DAFTAR PENAMPAKAN UFO DI INDONESIA [1964-NOW]
Surabaya, tahun 1964
UFO di Surabaya pernah lewat juga. Dalam buku "UFO Salah satu dunia masa kini" karangan Bpk. J. Salatun diceritakan bahwa tahun 1964, UFO pernah lewat di Surabaya mengganggu Dwikora. Muncul selama seminggu penuh mulai tanggal 18 sampai 24 Sep 1964. Nampak dengan mata telanjang maupun lewat radar. Muncul di daerah segitiga: Surabaya, Malang dan Bangkalan. UFO-UFO itu bahkan sempat ditembaki dengan meriam artileri pertahanan udara kita. Namun ya nggak ada yang jatuh. Dikabarkan salah satu dari UFO itu juga pernah mendarat di sebelah selatan Surabaya.
Yogyakarta, 1964
Informasi dikirimkan melalui email oleh Bpk. Tarique Asmedi Suripto.
Suatu sore, sekitar pk 0800, saya (waktu itu masih umur 12 tahun) lagi di halaman, tidur-tiduran dengan kakak dan adik, di atas tikar. Malam cukup pekat (tidak sedang ada bulan). Di antara ngobrol-ngobrol itu, tiba-tiba mata saya melihat ada sumber cahaya bergerak di kegelapan malam, arahnya dari tenggara ke barat laut. Kira2 muncul (terlihat oleh mataku) pada sudur sekitar 45 derajad, terus naik. Ujutnya seperti cerutu memanjang, warna hijau cemerlang, dan gerakannya tidak mulus sperti lazimnya pesawat terbang, tetapi agak bervibrasi. Kenampakan itu berlangsung lama.. bahkan sampai seisi rumah ikut keluar melibat obyek itu. Warna hijau itu tetap saja ada dan terlihat dengan jelas sampai lenyap di balik pepohonan di barat laut. Jadi kami menyaksikan itu selama lebih dari 5 menit. Cuma, waktu itu aku masih kecil, 12 tahun (1965), jadi belum ada budaya foto dan apalagi video. Ya, semua tinggal kenangan dan itu sangat membekas.
Saya masih belum tahu, gerangan apa itu ya… Obyek sangat nyata, resolusi tinggi, saksinya lebih dari 10 orang dan bisa disaksikan dalam waktu cukup lama. Mungkin bila kami benar2 di lapangan, dapatlah kami melihatnya sampai tenggelam di ufuk. Apa iya satelit? Tapi kala itu satelit belum banyak dan mestinya pada
altitude lebih tinggi (sering juga kami lihat sebesar bintang dan bergerak paralel dengan ekuator dan tidak menarik). Yang kami lihat hijau benar2 dan cemerlang, panjang dan bergerak tidak terlalu cepat.
Bandung, 1979
Informasi ini pernah dimuat di surat kabar "Indonesia Minggu" tanggal 22 Juli 1979.
Sebagian penduduk kota Bandung tanggal 14 Juli 1979 sore sekitar 17.10 WIB dikejutkan oleh benda aneh yang menghujam dari angkasa ke bawah. Benda ini bagaikan segi tiga dengan bagian depan bulat telur dan kemudian diikuti oleh dua cahaya kemerahan bercabang dua di belakang. Pemandangan ini secara jelas disaksikan oleh ribuan penduduk Bandung.
Sekitar 40 orang muda mudi yang tengah main dan menyaksikan pertandingan bola basket di halaman STM II, Jalan Buah Batu, menghentikan permainan mereka untuk menyaksikan benda aneh ini. Beberapa orang pengendara becak di Jalan Gatot Subroto telah kalang kabut menyingkirkan becak-becak mereka sambil berteriak-teriak ada piring terbang di udara. Waktu itu hujan baru saja teduh setelah menyirami Bandung selama seperempat jam.
Banyak dari toko-toko di Jalan Ahmad Yani Kosambi ditutup oleh pemiliknya sekedar untuk berjaga-jaga bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Benda aneh ini menghilang dibalik awan dan kemudian membelok ke arah Barat untuk kemudian menghilang dari pandangan mata. (KNI)
Lembang, 1979
Laporan ini disampaikan oleh Desi Rosanto Budi, Jl. Suryokusuman no. 21 Purworejo – Kedu (alamat waktu itu) melalui surat pembaca di Majalah Hai edisi September 1980.
