Bantuan untuk Korban, Banjir Tidak Merata

andree_erlangga

New member
"Begitu Ciliwung meluap, air masuk duluan ke rumah. Tapi begitu air surut, saya ngesrek paling belakangan," keluh Ismet, warga RT 0012 RW 03, Kampung Pulo, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Ngesrek adalah istilah warga di bantaran Sungai Ciliwung, khususnya Kampung Pulo, yang rumahnya kebanjiran. Artinya ialah 'membersihkan rumah dari lumpur yang tertinggal" begitu air surut.

Bagi Ismet dan para tetangganya, keluhan itu memang harus mereka ra sakan. Pasalnya, lingkungan RW 03 di Kampung Pulo merupakan kawasan yang terdekat dengan pinggiran Sungai Ciliwung. Jadi, begitu air sungai itu meluap, rumah mereka lebih dulu terendam. Sementara begitu air surut, ketika warga yang rumahnya lebih jauh dari tepian sungai sudah bersih, Ismet dan para tetangganya masih ngesrek. "Bersihin lumpur," ujarnya.

Kegiatan ngesrek belakangan tidak hanya dilakukan Ismet dan warga RW 03. Ada dua lingkungan RW lagi yang warganya juga terpaksa membersihkan rumah belakangan, yakni di lingkungan RW 01 dan RW 02. Bahkan warga RT 001, RT 011, RT 012, RT 013, RT 014 di lingkungan RW 03, hingga kemarin (Rabu, 31/1) sekitar pukul 15.00 belum bisa melakukan aksi ngesrek-nya.

Pantauan Suara Karya di kelima RT itu memperlihatkan rumah warga masih terendam air dengan ketinggian sekitar satu meter. Masalah keterbelakangan ini, tidak hanya melulu mengenai persoalan ngesrek. Seorang warga RT 012 RW 03, yang rumahnya masih terendam air setinggi setengah meteran, mengungkapkan, dalam penerimaan bantuan pun mereka kerap memperolehnya belakangan.

"Apalagi kalau air lagi tinggi. Kayak kemarin (Selasa, 30/1), waktu air sampai tiga atau empat meteran. Bantuan paling cepat diterima warga depan duluan. Masalahnya, mereka lebih mudah dijangkau. Untuk kita-kita yang di dalam kadang-kadang sampai nggak kebagian," ujar warga tersebut.

suarakarya-online.com
 
Back
Top