Kolom Agama dalam KTP boleh di kosongkan

Kolom Agama dalam KTP boleh di kosongkan

  • Setuju (waterflow_rio)

    Votes: 3 30.0%
  • Tidak Setuju (KalinaMaryadi)

    Votes: 7 70.0%

  • Total voters
    10

tiaseptiani

New member
UU Administrasi Kependudukan memperbolehkan kolom Agama dalam KTP untuk dikosongkan, apakah hal ini baik diterapkan? bagaimana menurut kalian Guys?

pesertanya kali ini adalah
Setuju (waterflow_rio)
Tidak Setuju (KalinaMaryadi)




Ayo Keluarkan Pendapat Kalian!!!


images
 
Last edited:
kalin gak setuju..
knapa?
Karena AGAMA merupakan bagian dari identitas / jati diri seseorang..

Seandainya kita mati di tempat asing, setidaknya, dari ktp yang kita bawa, jenazah kita berharap bisa diperlakukan sesuai aturan agama. Paling engga, kalo kita muslim, trus koit di Korea, kita bisa lolos dari api krematorium. :D

Selain itu, bagi kalin pribadi, sangat membanggakan kolom agama kalin tulisannya Islam. Yaa semoga gak cuman jadi Islam KTP aja ya :D
 
dukung waterflow_rio

hampir semua negara2 d dunia tak ada kolom agama d kartu identitas. Agama seseorang bisa berubah.
 
I setuju banget. Karna dinegara ini banyak agama yg sama sekali gak diakui. Bahkan agnostik dan atheis juga banyak. Kita harus ingat, bahwa setiap orang bebas memilih kepercayaannya, dan juga bebas tidak percaya.

Kalaupun kita mati dinegeri orang, kita pasti udah punya identitas kewarganegaraan. Masalah bagaimana metode penguburan itu bisa diurus selanjutnya.

Coba pikir, selama ini agama KTP ini sering jadi faktor pemecah bangsa, karna pemahaman mereka sama agama aja gak begitu mendalam.
(cont...)
 
(...)Akhirnya menjadi sumber konflik dan akhirnya perang. Itu karena sebagian besar orang melihat agama hanya sebatas identitas, bukan pedoman hidup.

Kita yg beragama mungkin ngerasa bahwa agama kita yg paling bener, yg lain bodo amat. Tapi kita juga harus liat ada org lain yg berpikiran berbeda. Dimana toleransi kita? Ketidaksetujuan Anda terhadap penghapusan kolom agama, sama seperti ketidaksetujuan mereka terhadap pemaksaan identitas. Jadi siapa yg bener dan salah? Gak dua2nya. Makanya, jalan (cont...)
 
(...)tengahnya adalah dengan mengembalikan esensi kepercayaan itu kepada individu masing2. Karna memang agama itu urusan pribadi.

Mungkin ada yg belum tahu, bahwa agama yg tidak diakui negara ini jauh lebih banyak, ketimbang agama yg di akui. Tapi karena mayoritas, yg diakui lebih diprioritaskan. Apa itu? Negara tidak bekerja seperti itu. Kita sama2 mengiyakan Indonesia ini majemuk. Tapi, apa kita udah memaklumi itu? Jika merasa sudah, pengosongan kolom agama di KTP gak masalah dong? That's it :)
 
nah karena itu, agama yang di akui oleh negara kan biasanya agama yang lurus dan tidak melenceng... jadi kita bisa tau orang itu beragama apa
 
kenapa agama atheis dan jenis agama lain gak tercantum di ktp? Karena, di Indonesia hanya 5 agama yang diakui.

Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buda.

Kalo agama yang dicantumkan aja (berarti bs jelas tau ya, agamanya apa), bs timbul perpecahan dan ketidaktoleransian, gimana kalo agama tsb tidak tercantum di ktp? Bs makin ricuh, dan makin seenaknya..

Misal..
Si A agamanya Islam. Ketemu ama si B yang beda agama. Si B seenaknya nawarin makan babi pada si A. Trus si A gak mau, dia bilang, dia beragama Islam. Si B gak percaya dan minta bukti. Karena di ktp kolom agamanya kosong, yaaaa gimana buktiinnya? Baca Quran? Banyak loh, orang non muslim yang bisa baca tulisan arab :D

Kalau keimanan kita adalah bukti transaparan, maka, ktp kita adalah bukti otentiknya.

Seperti proklamasi kemerdekaan RI. Ada bukti rekaman & bukti otentik berupa teks proklamasi..
 
soal agama-agama yang tidak diakui, trus gak masuk di kolom ktp, emang knp? Kan yang penting, tidak ada paksaan anda harus meninggalkan agama tsb lalu berpindah ke salah satu agama yang diakui, kan?
Karena Indonesia adalah negara majemuk, dan menjunjung tinggi toleransi beragama itulah, maka keluar sebuah pasal tentang kebebasan memeluk agama mana pun..
Memang tidak masalah ya, kolom agama mau ditiadakan. Tapi, kalin pribadi gak setuju. Its not a big deal, right? Masih banyak kok cara lain untuk bertoleransi terhadap agama lain..
 
oh ya, waterflo.. Anda bilang..
"KTP sering jd faktor pemecah bangsa."

