Bayu_erfastianto
New member
Re: Nabi Isa Dalam Al-quran Bukanlah Yesus Yang Kita Kenal Dalam Alkit
tul.. yang mo nanya , nanya deh...
tul.. yang mo nanya , nanya deh...
Salam sejahtera semuanya...
tanpa kematian dan kebangkitan Yesus...ajaran kekristenan adalah sia-sia...
so kan sudah saya bilang landasannya sudah berbeda diantara umat muslim dan umat kristen jadi mau berdebat kayak apapun juga tidak akan ketemu..
.. tapi kita berpikir dan merenungi semua apa yg kita cari yaitu KEBENARAN YANG LOGIKA DAN MASUK AKAL sesuai kelebihan yang di berikan Tuhan kepada kita, sehingga kita setulus hati mengimani apa yang kita ketahui sesungguhnya
Mati Atau Tidak itu Yesus itu urusan Tuhan. Dan saya yakin dengan seyakin-yakinnya Kitab Injil Maupun Al'Quran sesungguhnya tak ada perbedaan dan tak perlu diperdebatkan karena semua itu Firman Tuhan.
Untuk memastikan keaslian Al-Quran yang ada di tangan kita, bahwa dia benar-benar Al-Quran yang turun kepada nabi Muhammad SAW 14 abad yang lampau, kita bisa melakukan serangkaian tes dan pengujian.
Mari kita ambil 5 orang anak usia 10-an tahun dari 5 benua yang berbeda. Dengan syarat, anak-anak itu sudah pernah belajar membaca Al-Quran. Syarat kedua, anak-anak itu tidak saling kenal. Lalu kepada mereka kita minta untuk membaca surat Al-Fatihah bersama-sama. Maka kita akan mendengarkan bacaan yang sama dari mereka. Panjang pendeknya huruf, idgham dan ikhfa’nya, serta makhrajnya, semua akan sama dan berpadu indah.
Pendapat saya, adalah saya setuju dengan pernyataan saudara, karena kelima anak tersebut menghafal Alquran dengan bahasa yang sama yaitu bahasa Arab klasik..sehingga setiap pengucapan atau lafal pasti sama...
Sekarang mari lakukan pada 5 anak lain yang beragama kristen. Dari 5 benua yang berbeda, lalu kita minta mereka membaca satu ayat saja dari Bible yang mereka punya. Maka kita akan mendengar kebisingan, karena masing-masing akan membaca ayat itu dengan cara berbeda-beda.
Untuk yang ini pun saya setuju karena ke lima anak tersebut akan membaca sesuai dengan bahasa masing-masing yang berbeda dari 5 benua, tetapi yang pasti isi pesan dari ayat tersebut apabila di kutip dari kitab dan ayat yang sama, pesanya pasti sama tidak akan berbeda, walaupun diucapkan dalam bahasa-bahasa yang berbeda-beda ! Dijamin deh !!!
Lalu untuk apa yang saudara katakan mengenai banyak orang yang hafal Alquran diluar kepala, menurut saya adalah yaitu apa yang mereka hafalkan adalah ayat-ayat dari Alquran edisi Uthmanik yang beredar sampai sekarang seperti yang saya jelaskan diatas..
Sebenarnya saya tidak ingin melanjutkan masalah pembahasan Alkitab atau Alquran yang dipalsukan, tetapi setelah saya pikir lagi dan tidak bermaksud untuk memprovokasi saudara, di bawah ini saya berikan tambahan catatan mengenai apakah Alkitab atau Alquran yang dipalsukan, dan sekali lagi bukan untuk menghina apa yang saudara pecayai, tetapi kita saling sharing dan mencoba untuk bersikap kritis atas apa yang kita percayai, dibawah ini ada kutipan atau tulisan yang memberikan catatan kritis terhadap Alquran :
Keyakinan orang-orang Muslim atas Alquran yang tidak mungkin dan tidak akan pernah salah ( tanpa verifikasi ) mengharuskan mereka untuk menerima apapun yang diajarkan Alquran bahkan jika Alquran mengajarkan bahwa 1+1 = 3. Seperti tindakan-tindakan di masa lalu dan kata-kata yang meyakinkan yang ditunjukkan , para sarjana Islam berusaha untuk membenarkan posisi dari Ayat-ayat dalam Alquran tidak masalah walaupun bagaimana kenyataan data catatan sejarah mungkin tidak dapat mendukung posisi mereka.
Tolong saudara bla bla bla mempertimbangkan beberapa hal dibawah ini :
1. Nama dari ayah Abraham bukan Azar, seperti yang dikatakan Alquran dalam Sura 6:74, tetapi Terah ( Kejadian 11:26 ). Alquran lebih jauh mengajarkan bahwa Istri Firaun yang mengangkat Musa sebagai anak ( Sura 28: 8,9 ), sebaliknya Musa sendiri berkata dia diangkat anak oleh anak perempuan Firaun ( Keluaran 2:5-10 ).