Sebuah UFO nampak terlihat pada bulan Oktober 1979. Terlihat oleh ayah dan ibu Sdr. Desi Rosanto Budi kira-kira jam 19.30 malam. Tempatnya di daerah Lembang dari arah Jatiluhur terbang perlahan namun cepat dan menghilang di atas pegunungan dekat Tangkuban Perahu.
Bandung, 1980
Laporan ini diceritakan oleh Bayu Yunantias, beralamatkan di Bandung.
Pada suatu siang hari sekitar tahun 80-akhir, saya dan teman-teman saya melihat sebuah "pesawat" di langit Timur, dengan jarak cukup dekat, karena terlihat kurang-lebih sebesar pesawat latih militer yang kadang kala melintas dengan ketinggian rendah di daerah itu. Saat itu saya sedang baca-baca dalam rumah, ketika tetangga saya memanggil-manggil. Saat itu kami berada di depan rumah kami di daerah Bandung Selatan.
Ada keanehan pada pesawat itu; pertama bahwa ia memiliki ekor api yang panjang, dan kedua, sama sekali tak ada suara yang terdengar (kami bandingkan dengan suara pesawat jet komersial yang rutin lewat di langit sekitar rumah kami). Ukuran pesawat yang pendek, bahkan lebih mirip kepala rudal. Karena tertarik, teman saya lalu pulang untuk membawa teropong binokularnya dan kami pun bergantian melihat pesawat itu melalui binokular, apa yang saya lihat ialah:
Panjang badan pesawat yang cenderung pendek, mungkin hanya setengah dari panjang pesawat militer kelas kecil umumnya. Warna pesawat hitam, dan bentuknya seperti segitiga, namun tidak geometris atau kaku; kecil di bagian depan dan membesar di bagian belakang, saya juga melihat sebentuk sayap ekor (tail fin) yang relatif pendek, jadi saya simpulkan kurang lebih pesawat itu berbentuk peluru, dengan sayap hanya di bagian belakang (horizontal dan vertikal), tapi pendek-pendek, tidak seperti pesawat terbang umumnya. Api terlihat keluar dari bagian belakang pesawat, warnanya merah, tidak terdapat asap, dan panjang apinya sekitar lima kali panjang pesawat tersebut. Kecepatannya menurut saya sedang-sedang saja, dengan pertimbangan bahwa saat itu kami mempunyai cukup waktu untuk mengawasi pesawat itu sejak mulai terlihat, mengambil binokular, dan mengawasi pesawat itu secara bergantian. Saat itu terdapat sekitar empat orang yang bergantian melihat. Pesawat itu bergerak secara konstan dan kami mengawasinya hingga hilang dari pandangan.
Saat itu saya masih bersekolah di SMP, dan saya tidak berhasil mengetahui jenis dari pesawat yang saya lihat, walaupun saya cukup mengenal jenis-jenis pesawat populer yang ada saat itu. Yang unik dari pesawat itu adalah adanya ekor api panjang yang keluar dari bagian belakang kapal, dan tidak terdengarnya suara sama sekali. Hening sekali, saya tidak bisa mendengar suara mesinnya.
Kami mengawasi pesawat itu mulai dari tengah-tengah langit, saat ia pertama terlihat, hingga hilang di ufuk Selatan… Sesudahnya kami terkagum-kagum dan mengira-ngira apa itu…..
Gunung Galunggung, 1982
Klipping dari harian mingguan Sinar Pagi Minggu. Data tanggal terbit koran sayangnya tidak ada.
