@Roelly
Jawaban yang jujur dan memang sesuai dgn realita yg ada dilingkungan kita saat ini.
@Devson
"Pertanyaan" saya yg pertama terkait dgn "pernyataan" (awas salah baca) non bla_bla_bla dihalaman sebelumnya.
Tentang maksud dan tujuan thread ini tergantung kawan2 yang membacanya.
Daya tangkap seseorang berbeda2 dalam menelaah dan menilai suatu permasalahan.
Hal ini pulalah yg menjadikan banyak pendapat yg berbeda2.
Contoh:
Si A merasa tersinggung begitu membaca judul thread yg dirasanya "menyindir" dirinya sehingga berusaha memberikan opini yang membenarkan dirinya.
Si B mencoba berfikir secara netral dan memberikan pendapat dari sudut pandang yg berbeda.
Si C tertawa menertawakan pembuka thread yang dirasanya mempertanyakan suatu "pertanyaan bodoh" yang dirasanya tidak memerlukan jawaban.
Si D meng-introspeksi-kan dirinya dan mencoba mempelajari lg norma2 agamanya supaya dia bisa membuktikan bhw agama yg dianutnya bukan hanya "diwariskan",melainkan telah "dipilihnya" sendiri dan menjadikannya lebih paham dan mengerti ajaran agamanya.
Si E terbengong2 dan berkata:
"Au,ah... Gelap..."
Dan saya sendiri masih mencoba mencari2 hal2 yg bisa saya dan teman saya obrolkan di warung kopi kalau saya bertemu dgn kawan saya suatu hari nanti.
Jangan terlalu mudah terpengaruh oleh hal2 yang "sepele" dan kalau anda mulai "ragu" tentang keyakinan anda,inilah saatnya anda mulai mempelajari ajaran dan keyakinan anda masing2 lebih dalam supaya "keimanan" anda bisa bertumbuh lbh kuat.
Kadang dari "satu hal kecil" bisa TUMBUH "sesuatu yg besar" dan kadang "satu hal kecil" bisa membuat RUBUH "sesuatu yg besar".
Regard... Adi.
waduh jadi buruk sangka lagi,saya cuma bertanya "jadi" tujuan anda apa?? karena tidak ingin berburuk sangka maka saya bertanya,karena saya sudah melihat dari awal anda sudah ada jawaban untuk diri anda,lantas tujuannya apa??itu yang ingin saya tanyakan,ini bukan masalah pintar(saya maha bodoh dibandingkan tuhan),ini bukan masalah beda pandangan,ini bukan masalah netral ato tidak netral, saya bertanya tujuan anda apa??Apakah anda juga bisa tahu dan mencermati jalan pikiran saya dari awal sebelum saya buka thread ini? SEBERAPA KENAL ANDA DGN SAYA? dari setiap jawaban yg saya dapatkan,saya mencoba memposisikan diri saya sbg teman saya (yg pintar & kritis mgkn sama seperti anda) yg pastinya juga akan memberikan pertanyaan2 yg kurang lbh serupa.
Coba anda cermati pertanyaan saya diawal,dan anda posisikan diri anda lahir di keluarga yg berbeda dan jaman yg berbeda lalu anda cermati pernyataan Sdr Roelly.
Anda menilai dari sudut pandang anda dan saya menilai dari sudut pandang saya.
Pertanyaannya adalah bisakah anda bersikap NETRAL & JUJUR ?
Saya sudah tekankan berkali2 yg mgkn anda msh blm mengerti SAYA TIDAK MELIHAT DARI SUATU AGAMA/KEYAKINAN TERTENTU.
Kalau anda bisa memposisikan diri anda secara netral baru kita ngobrol2 lagi,ya...
???namanya jga orang bertax... masa kgak boleh... jawablah sebisax... jgn pke otot.. entar tak santet loh kalo banyak bacot...
iya,bro...pilihan-lah
buktinya deket rumah saya, ada tuh 1 keluarga agamanya gado-gado
ada hindu, islam, kristen
Aku memang terlahir dari keluarga Muslim
Kalau disuruh milih agama mana?
pastinya Agama Islam.
