Track by Track Review: Abenk Alter "Selamat Datang"

digilive

New member
nCNF0oU.png


Penyanyi yang dikenal sebagai vokalis dari band indie pop Soulvibe, Abenk Alter merasa tertantang untuk melakukan eksplorasi di dunia musik dengan berkarir sebagai solo artist, dan untuk fokus pada keinginannya itu, akhirnya Abenk memutuskan untuk keluar dari Soulvibe. Pada akhir tahun 2014, Abenk merilis album solonya yang bertajuk "Selamat Datang." Diproduseri oleh Ario Seto, yang adalah sesama mantan personil Soulvibe, dari sini kita mungkin bisa berpendapat bahwa cita rasa album ini mungkin dapat ditebak, tapi, tidak membuat album ini mutlak terdengar sama dengan musik-musik Soulvibe. Abenk Alter menyatakan bahwa latar belakang ide untuk materi dari album ini didapatnya dari pengaruh musik-musik pop dalam negeri era 'jadoel' namun dengan tanpa meninggalkan ciri khas musik asli dari Abenk Alter Sendiri.

Album ini dibuka dengan track berdurasi pendek bertajuk "Selamat Datang (Intro)" yang sarat akan synthesizer yang dreamy. Pernyataan yang Abenk coba sampaikan dalam lagu ini adalah mengenai awal dari suatu hal harus diiringi dengan semangat, passion, dan totalitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yang mungkin bisa dihubungkan dengan keadaan Abenk sekarang, dimana ia memulai bersolo karir meninggalkan band lamanya yang bisa dibilang sudah 'established.'

Bicara adalah cara Abenk untuk mengetahui isi hati orang lain, meskipun kebenaran itu perih, namun dengan bicara kita dapat mengerti satu sama lain, ialah pesan tersurat yang Abenk coba sampaikan dalam track ke-3 berjudul "Bicara." Dalam "Lagu Rindu Untuk Dia" Abenk menyampaikan isi hatinya yang sedang merasakan kerinduan terhadap orang yang bukan 'miliknya.' Pengaruh musik pop Indonesia 'tempo doeloe' terasa kental dalam lagu ini, namun, ada yang spesial dalam lagu ini, yaitu puisi berbahasa Aceh yang terdapat pada bagian outro yang bertema mengenai kerinduan.

Perasaan yang dirasa saat menunggu jawaban yang dapat merubah kehidupan adalah cerita yang tergambar dari lagu "Pinangan," dimana lagu ini membawa keseriusan dalam menjalin hubungan ke level selanjutnya. Aransemen akustik mememberikan warna yang berbeda dalam "Renungan Sayap" dengan pendekatan vokal yang cenderung sentimental, "Renungan Sayap" berakhir dengan klimaks yang dibantu oleh keyboard dan gitar elektrik menambah suasana emosional yang terbangun dari awal lagu.

"Lain Waktu" mengenai keyakinan yang besar mengenai takdir cinta yang tidak akan dipertemukan dalam waktu dekat namun pasti akan bertemu di lain waktu. Beat drum yang terdengar baroque-esque dalam "Sekarang" menunjukkan kalau Abenk Alter dapat melakukan sesuatu yang berbeda di setiap lagunya sehingga tidak terdengar monoton, dalam "Sekarang," Abenk mengajak untuk mulai bergerak dan tidak untuk menunda-nunda keinginan dalam mencapai impian.

"Terima Kasih (Interlude) dimasukkan sebagain nomor instrumental yang terdiri atas suara-suara gitar, tabular bells, perkusi dan alat musik tiup. Unsur musik Hawaii; gitar ukulele dan gitar lap steele terdengar pada lagu yang bernuansa menyenangkan "Senandung Riang" dibantu kolaborator yang adalah sang produser sendiri, Ario Seto. Pada "Terbawa" Abenk berkolaborasi dengan Widi Purwadiredja, yang mungkin lebih dikenal sebagai drummer dari Maliq & D' Essentials, warna dalam lagu ini dipengaruhi penggunaan drum machine, sehingga terdengar seperti lagu pop 70an.
 
Back
Top