Beberapa hari setelah Lebaran tahun 1982, jadi dalam bulan Juli 1982, dilaporkan oleh banyak orang terlihatnya UFO di Bogor, Jawa Barat, yang terbang menuju Bandung kemudian ke gunung Galunggung. Terlihat 3 buah UFO mengitari kawah gunung berapi itu dan juga diam tepat di atasnya dan sinar jingga kemerah-merahan terlihat dipancarkan ke kawah itu. Ketiga UFO itu bergerak tanpa suara. Juga banyak laporan-laporan dari siaran-siaran radio swasta yang terhenti di Bogor dan Bandung ketika UFO-UFO itu terlihat di atas kota-kota itu dan bahkan pada saat-saat itu terdengar dalam radio-radio mereka suara-suara aneh seperti bukan suara manusia yang diduga dipancarkan oleh UFO-UFO itu.
Bandung, 1993 – 1994
Informasi dari Lafin Hari Prayudhi yang dikirimkan melalui mailing list Nusa-XFiles.
Antara Oktober 1993 – Juli 1994 saya kost di daerah Bandung Utara (Gegerkalong). Sekitar pukul 21:00 WIB di arah selatan bergerak sebuah titik cahaya putih terang. bergerak dari barat ke timur , jarak cahaya dengan saya berdiri sangat jauh, karena diameter cahaya itu nampak sekitar 2cm. Yang mengherankan dari cahaya itu gerakannya menyerupai gelombang GIGI GERGAJI dengan kecepatan tinggi. Saya sampai saat ini belum bisa memastikan kalau itu UFO, pesawat Terbang, pesawat tempur, atau Drone. Kalau itu memang pesawat terbang , misalkan jet tempur, sampai saat ini saya belum pernah melihat gerakan pesawat seperti itu ( Ketika melihat cahaya tersebut saya sempat menyubit telinga saya, dan ternyata sakit, artinya saya tidak sedang mimpi atau ngelamun …).
Madiun, 1997
Hendro Novi BC, pelajar kelas 2 SMU di Madiun, beralamat di Tanjung Manis, Madiun, melaporkan bahwa di suatu malam, ketika sedang mengambil air di sumur tetangga, waktu dia menengok ke atas dan melihat benda seperti bintang yang bergerak ke arah tenggara dengan kecepatan yang tetap. Dia yakin bahwa bukan meteor dan bukan pesawat terbang. Benda itu tidak berkelap-kelip seperti layaknya pesawat terbang. Dia melihat benda terbang aneh ini dua kali, yakni tanggal 16 Agustus dan 4 September 1997.
Bandung, 1997
Sebuah email tanggal 30 Oktober 1997 dari Sdr. Sarasto Utomo yang mengatakan telah melihat UFO.
Saya pernah melihat sinar hijau lurus di atas rumah saya pada malam hari pk 23:30 malam (12 April 1997) dan hal ini disaksikan oleh seluruh keluarga. Cahaya itu diam (sama sekali tidak bergerak) dan pergi secara vertikal sangat cepat sekali. Bentuknya garis lurus, seperti lampu neon panjang dengan warna hijau fluorescent. Tidak ada bunyinya dan tak ada asap atau ekornya. UFO itu cukup jauh namun ketinggiannya nampaknya tidak berubah. UFO tersebut dilihat oleh beberapa anggota keluarga lain, yaitu Shinta, Wisnu dan Bapak saya (Wismanto). Saat itu saya berada di halaman rumah sedang hendak mengunci pagar rumah. Keadaan langit waktu itu cerah, tanpa awan dan hampir tak ada angin. Suasana sepi karena sudah malam.
Sarasto Utomo waktu melihat UFO tersebut berada di rumahnya, Jl. Setra Indah utara II/20 Bandung.
Riau, 1983
Informasi dari surat kabar Mingguan Sinar Pagi, minggu ke-1 Agustus 1983.
