graphe
New member
Meski sudah banyak korban yang jatuh, orang ternyata belum jera juga untuk melakukan suntik silikon cair dan kolagen demi memburu "kecantikan." Apa sebetulnya silikon cair dan kolagen? Apa pula bahayanya?
Mau tambah cantik malah jadi "hancur." Itulah nasib Martha. Wajah ibu tiga anak ini kini bisa dibilang tak lagi berbentuk. Ia pun masih harus menahan sakit luar biasa di wajahnya. Semua itu akibat pengaruh silikon cair yang disuntikkan ke wajahnya beberapa tahun sebelumnya.
Detail Lain lagi nasib Hilda Pasman (20) yang meninggal setelah payudaranya disuntik silikon di sebuah salon di Kedoya, Jakarta Barat. Gadis cantik yang sekolah di Belanda ini memanfaatkan waktu libur dengan mengunjungi keluarganya di Tanah Air. Tanpa setahu keluarganya, ternyata ia berniat mempercantik penampilan dengan suntik silikon di payudaranya. Namun, maut malah menjemput.
"Hati-hati jika Anda ingin tampil lebih cantik dengan mengubah bentuk tubuh, entah itu memancungkan hidung, mengisi dagu, atau menghilangkan kerutan. Sebaiknya, datang dokter spesialis bedah plastik, jangan ke salon kecantikan atau ke tempat praktik ilegal.
Apa pun yang disuntikkan ke dalam tubuh, bisa berdampak negatif atau positif. "Positif bila yang diharapkan jadi kenyataan, sebaliknya negatif bila reaksi yang timbul berupa alergi, atau salah lokasi penyuntikan, hingga menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
KOLAGEN MAHAL
Saat ini, cukup banyak beautician (ahli kecantikan) dan dokter umum yang menjual jasa suntik silikon. "Mereka mungkin bisa melakukan suntikan, tapi mereka tidak bisa mempertanggungjawabkan hasilnya. Anehnya, pemerintah masih saja membiarkan orang-orang yang tidak punya hak untuk melakukan suntik silikon di berbagai salon.
Suntikan silikon di salon kecantikan, biasanya akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan pasien. Mungkin pasien tidak meninggal, tapi hasilnya malah menimbulkan rasa sakit berkepanjangan. Merah dan bengkak akibat suntikan tadi. Akibatnya, dibongkar lagi, diperbaiki, sehingga ujung-ujungnya yang dirugikan adalah pasien juga, karena salon tadi tidak mampu memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Sebaliknya, kalaupun cairan yang disuntikkan itu benar kolagen, dokter tidak akan menyuntikkannya ke payudara. Kolagen lebih cocok untuk jaringan kulit, bukan pada jaringan lemak. Payudara itu kan terdiri dari jaringan lemak.
Lagipula, pada payudara terdapat banyak pembuluh darah besar (vena), sehingga zat yang disuntikkan bisa langsung menerobos pembuluh darah dan menyumbat pembuluh darah. Makanya, tidak ada dokter yang menyuntik payudara dengan kolagen. Cara yang paling aman adalah lewat operasi dengan memasukkan kantung silikon jeli. Ini lebih mudah dikeluarkan jika ada masalah, seperti reaksi alergi.
Oleh sebab itu, perlu dicek, apa betul cairan yang disuntikkan itu kolagen. Apalagi, kolagen yang asli harganya cukup mahal. Satu cc harganya bisa mencapai 80 * 100 dolar AS. Padahal, untuk memperbesar payudara diperlukan cairan kolagen sebanyak 200 cc, yang artinya perlu dana sekitar 40 ribu dolar atau sekitar Rp 360 juta. Dalam pemakaian yang cukup besar, tentu saja harganya sangat mahal. Oleh sebab itu, kolagen biasanya dipakai untuk mengatasi kerutan kulit, bukan untuk memperbesar payudara.
Selain mahal, kolagen juga memerlukan tempat penyimpanan khusus, yaitu pada suhu rendah dan konstan. Ini membuat banyak rumah sakit tidak sanggup menyediakan stok kolagen cair bagi pasien. Alhasil, untuk memberikan pelayanan suntikan kolagen tidaklah mudah dan murah.
Padahal, lanjutnya, orang minta dibesarkan payudaranya dengan suntikan di salon kecantikan, biasanya karena ingin murah, cepat, tanpa harus perlu tindakan operasi. Tindakan operasi merupakan sesuatu yang menakutkan, meski sampai sekarang belum pernah ada orang yang meninggal gara-gara menjalani bedah plastik.
Kolagen memang lebih alami karena diambil dari tunjang hewan, biasanya sapi, yang diproses menjadi berbentuk cair, dan dipakai menjadi pengisi atau menambah volume bagian tubuh yang kurang. Para dokter biasanya menggunakannya untuk mengatasi kerutan di kulit wajah, dengan jalan disuntik supaya lebih rata. Bahan dasar kolagen mirip jaringan tubuh manusia, sehingga bila disuntikkan ke dalam tubuh, sebagian akan diserap oleh tubuh. Namun, sebulan setelah disuntikkan, perlu dievaluasi, selama dipergunakan dengan baik, kolagen sebetulnya aman buat tubuh.
