Aids

s0Rr0w_m4n

New member
AIDS​




(Acquired Immune Deficiency Syndrome). Sindrom rusaknya daya tahan tubuh seseorang karena kerusakan sel darah putih (limfosit-T, sel-T “penolong “, arau set T-4). Kerusakan ini disebabkan oleh infeksi HIV

(Human lmmunodeficiency Virus).
Perdebatan tentang penemuan virus HIV berakhir pada pertengahan tahun 1991, setelah Dr. Luc Montagnier alchimya diakui oleh Institut Kesehatan Nasional AS sebagai penemu pertama virus penyebab AIDS itu pada tahun 1979. Sehubungan dengan itu, Badan Integritas Riset Departemen Kesehatan AS kemudian menuduh Dr. Robert Gallo memanipulasi basil penemuan Montagnier.

Jenis-Jenis Virus HIV. Menurut Montagnier, yang datang ke Indonesia pada awal Maret 1992 dalam rangka simposium sehari tentang AIDS di Jakarta, dikenal dua macam virus penyebab AIDS, yaitu HIV-I dan HIV-2.

HIV- 1 merupakan virus ganas yang dapat merusak daya tahan tubuh seseorang dalam waktu 8— 10 tahun setelah infeksi. Sedangkan HIV-2 merusak tubuh 10—15 tahun setelah infeksi. Sebenarnya HIV hanya menyerang 1 sel-T dari 10.000 sel-T yang ada dalam tubuh seseorang. Tetapi sel-T yang terinfeksi itu kemudian melakukan bunuh diri. Sel-T lainnya saling mengadakan kontak sehingga protein yang dikandungnya menjadi rusak. Karena sel-sel tersebut bunuh diri juga, maka dalam waktu 8—15 tahun jumlah sel-T tinggal 10%. Jika pada orang sehat terdapat 1.000—2.000 sel-T per desiliter darahnya, maka pada penderita AIDS terdapat kurang dari 200 sel.

Kasus Baru. Dalam konferensi AIDS ke-8 di Amsterdam, Belanda, pada bulan Juli 1992, terungkap adanya tiga puluh kasus baru dengan gejala AIDS, tetapi tidak ditemukan HIV pada pendenita. Menurut Dr. Montagnier, HP! sudab bermutasi, sedangkan perangkat identifikasi belum ada sehingga pm-a peneliti tidak mampu memonitor mutasi HIV itu.

Selanjutnya, pada konferensi AIDS ke-lO yang diadakan bulan Agustus 1994 di Yokohama, Jepang, Dr. David Ho dad Pusat Riset AIDS Aaron Diamond, AS, mengungkapkan ditemukan sepuluh kasus dengan gejala LTS (Long Term Survivor) atau LTNP (Long Term Non-Progressor). Walaupun telah lama mengidap HIV, mereka yang memiliki gej ala ini tidak menjadi penderita AIDS. Mereka memiliki limfosit CD8+ (unsur antibodi) yang potensial menghambat HIV. Mekanisme tenjadinya limfosit CD8+ sedang diteliti untuk mengatasi AIDS.


Usaha Pengobatan. Sampai saat mi diperkirakan belum ada obat AIDS yang ampuh, walaupun Dinas Pengawasan Obat dan Makanan AS (FDA) telah merekomendasikan pemakaian AZT, DDI, dan juga genenasi terakhirnya yang disebut ddc. Umumnya obat yang dipasarkan sekarang diperkirakan hanya dapat memperpanjang usia pasien 1—3 tahun. Bahkan, menurut laporan terakhir, pengaruh obat-obatan ini diragukan. Padahal WHO mengeluarkan dana U$$ 1,5—2,9 miliar setiap tahun untuk memberantas AIDS. Selama 1990—1994 telah dilakukan berbagai usaha pengobatan AIDS. Pada 1990 dilakukan terapi cangkok sumsum tulang untuk penyembuhan AIDS. Terapi ini masih memiliki tingkat kegagalan yang tinggi, yaitu 25% pasien mati karena komplikasi. Obat AZT (zidovudine) dan CD-4 masih dianggap sebagai obat paling maju dan dapat memperpanjang usia pasien beberapa tahun walaupun memiliki efek samping, seperti sesak napas, sakitkepalahebat, dan gejala anemia. Pada tahun yang sama dibahas pula penggunaan Alfa Interferon, Ribavirin, dan kombinasi AZT serta CD-4.
 
Back
Top