Track by Track Review: KunoKini "Reinkarnasi"

digilive

New member
Ns7wZIa.jpg


KunoKini, grup musik yang memainkan alat-alat musik tradisional dengan cara yang tidak konvensional karena filosofi dari nama KunoKini yaitu memainkan alat musik 'kuno' dengan cara yang 'kini. Pada tahun 2010 KunoKini merilis album yang berjudul "Reinkarnasi."

Lagu "Reinkarnasi" menghidupkan jiwa tribal yang terdapat di dalam darah setiap yang mendengarnya, seakan membawa pendengarnya untuk kilas balik kembali ke zaman leluhur dengan ritme perkusi cepat dan diiringi teriakan-teriakan melengking khas suku pedalaman. Namun, yang terjadi pada pertengahan lagu, kecepatan ritme perkusi yang membuka lagu selama 4 menit pun berhenti, lalu berprogresi menjadi sound ambient bertempo rendah yang diiringi nyanyian-nyanyian ala bahasa suku pedalaman, yang kemudian berkembang lagi dengan bertambah cepatnya tempo seiring lagu berjalan hingga akhirnya lagu berakhir.

Sesuai dengan judulnya "Lagu Jawa," musik perkusi yang disajikan KunoKini pada track ke-2 memiliki warna musik yang lebih 'jawa,' ditambah dengan alat musik ketuk dan gendang khas musik Jawa.

Semangat mengajak perubahan menuju positif diangkat menjadi tema lirik dari lagu "Indo Baru," dibuka dengan lagu daerah Bali yang dikenal dengan "Janger." Reggae versi KunoKini dapat didengar pada track ke-4 berjudul "Feelin' In One." Kamu bisa menikmati keunikan dari lagu "Feelin' In One" yaitu dari sound gitar yang biasa terdengar groovy dalam musik reggae digantikan dengan melodi dari alat musik ketuk.

Lewat lagu "350 Years" KunoKini ingin menggambarkan tentang penjajahan yang terjadi di Indonesia sebenarnya belum berakhir seperti yang kebanyakan rakyat Indonesia ketahui, melainkan masih terjajah hingga saat ini oleh mental-mental pejabat yang dirusak oleh keserakahan. Sehingga beras pun kita mengimpor dan pengerukan sumber daya oleh perusahaan tambang di bagian timur Indonesia masih terus berlanjut. Kritik terhadap negara tetangga yang kerap mengklaim budaya dari negara Indonesia menjadi benang merah track ke-6 yang berjudul "Rasa Sayange." Lagu dari daerah Maluku ini diaransemen ulang dan dilakukan penambahan di sana-sini sedemikian rupa sehingga liriknya terdiri berbagai bahasa, mulai dari bahasa Maluku, kemudian lirik-lirik tambahan yang mengandung bahasa Inggris, dan bahasa Indonesia sehari-hari yang lumayan 'tajam,' dimana dengan bahasa yang 'tajam' ini ditekankan kritik terhadap negara tetangga yang juga pernah mengklaim lagu "Rasa Sayange" sehingga menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat.

Yang membuat khas dari track ke-7, "Kelontang" adalah kombinasi ambience dari seruling saluang khas minang dan kerangka lagu yang dibangun dengan alat musik ketuk bambu menghasilkan suara yang khas. "Forest Addict" membawa kita bertualang menuju kehidupan hutan yang asri, menenangkan, dan liar.
 
Last edited:
Back
Top