Ladang minyak Minas di Riau sekitar 25 Km sebelah utara Pekanbaru dilaporkan sering dikunjungi UFO. Laporan terakhir adalah bulan Mei 1983 yang dikabarkan berhasil difoto oleh karyawan Pertamina dan dimuat dalam mingguan ini. Terlihat formasi tiga buah UFO dengan yang tengah terlihat paling besar dan jelas. Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 17.00 WIB, di mana UFO-UFO itu berhenti selama kira-kira lima menit. Lima orang karyawan serempak menyaksikannya dan bahkan karyawan Pertamina, Subagyo, dan karyawan senior Caltex, Harun Al Rasyid, berhasil mengabadikan UFO-UFO itu dengan kameranya masing-masing. Subagyo berhasil memotret tiga kali dengan kamera Olympus Trip 35 berisikan film berwana ASA 100. Dilaporkan kemudian UFO-UFO itu terbang dan menghilang ke arah Timur. Setelah UFO-UFO itu lenyap dari pandangan, rasa takut mulai mencekam mereka semua…Sudradjat tak henti-hentinya membaca doa, dan Sugiono kwahatir kalau-kalau UFO-UFO itu datang lagi dan mengambil mereka…
Sayangnya BETA-UFO tidak memiliki arsip foto dari pemberitaan tersebut, karena informasi yang diterima didapat dari kliping seseorang pengamat UFO lain yang sudah berupa ketikan ulang. Barangkali ada yang mengetahui atau mempunyai kliping foto tersebut, mohon hubungi BETA-UFO.
Bali, 1991
Eka Bayu Saputra, pelajar SMU Midhya Pura, Denpasar, menceritakan bahwa ketika dia masih kelas 5 SD (tahun 1991), bersama beberapa temannya, ia (mereka) melihat di tempat ketinggian ada suatu titik terang di langit barat. Saat itu jam 6 sore WITA. Benda itu agak mirip seperti piring telungkup, bahkan menyerupai seperti sabit bercahaya yang berputar-putar bebas di udara. Benda itu bergerak pelan-pelan ke barat.
Pengalaman lain yang diceritakan Eka Bayu Saputra adalah pengalaman kedua orangtuanya yang saat tahun 1982, bertepatan dengan pemilu, siang harinya (seusai mencoblos), ibu-bapaknya dikejutkan oleh suara sirene di langit. Setelah mereka melihat keluar, tampak sebuah benda seperti piring yang terbang cepat ke arah timur.
Kepulauan Alor, 1959
Kejadian di pulau Alor ini sudah lama, yaitu terjadi pada bulan Juli 1959. Kasus itu dialami oleh seorang purnawirawan polisi bernama Alwi Alnadad dan waktu itu menjabat sebagai kepala polisi wilayah kepulauan Alor. Alien yang datang di pulau Alor ini berjumlah 6 orang dan di antara mereka ada yang berjenggot. Pakaiannya biru tua, rambutnya putih berombak-ombak, lengan panjang dan berkrah tinggi. Memakai ikat
pinggan dan terselip sebuah tongkat berbentuk silinder berwarna keabu-abuan. Mengenakan sepatu lars hitam dan tampak oleh penduduk setempat seperti sedang menyelidiki sesuatu. Dilaporkan seorang anak kecil (6 tahun) diculik dan dilepaskan kembali dalam keadaan linglung di tengah-tengah ladang.
Polisi setempat akhirnya menanti kedatangan mereka dan bertemu. Lalu polisi menembak mereka (pada jarak 13 meter) namun tidak diketemukan setetes darah atau mayat. Padahal menurut polisi, dalam jarak sedekat itu harusnya kalau manusia yang tertembak pasti mati. Polisi hanya menemukan pepohonan yang tumbang akibat ditembaki peluru dan sejumlah telapak kaki yang hanya sejauh 5 meter, selanjutnya tidak terlihat lagi, entah kemana.
Setelah penempakan itu, banyak penduduk melaporkan telah menyaksikan adanya benda terbang berbentuk oval putih gemerlapan, terbang dengan kecepatan tinggi mengambang di atas permukaan laut. Benda itu tampak menyusuri pantai dari Barat ke Timur. Kepulauan Alor terletak di sebelah utara Pulau Timor (NTT).
Flores, 1974
Dikutip dari buku "UFO, Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini" karangan J. Salatun, halaman 65.
Di Pulau Flores terdapat apa yang dinamakan mattambre terdiri dari suatu cahaya berbentuk bulat dengan garis tengah sekitar 1 meter yang berwarna merah kebiru-biruan. Ada yangmenyamakan warna merahnya dengan warna matahari sedang terbenam. Mattambre melayang-layang kurang lebih setinggi satu setengah meter dari permukaan tanah dan hanya disaksikan pada malam hari saja. Ia muncul secara tunggal tanpa tergantung dari musim. Penduduk menyeganinya, oleh karena kehadirannya disangkut-pautkan dengan bakal terjadinya kematian seseorang.