Agama yang kita anut adalah Warisan adalah benar.
semua agama yang ada di muka bumi ini adalah berasal dari TYME, yang pernah saya baca : dharmam tu saksad bhagavat pranitam artinya Agama adalah berasal dari Tuhan. Jadi Tuhan mewariskan pengetahuan Agama ini kepada umat manusia sesuai dengan tingkat kesadaran mereka, sama seperti kita sekolah ada tingkatan-tingkatannya dari kelas 1 dan seterusnya, begitu juga agama, bahkan dalam satu agama saja ada tingkatan-tingkatannya, dan semuanya pada akhirnya bertujuan untuk pencapaian kepada Beliau (Tuhan sebagai sumber kebahagiaan Tertinggi). Karena kesadaran yang berbeda-beda inilah pengetahuan-pengetahuan diturunkan secara bertingkat supaya manusia dalam tingkatan tertentu dapat memahaminya. Begitulah kemurahan hati Tuhan. Contohnya : kalau murid SD kelas 1 dengan kempuannya tentunya harus diberikan pelajaran yang sesuai dengan tingkatannya, kalau diberikan pengetahuan yang lebih tinggi misalnya diberikan pengetahuan untuk SMA maka dia bakalan bingung. Jadi Agamapun yang ada di muka bumi ini adalah diwariskan oleh Tuhan kepada umat manusia. Jadi terimalah agama yang dianut, dan dalam meningkatkan pengetahuan bisa saja kita mempelajari yang lain, mungkin saja di kitab yang lain dicantumkan informasi yang lebih detail dan mendalam. Dengan demikian Agama itu akan menjadi indah.
Agama yang kita anut adalah Pilihan - juga benar.
Karena tingkat kesadaran yang berbeda-beda itu kita telah menempatkan diri kita (secara tidak langsung) kedalam tingkatan ber-Agama yang berbeda baik dalam satu Agama maupun antar Agama. Perkembangan kesadaran itu adalah hasil dari olahan diri kita (Pilihan kita). Semakin meningkat kesadaran kita maka makin meningkat pula ke ber-Agama-an kita, dstnya. Pilihannya ada pada diri kita sendiri.
Sekarang masalahnya adalah bagaimana pemahaman kita tentang Agama itu sendiri ?
mudah-mudahan bermanfaat.
yap..yap.. yap.. apapun keyakinan kita mengenai agama yang kita anut, entah itu karena pilihan atau warisan..
Saya yakin, bahwa masing2 personal telah meyakini dengan ketetapan hati yang mantap.. lalu, apa lagi yang mesti kita sikapi selain (lagi - lagi selalu saya tekankan kepada semua) sikap saling menghormati pendapat, keyakinan, ataupun pilihan masing-masing..
Semoga kita semua mendapatkan ilmu yang bermanfaat dari thread2 yang kita ikuti. amin.
Pertanyaan diatas ditanyakan seorang sahabat saya beberapa waktu yang lalu.
Dan saya masih blm bisa mengambil kesimpulan.
Bisa minta masukan teman2?
thank's...pada waktu kita masih kecil yg pasti kita mengikuti agama yg di anut oleh orang tua kita. setelah kita besar dan mampu berfikir dengan baik kita harus mempelajari agama kita. kita dalami dulu agama kita dengan benar kemudian kita buat semacam acuan pada saat kita mendalami atau membuktikan benar tidaknya agama yg kita anut. contoh : agama yg benar itu harus begini, kitab yg dianggap suci itu cirinya begini orang yg dijadikan teladan itu perbuatanya ahrus demikian.
bila kita melakukan demikian maka agama yg kita anut adalah pilihan kita sendiri. dan yg disebut agama warisan itu adalah bila penganut agama tersebut hanya mengikuti apa yg dikerjakan orng tuanya / pendahulunya tanpa mau mencari tahu sudah benar belum yg di kerjakanya.
demikian pandangan saya tentang agama, agama yg kita anut bisa menjadi pilihan kita bila kita mau membuktikan benar tidaknya ajaran tsb. dan agama yg kita anut bisa jadi hanya sekedar warisan saja, bila kita tidak mau mencari kebenaranya.
pilihan untuk menuntut benar atau salah menurut gw kurang tepat. yang lebih tepat adalah pilihan yang dituntut untuk dapat menenangkan jiwa kita sendiri. soalnya, perasaan tiap agama mengajarkan kebaikan. BAHKAN, konsep kebaikan yang sering diucapkan manusia sendiri sama2 tidak pernah nyata adanya (hal yang berupa non-materi). kan sama tuh, dengan agama. jadi pilihan itu berdasarkan jiwamu sendiri dan keyakinan dalam meyakininya (kalo kamu memilih mana yang benar dan salah dalam sebuah agama [bukan nilai yang diajarkan dalam agama loh!] gw yakin gag akan ketemu jika pilihan dari yang kmu yakin kan itu tidak sependapat dengan nilai benar dan salah yang kamu cari)