Mau tambah cantik malah jadi "hancur." Itulah nasib Martha. Wajah ibu tiga anak ini kini bisa dibilang tak lagi berbentuk. Ia pun masih harus menahan sakit luar biasa di wajahnya. Semua itu akibat pengaruh silikon cair yang disuntikkan ke wajahnya beberapa tahun sebelumnya.
Detail Lain lagi nasib Hilda Pasman (20) yang meninggal setelah payudaranya disuntik silikon di sebuah salon di Kedoya, Jakarta Barat. Gadis cantik yang sekolah di Belanda ini memanfaatkan waktu libur dengan mengunjungi keluarganya di Tanah Air. Tanpa setahu keluarganya, ternyata ia berniat mempercantik penampilan dengan suntik silikon di payudaranya. Namun, maut malah menjemput.
"Hati-hati jika Anda ingin tampil lebih cantik dengan mengubah bentuk tubuh, entah itu memancungkan hidung, mengisi dagu, atau menghilangkan kerutan. Sebaiknya, datang dokter spesialis bedah plastik, jangan ke salon kecantikan atau ke tempat praktik ilegal.
Apa pun yang disuntikkan ke dalam tubuh, bisa berdampak negatif atau positif. "Positif bila yang diharapkan jadi kenyataan, sebaliknya negatif bila reaksi yang timbul berupa alergi, atau salah lokasi penyuntikan, hingga menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah.
KOLAGEN MAHAL
Saat ini, cukup banyak beautician (ahli kecantikan) dan dokter umum yang menjual jasa suntik silikon. "Mereka mungkin bisa melakukan suntikan, tapi mereka tidak bisa mempertanggungjawabkan hasilnya. Anehnya, pemerintah masih saja membiarkan orang-orang yang tidak punya hak untuk melakukan suntik silikon di berbagai salon.
Suntikan silikon di salon kecantikan, biasanya akan menimbulkan keadaan yang tidak diinginkan pasien. Mungkin pasien tidak meninggal, tapi hasilnya malah menimbulkan rasa sakit berkepanjangan. Merah dan bengkak akibat suntikan tadi. Akibatnya, dibongkar lagi, diperbaiki, sehingga ujung-ujungnya yang dirugikan adalah pasien juga, karena salon tadi tidak mampu memperbaiki kerusakan yang terjadi.
Sebaliknya, kalaupun cairan yang disuntikkan itu benar kolagen, dokter tidak akan menyuntikkannya ke payudara. Kolagen lebih cocok untuk jaringan kulit, bukan pada jaringan lemak. Payudara itu kan terdiri dari jaringan lemak.
Lagipula, pada payudara terdapat banyak pembuluh darah besar (vena), sehingga zat yang disuntikkan bisa langsung menerobos pembuluh darah dan menyumbat pembuluh darah. Makanya, tidak ada dokter yang menyuntik payudara dengan kolagen. Cara yang paling aman adalah lewat operasi dengan memasukkan kantung silikon jeli. Ini lebih mudah dikeluarkan jika ada masalah, seperti reaksi alergi.
Oleh sebab itu, perlu dicek, apa betul cairan yang disuntikkan itu kolagen. Apalagi, kolagen yang asli harganya cukup mahal. Satu cc harganya bisa mencapai 80 * 100 dolar AS. Padahal, untuk memperbesar payudara diperlukan cairan kolagen sebanyak 200 cc, yang artinya perlu dana sekitar 40 ribu dolar atau sekitar Rp 360 juta. Dalam pemakaian yang cukup besar, tentu saja harganya sangat mahal. Oleh sebab itu, kolagen biasanya dipakai untuk mengatasi kerutan kulit, bukan untuk memperbesar payudara.
Selain mahal, kolagen juga memerlukan tempat penyimpanan khusus, yaitu pada suhu rendah dan konstan. Ini membuat banyak rumah sakit tidak sanggup menyediakan stok kolagen cair bagi pasien. Alhasil, untuk memberikan pelayanan suntikan kolagen tidaklah mudah dan murah.
Padahal, lanjutnya, orang minta dibesarkan payudaranya dengan suntikan di salon kecantikan, biasanya karena ingin murah, cepat, tanpa harus perlu tindakan operasi. Tindakan operasi merupakan sesuatu yang menakutkan, meski sampai sekarang belum pernah ada orang yang meninggal gara-gara menjalani bedah plastik.
Kolagen memang lebih alami karena diambil dari tunjang hewan, biasanya sapi, yang diproses menjadi berbentuk cair, dan dipakai menjadi pengisi atau menambah volume bagian tubuh yang kurang. Para dokter biasanya menggunakannya untuk mengatasi kerutan di kulit wajah, dengan jalan disuntik supaya lebih rata. Bahan dasar kolagen mirip jaringan tubuh manusia, sehingga bila disuntikkan ke dalam tubuh, sebagian akan diserap oleh tubuh. Namun, sebulan setelah disuntikkan, perlu dievaluasi, selama dipergunakan dengan baik, kolagen sebetulnya aman buat tubuh.