Kalin mau tanya..
1. Sesering apa kejadiannya?
2. Di mana terjadinya?
3. Kejadian detailnya seperti apa?
Tolong dijawab dengan menyertakan sumber berita dan (kalau bisa) bukti kejadiannya (foto) juga. Mks..
 
nah karena itu, agama yang di akui oleh negara kan biasanya agama yang lurus dan tidak melenceng... jadi kita bisa tau orang itu beragama apa

Indikator agama yg lurus dan melenceng itu, bukan kita yg ngukur non. Terlebih kalo kita coba2 ngukur dari agamanya kita. Bisa2 semua agama diluar agama yg kita anut, adalah melenceng.
 
@ Non Kalin

1. Agama yg diakui di Indonesia ada 6 (+Kong Hu Chu)
2. Analogi yg bagus, tp kurang realistis. Karna mau tdk maunya seseorang mkn atau melakukan sesuatu, dlm sebuah interaksi, tidak sampai se-ekstrim itu. Sampai2 minta bukti KTP. Dan di negara2 yg punya kebijakan serupa, kejadian demikian hampir tdk pernah terdengar. Kecuali dalam story telling atau jokes.
3. Bukti utk apa sih? Bukti otentik gimana? Apa yg mau dibuktiin dr identitas agama? Kasus apa yg dpt berubah wacana gara2 agama di KTP?
 
Last edited:
4. Gak ada paksaan meninggalkan agama? Ada dong. Coba Anda yg berada diposisi mereka. Ketika Anda mencantumkan agama yg tidak Anda anut di KTP, sedikit byknya pasti merasa terpaksa. Lalu ini bukti otentik juga?
5. Kebebasan memeluk agama apapun, berkontradiksi dgn harus mencantumkan salah satu dr 6 agama yg diakui
6. Cara toleransi beragama paling baik dan konkrit adalah dgn mengembalikan urusan agama itu ke individu masing2. Bukan urusan kolektif. Negara hanya berhak menjaga, bukan menguasai hak individu.
 
Agama di KTP sebagai salah satu faktor pemecah bangsa, dan itu bukan lagi rahasia umum.
1. Statistika kejadian secara kolektif I gak punya, karena pemikiran ini berangkat dari lingkungan sosial yg I lihat dgn mata kepala sendiri. Juga cerita dr beberapa org yg I kenal.
2. Di sekitar lingkungan I hidup.
3. Kepengurusan administrasi dibeberapa kantor. Org2 kristen sering didiskriminasi, tdk diacuhkan, dinomor-duakan, bahkan tdk jarang dilecehkan. Dari I SD sampai detik ini, hal demikian masih terjadi.
 
...hal ini sering terjadi diwilayah administrasi publik. Pelayanan2 birokrasi yg meremehkan org2 diluar agama Islam. Pernah beberapa kali org Kristen yg I kenal bercerita, bahwa ketika mereka mengurus surat2 ke kantor2 dinas, mereka dipersulit, diminta 'uang pelicin' yg lebih besar dari org2 Islam biasanya. Byk lagi, sulit mengingat2nya secara mendetail.

Waduh, non minta foto, I mesti balik ke masa lalu. Dulu I belom punya hape. Sumber beritanya dari realita kehidupan pribadi. Dari SD sampai sekarang.
 
@ Non Kalin

1. Agama yg diakui di Indonesia ada 6 (+Kong Hu Chu)
2. Analogi yg bagus, tp kurang realistis. Karna mau tdk maunya seseorang mkn atau melakukan sesuatu, dlm sebuah interaksi, tidak sampai se-ekstrim itu. Sampai2 minta bukti KTP. Dan di negara2 yg punya kebijakan serupa, kejadian demikian hampir tdk pernah terdengar. Kecuali dalam story telling atau jokes.
3. Bukti utk apa sih? Bukti otentik gimana? Apa yg mau dibuktiin dr identitas agama? Kasus apa yg dpt berubah wacana gara2 di agama di KTP?

1. Gak menjawab pertanyaan Kalin. Kan Kalin nanya, "Sesering apa kejadian kisruh perkara agama di ktp?"

2. Juga gak menjawab pertanyaan Kalin

3. Juga gak ngejawab.

Bukti bisa apa aja, dalam bentuk apapun.. dengan tujuan yang beragam pula.

Bagi kalin, mencantumkan agama di ktp itu perlu..
Toh, kalo agama yang belum diakui oleh Indonesia, lantas merasa keberatan, yaa dikosongkan aja.. Gak repot kan?
 
Coba perhatikan baik2. Kelompok yg paling keras menentang kebijakan ini datang dari golongan Islam. Karena Islam lah yg sebenarnya paling berkuasa di negeri ini. Padahal negeri ini bukan milik golongan atau agama tertentu. Coba Islam yg jadi minoritas di Indonesia, mereka pasti anteng2 aja ama kebijakan ini. Yang pertama, masalah utamanya adalah mindset org Indonesia yg kebudayaannya belum matang. Hingga akhirnya, apapun perbedaan yg ada dimasyarakat, akan menciptakan gep-gep. Ini paradigma sosial Indonesia
 
Yang kedua, coba lihat diluar negeri. Disana org tidak lagi sempat ngobrolin agama KTP loe apa, KTP gue apa. Karna memang gak ada hal urgen disitu. Masalah administrasi yg dianggap harus memerlukan identitas agama, kan gak harus KTP. Kalo identitas sejati mah, itu dipribadi, bukan di 'chip'. Yang ketiga, coba lah berpikir lebih terbuka. Bahwa kita gak hidup sendiri didunia ini. Org lain juga punya kepentingan. Salah satu cara kita nolong mereka ya dgn menyetujui kebijakan ini.
:)
 
Back
Top