnya :)

soal Ahmadiyah ini d anggap sesat itu soal lain. yang harus kita cermati adalah pembantaian itu sendiri. Kenapa harus membantai? Kita kan punya akhlak. Punya Nurani. Kita harus taat hukum yang berlaku d suatu negara tempat kita bermukim. Hukum indonesia melarang pihak lain membunuh pihak yg tak d sukainya. Jika tak mau ikuti aturan hukum yang berlaku tempat kita bernegara konsekuensinya adalah dirikan negara sendiri dan buat hukum yang sesuai dgn keinginan.

Apapun alasannya, pembantaian orang lain hingga tewas itu tindakan kriminal.
 
Iman? apa yang kita ketahui dengan iman? Hati, Ucapan dan Perbuatan,.. apakah sudah mencerminkan iman hakiki yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw? Akhlaq adalah hasil produksi keimanan manusia, jika memang kita pengikut Muhammad, apakah lidah kita aman bagi saudara kita, justru bukan hanya lidah yang terjaga, malah hunusan senjata telah menjadi ancaman bagi umat manusia lainnya.
 
Back
Top