Kisah Bocah Genius Jago Coding yang Bikin IBM Kepincut

spirit

Mod
1b793777-8f2c-4873-862e-50c884434f08.jpeg

Tanmay Bakshi baru berusia 14 tahun. Foto: CNBC​

Keberhasilan seorang bocah bernama Tanmay Bakshi dalam 'mengobrak-abrik' software milik IBM membuat perusahaan teknologi tersebut tertarik kepadanya.

Tanmay Bakshi adalah seorang programmer asal Ontario, Kanada. Di usianya yang masih sangat muda saat ini, baru 14 tahun, ia sudah menjadi ahli kecerdasan buatan bagi perusahaan teknologi sekelas IBM.

Kemampuannya di bidang tersebut sudah dipupuknya sejak kecil. Tanmay sudah mempelajari bagaimana cara melakukan proses coding saat berusia lima tahun.

Hal tersebut tak lepas dari pekerjaan ayahnya, Puneet Bakshi, sebagai programmer yang dijalaninya selama bertahun-tahun. Saat Puneet tengah melakukan coding, Tanmay kerap melihatnya dengan antusias.

"Bagi saya, sangat menarik bagaimana komputer dapat melakukan hampir segala sesuatu. Saya pun ingin tahu apa yang terjadi belakangnya, jauh ke back-end, untuk mengetahui bagaimana kamu bisa mengendalikan komputer dan mengatakan kepadanya apa yang harus dilakukan," ujar Tanmay.

Melihat kesukaan anaknya terhadap coding, Puneet pun mengajarinya bagaimana menjalani sebuah program. Sejak saat itu, Tanmay mulai rajin membaca buku mengenai programming dan menggunakan internet dengan sendirinya.

Pada usia lima tahun, Tanmay membuat channel YouTube yang dimanfaatkannya untu mengunggah tutorial mengenai coding serta pengembangan website dan internet. Tanmay mengaku bahwa ia menerima ribuan pertanyaan dari setelah menunggah sebuah video.

Hal tersebut membuatnya menyadari masih minimnya pengetahuan orang-orang mengenai programming dan machine learning. Maka dari itu, ia pun mendedikasikan channel YouTube miliknya, yang saat ini sudah memiliki subscriber sebanyak 248 ribu, untuk membantu anak-anak serta pemula yang memiliki cita-cita di dunia coding.

Setelah merambah YouTube, Tanmay mulai mempelajari bagaimana mengembangkan aplikasi untuk perangkat berbasis iOS. Hal tersebut mulai dijalaninya pada usia delapan tahun. Setahun setelahnya, ia sudah memiliki aplikasi pertamanya bernama TTables yang tersedia di Apple Store. Aplikasi ini dapat digunakan untuk mempelajari operasi perkalian dalam matematika.

Seiring berjalannya waktu, Tanmay sempat merasa dirinya kehilangan ketertarikannya pada programming. "(Pada saat itu) saya selalu merasa teknologi sangat terbatas. Saya selalu merasa apa yang saya masukkan ke dalam komputer akan menjadi usang," ujarnya.

Berhasil Mencuri Perhatian IBM

Titik baliknya muncul pada saat usianya 11 tahun. Ketika tengah mengunggah video di YouTube, secara tidak sengaja ia melihat mesin penjawab pertanyaan dari IBM Watson yang mampu bermain kuis bertajuk Jeopardy.

Saat itu, untuk pertama kalinya ia mendengar soal kecerdasan buatan, dan hal tersebut seketika menyembuhkan kebosanannya terhadap teknologi. "Sejak itu, saya langsung terpikat dengan IBM Watson dan AI (artificial intelligence)," ucap Tanmay.

Hanya dalam waktu seminggu, ia sudah membuat aplikasi berbasis IBM Watson yang bernama Ask Tanmay. Aplikasi tersebut akan merespons balik terhadap pertanyaan dengan mempertimbangkan jawaban yang memiliki kemungkinan terbaik.

Tak lama setelahnya, ia masuk ke dalam layanan IBM bernama Document Conversion, yang pada saat itu masih dalam versi alpha. Tugas utama software tersebut adalah untuk mengkonversi format dokumen, mulai dari PDF hingga HTML.

Sehabis mengutak-atiknya perangkat lunak tersebut selama beberapa menit, ia menemukan sebuah bug. Ia pun mengunggah temuannya tersebut ke dalam akun Twitter pribadinya.

Sejumlah pegiat IBM, yang disebut sebagai IBMer, menyadari hal tersebut dan menghubungi Tanmay. "Sangat mengasyikkan rasanya saat para IBMer menghubungi saya," katanya, seperti detikINET kutip dari CNBC, Senin (19/3/2018).

Dua dari IBMer yang menghubunginya pun tak lama menjadi mentor baginya dan membantu Tanmay dalam berkolaborasi dengan IBM. Sejak saat itu, perusahaan teknologi raksasa tersebut menawarkan sejumlah peluang untuk berbicara di berbagai konferensi yang dihelat oleh IBM.

Beberapa ajang yang memberikan kesempatan bagi Tanmay adalah IBM Developer Conference di Bengal, India, saat ia berbicara di hadapan 10.000 orang, serta Interconnect Conference ketika dirinya menjadi keynote speaker bagi 25.000 hadirin yang datang.

ibm-logo.jpg

Logo IBM​

Dimentori CTO IBM Watson Hingga Meraih Gelar dari Raja Dubai

Meski ia tidak dibayar oleh IBM, karena secara teknis Tanmay bukan karyawan di bawah naungan perusahaan tersebut, ia tetap melanjutkan kolaborasi untuk bekerja sama dalam sejumlah proyek.

Dalam perjalannya tersebut, ahli kecerdasan buatan ini telah membuat sejumlah eksekutif IBM terkesima dengan kecakapan intelektualnya. Satu yang harus dicatat adalah, saat ini ia dimentori langsung oleh Rob High yang merupakan CTO dari IBM Watson.

"Ia (Tanmay) mampu menyerap pengetahuan layaknya spons. Ia pun juga sangat termotivasi dalam mempelajari lebih jauh mengenai deep learning dan kecerdasan buatan," ujar High.


Keduanya pun memiliki sebuah sesi di Facebook Live dan menjadi pembicara dalam sejumlah pertemuan untuk membagikan pengetahuannya.

"Saya sangat bersemangat di bidang kecerdasan buatan, dan saya merasa antusias untuk berbagi pengetahuan saya kepada para komunitas," kata Tanmay.

Keahliannya di bidang kecerdasan buatan pun turut membuatnya meraih sejumlah gelar, baik dari IBM maupun pihak internasional. Ia merupakan IBM Champions for Cloud, sekaligus IBM Cloud Advisor.

Selain itu, Tanmay juga menyandang Knowledge Ambassador Award yang diberikan oleh Mohammed bin Rashid Al Maktoum Foundation, sebuah yayasan milik Raja Dubai, setelah menjadi pembicara di Knowledge Summit 2017.



sumber
 
Last edited:
luar biasa baru 14 tahun udah jadi mastah coding jadi ahli program AI. tapi di india ada apa ya??? kayanya banyak orang genius yang diberitain dari sono dah. apa perasaan doang yak hehe :D
 
luar biasa baru 14 tahun udah jadi mastah coding jadi ahli program AI. tapi di india ada apa ya??? kayanya banyak orang genius yang diberitain dari sono dah. apa perasaan doang yak hehe :D

india punya gen eropa dan timur tengah secara cultur. itu yang memungkinkan mereka bayak yang genius
 
Back
Top