Bank tanpa Kantor akan Tumbuh Pesat Branchiess banking bisa memperluas jangkauan perbankan syariah.

jainudin

New member
JAKARTA - Penerapan bank tanpa kantor (branchless banking)

mampu mendorong terjadinya kemudahan akses perbankan bagi

masyarakat (financial inclusion). Branchless banking maupun

financial inclusion diyakini mampu meningkatkan market share

perbankan syariah di Indoensia.
Demi faktor efisiensi, ke depannya bank-bank syariah perlu

menggunakan branchiess banking yang saat ini mulai diuji coba

oleh Bank Indonesia (BI). BI telah menuangkan aturan

percontohan bank tanpa kantor dalam Pedoman Uji Coba Layanan

Branchless Banking pada 30 April
2013.
Direktur Direktorat Perbankan Syariah BI Edy Setiadi belum

lama ini mengatakan, branchiess banking membuat bank-bank

syariah tidak perlu lagi membangun kantor-kantor cabang,

tetapi dapat memanfaatkan lembaga keuangan yang sudah ada

menjalar di masyarakat, terutama sektor mikro. “Tidak perlu

membangunkan.

lagi karena bila mau masuk lebih dalam ke masyarakat, butuh

biaya besar,” ujarnya.
Branchless banking bisa memperluas jangkauan perbankan

syariah. Apalagi, jika bank syariah bekerja sama dengan

lembaga keuangan mikro, seperti baitul mal wat tamwil (BMT).

“Dengan begitu, biaya yang dikeluarkan bank syariah dalam

ekspansi usahanya dapat ditekan,” tutur Edy.
Ia menambahkan, branchiess banking merupakan terobosan dalam

meningkatkan efisiensi dan terjadinya financial inclusion

yang pada akhirnya dapat meningkatkan market share perbankan

syariah di Tanah Air. Pasalnya, branchless banking menjadi

salah satu cara menyosialisasikan perbankan syariah.
Head of Syariah Banking CIMB Niaga U Saefudin Noer

mengatakan, dalam mendorong terjadinya financial inclusion,

CIMB Niaga Syariah terus mengoptimalkan office channeling.

“ini untuk memperkuat distribusi produk ke masyarakat,”

ucapnya. Dual banking, kata Saefudin, mampu memperdalam akses

ke masyarakat yang belum tersentuh kegiatan perbankan.
Beberapa waktu lalu, Direktur Utama BNI Syariah Dinno Indiano

mengatakan, financial inclusion perlu dilakukan untuk

memperbesar market

share perbankan syariah di Indonesia. “Supaya, makin banyak

masyarakat yang berinteraksi dengan BNI Syariah,” ujarnya.

Financial inclusion dinilai penting agar masyarakat yang

belum tersentuh perbankan dapat terjamah demi perbaikan

ekonomi mendatang.
Pengamat ekonomi Yanuar Rizky memprediksi branchless banking

akan tumbuh pesat. Pasalnya, dana masyarakat yang mengalir ke

lembaga keuangan dan pasar keuangan akan semakin

terintegrasi. “Branchiess banking tepercaya sehingga prinsip

industri keuangan bagus, tidak banyak risikonya,” katanya.
Penerapan branchiess banking harus bisa memenuhi sisi

keamanan dan perlindungan nasabah. “Tantangan branchless

banking ke depannya adalah mendesain sistem yang dapat

dilihat dan dikenal secara mudah oleh masyarakat serta

membangun sistem yang aman dan dapat dipercaya,” ujar Yanuar

Rizky.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Kebijakan dan Regulasi

Perbankan State Bank of Pakistan Muhammad Ashraf Khan

mengemukakan, Indonesia bisa belajar penerapan branchless

banking dan Pakistan yang sudah mulai menerapkan konsep itu

sejak 2008 dibanding Indonesia yang baru melaksanakan proyek

percontohan pada 2013.
ted: irwan kelana




Sumber : republika/tangsel pos
 
Back
Top