Namun demikian, seorang sarjana yang tidak mau disebutkan namanya dan yang berasal dari Kabupaten Manggarai Pulau Flores Barat, menceritakan pengalaman pribadinya dengan mattambre. Pada tahun 1974 ia kebetulan melakukan perjalanan pada malam hari dengan berkendaraan sebuah jeep dari daerah pedalaman yang bergunung-gunung menuju ke pantai. Tiba-tiba muncullah sebuah mattambre yang kemudian mengikuti mereka. Pengalaman yang tidak terlupakan terjadi ketika kemudian mattambre itu mendekati jeepnya dan secara mandadak baik mesin maupun lampunya mati. Mereka berusaha sekuat-kuatnya untuk menjalankan mesinnya di dalam kegelapan malam, namun sia-sia belaka. Akhirnya mereka terpaksa mendorong jeepnya secara berhati-hati yurun dari gunung ke pantai sejauh kurang lebih 10 Km. Belum sampai ke pantai, fajar mulai menyingsing dan mattambre itu hilang lenyap seketika. Berbarengan dengan itu, jeep mogok tadi tiba-tiba berfungsi normal kembali.
Pengalaman itu menimbulkan tanda tanya, apakah sebenarnya mattambre itu, sejenis hantu ataukah sejenis alat observasi yang dikendalikan oleh kehidupan cerdas dari luar umat manusia kita? Sarjana tadi juga menambahkan bahwa seorangrekannya pernah menyaksikan gejala yang serupa di pegunungan Alpen di Eropa. Temannya semobil dengan seorang berkebangsaan Swiss menerangkan bahwa itulah yang disebut UFO. Rekannya tadi menyebut bahwa di kampungnya di Flores itulah yang dinamakan mattambre.
Jayapura, 1977
Dikutip dari buku "UFO Salah Satu Masalah Dunia Masa Kini" karangan J. Salatun, halaman 72.
Pada tanggal 14 September 1977 pukul 13.30 WIT, karyawan Gubernuran Subagio, BA melihat benda aneh dari rumahnya di kompleks perumahan Pemda Entrop I Jayapura, Irian Jaya, di mana terdapat lembah di samping daerah perbukitan.
Benda itu terlihat pertama kali di atas laut kira-kira hanya 10 meter dari permukaannya. Kemudian ia terbang ke arah barat sambil membubung. Gerak terbangnya tersendat-sendat seperti layang-layang putus. Lintasan terbangnya lurus tetapi menanjak. Tidak terdengar bunyi sama sekali. Sewaktu berada di atas lembah, benda kurang lebih 500 meter dari saksi. Kemudian benda itu mendadak bergerak lagi meneruskan penerbangan dan hilang dan pandangan di belakang bukit-bukit. Jumlah saksi 2 orang.
Penyaksian benda yang sama terulang lagi dari tempat yang sama pula pada tanggal 25 September 1977 pukul 11.25 WIT, dengan tempat muncul, arah terbang dan tempat menghilangnya persis sama. Hanya dalam penyaksian kedua itu tinggi terbangnya agak lebih tinggi yaitu antara 200 sampai 300 meter.
Benda itu jikalau dilihat dari bawah tampak bulat lonjong dengan garis tengah antara 3 sampai 4 meter. Di tengah-tengahnya terdapat sebuah bundaran hitam seperti kubah. Warna benda itu adalah abu-abu keputihan seperti cat metalik abu-abu muda. Apabila benda itu terkena sinar matahari, maka permukaannya mengkilau seperti atap seng.
Di dalam penyaksian kedua itu terdapat tidak kurang dari 14 orang saksi, yaitu 8 orang dewasa dan 6 orang anak. Menurut Subagio, BA. sewaktu melihat benda itu ia merasa tercekam oleh suatu daya atau kekuatan yang memancar dari benda itu