Setelah Afi,indonesian idol,kontes KDI,program sejenispun mulai bermunculan.Gak cuma dari segi tarik suara tapi juga merambah kedunia modeling dan akting.Gak tanggung-tanggung,anak-anakpun ikut digarap misalnya lewat AFI junior dan bintang cilik.
Demam mencetak idola itu gak sekedar menyedot perhatian remaja tapi juga para orang tua.Walhasil semunya rame-rame memelototi sajian yang membuat mereka mengidolakan bintang-bintang buatan televisi. Sebagai bukti dukungan,mereka gencar mengirim sms kemasing-masing idola.HAsilnya sekitar 5juta sms buat afi I dan 8jutaan buat afi II.Yang untung,siapa lagi kalau bukan perusahaan telepon seluler dan mitra usahanya.
Bulkan hanya uang yang melayang sia-sia tapi juga impian pada sosok bintang Dadakan di idolakan. Ada sebuah mentalitas yang tengah terbentuk disana,ketika pemirsa dipaksa menerawangke alam fantasi bersama sang idola.
jangan heran kalau nggak cuma ABG ada yang mencoba bunuh diri lantaran berebut chanel TV dengan kakanya.Masalahnya sepele,Si adik ingin menonton konser idola dadakan jagoannya sedangkan sikakak ingin menonton yang lain hingga terjadi cekcok dan terjadi pertengkaran.
Bayangkan saja jutaan pemirsa rela duduk serius didepan TV dan menonton siaran yang membiuskan,sampai-sampai lupa akan pekerjaan rumah dan tanggungjawab.Yang melihat secara langsung,tua muda, histeris bernyanyi dan bergoyang. Ketika proses eliminasi? mereka menangis dan melelehkan air mata.
Masyarakat kita memang Haus idola,sosok yang dibanggakan dalam banyak hal. Namun kehausan itu malah disalahgunakan,Aspek-aspek fisik seperti keren,gagah, cantik, yang amat ditonjolkan.Penonton dibuat terpesona dan rela mengirim sms ribuan kali hanya karena idolanya biar menang.
Barangkali bagi kita hal ini memprihatinkan,namun bagi sebagian merasa biasa saja. Yang jelas,sosok kita tau-tau sudah kebanjiran idola, yang sayangnya ,terpilih bukan karena kualitas dan kompeten tapi karena ia mendapat voting sms terbanyak.sungguh idola yang tak berkualitas.
Demam mencetak idola itu gak sekedar menyedot perhatian remaja tapi juga para orang tua.Walhasil semunya rame-rame memelototi sajian yang membuat mereka mengidolakan bintang-bintang buatan televisi. Sebagai bukti dukungan,mereka gencar mengirim sms kemasing-masing idola.HAsilnya sekitar 5juta sms buat afi I dan 8jutaan buat afi II.Yang untung,siapa lagi kalau bukan perusahaan telepon seluler dan mitra usahanya.
Bulkan hanya uang yang melayang sia-sia tapi juga impian pada sosok bintang Dadakan di idolakan. Ada sebuah mentalitas yang tengah terbentuk disana,ketika pemirsa dipaksa menerawangke alam fantasi bersama sang idola.
jangan heran kalau nggak cuma ABG ada yang mencoba bunuh diri lantaran berebut chanel TV dengan kakanya.Masalahnya sepele,Si adik ingin menonton konser idola dadakan jagoannya sedangkan sikakak ingin menonton yang lain hingga terjadi cekcok dan terjadi pertengkaran.
Bayangkan saja jutaan pemirsa rela duduk serius didepan TV dan menonton siaran yang membiuskan,sampai-sampai lupa akan pekerjaan rumah dan tanggungjawab.Yang melihat secara langsung,tua muda, histeris bernyanyi dan bergoyang. Ketika proses eliminasi? mereka menangis dan melelehkan air mata.
Masyarakat kita memang Haus idola,sosok yang dibanggakan dalam banyak hal. Namun kehausan itu malah disalahgunakan,Aspek-aspek fisik seperti keren,gagah, cantik, yang amat ditonjolkan.Penonton dibuat terpesona dan rela mengirim sms ribuan kali hanya karena idolanya biar menang.
Barangkali bagi kita hal ini memprihatinkan,namun bagi sebagian merasa biasa saja. Yang jelas,sosok kita tau-tau sudah kebanjiran idola, yang sayangnya ,terpilih bukan karena kualitas dan kompeten tapi karena ia mendapat voting sms terbanyak.sungguh idola yang tak berkualitas.