2. Dalam beberapa bagian, Alquran menghubungkan Haman dengan seorang Firaun dari jamannya Musa ( Sura 28:6-7, 38, 40:24, 36 ), tetapi dari kitab Ester dalam Alkitab ( 3 : 1-10 ), kita tahu bahwa Haman adalah pelayan dari Ahashweros I, Raja Media-Persia pada abad ke-5 sebelum Masehi ( Dikenal oleh kita semua sebagi Xerxes ) yang mengalami kekalahan dalam peperangan Marathon. Jadi Haman sesungguhnya lahir seribu tahun sesudah Musa !
3. Dalam kata-kata dari Sura 28:28 dan 40:36,37, Firaun memerintahkan Haman untuk mendirikan suatu menara yang tinggi untuk mencapai surga. Kita tahu dari bukti-bukti arkeologis dan bukti-bukti sejarah lainnya bahwa menara yang terkenal ini jelas sekali di bangun di Babilon jauh sebelum jamannya Firaun ( Kejadian 11:1-9 ).
4. Cerita tentang Gideon, anak dari Yoas yang memimpin bangsa Israel dalam perang dengan bangsa Midian sesuai dengan kitab Hakim-Hakim pasal 7, tetapi sehubungan dengan peristiwa ini Alquran membuat kesalahan yang lain, mengatakan bahwa kejadian ini mengambil tempat dan waktu yang berhubungan dengan Saul, dimana saat Daud mengalahkan Goliat ( Sura 2: 249-251 ).
KESAMAAN CERITA DI ALQURAN DENGAN DONGENG-DONGENG ORANG YAHUDI :
A. Kisah Burung Gagak dalam Kain dan Habil
Kitab Kejadian dalam Alkitab mencatat pembunuhan Habel oleh saudaranya kain. Dalam Alquran ada juga kisah yang mencatat kejadian ini ( Sura 5: 30-35 ). Bagaimanapun, pada bagian kesimpulan dari cerita dalam Alquran, kita menemukan sebuah pernyataan yang tidak biasa yang tidak mempunyai catatan yang parallel dalam Alkitab :
“Kemudian Allah mengutus seekor burung gagak menggali tanah untuk diperlihatkan kepadanya ( Qabil ) bagaimana dia seharusnya menguburkan mayat saudaranya. “ ( Sura 5: 31 , Al-Maidah )
Jika pernyataan itu benar, kemudian adalah sesuatu yang sangat mengherankan, yaitu bagaimana Tuhan Yang Suci dapat tidak hanya mengedipkan sebelah mata kepada seorang pembunuh berdarah dingin, tetapi juga membantu pembunuh dengan membantu Kain untuk menyembunyikan mayat Habel. Pokok masalahnya adalah ini, Sura 5:31 yang dikutip diatas adalah sama dengan cerita dalam buku-buku dongeng atau legenda dari orang Yahudi, dimana dicatat bahwa Adam yang sedang menangisi Habel dan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap mayat habel sampai dia melihat seekor burung gagak yang menggali tanah dan menemaninya untuk menguburkan mayat tersebut ( Pirke Rabbi Eliezer, Bab 21 ).
Dalam Alquran, adalah Kain yang melihat burung gagak dan dalam buku-buku dongeng orang Yahudi, yang melihat adalah Adam. Selain dari perbedaan kecil; kesamaan yang aneh diantara dua cerita pendek tidak dapat diabaikan. Sejak diketahui bahwa buku-buku dongen orang Yahudi lebih dahulu ada dari Alquran, kelihatan bahwa Muhammad ( dengan dibantu oleh sekretarisnya ) menjiplak cerita tersebut dam melakukan penyesuaian yang dibutuhkan untuk membenarkan “Wahyu” suci yang diterimanya. Kesimpulan ini diperkuat ketika kita mempertimbangkan ayat yang berikutnya yaitu :
“ Oleh karena itu kami tetapkan ( suatu hukum ) bagi bani Israil, bahwa barangsi-apa membunuh seseorang, bukan karena orang itu membunuh orang lain, atau bukan karena berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan - akan dia telah memelihara kehidupan semua manusia “ ( Sura 5: 32 )
Dari pandangan sekilas pertama, ayat ini kelihatan tidak memiliki hubungan dengan cerita yang sebelumnya. Mengapa kehidupan dan kematian seseorang harus menjadi sebagai keselamatan atau kehancuran dari seluruh umat manusia adalah tidak jelas. Tetapi ketika kita melihat kepada buku-buku cerita rakyat orang Yahudi kita menemukan suatu cerita yang sama. Kita dapat membaca dari Mishnah yang diterjemahkan oleh H. Danby :
“ kita menemukan apa yang dikatakan dalam masalah Kain yang membunuh adiknya : ‘Suara darah adikmu berseru kepada-Ku’ ( Kejadian 4:10 ). Tidak dikatakan disini darah dalam bentuk tunggal tetapi dalam bentuk jamak, oleh karena itu, darahnya sendiri dan darah dari keturunannya. Manusia diciptakan tunggal agar supaya menunjukkan kepada dia yang membunuh seseorang secara individu, akan dianggap bahwa dia telah membunuh seluruh ras, tetapi kepada dia yang melindungi nyawa dari seseorang individu, akan diperhitungkan kepada dia telah melindungi seluruh ras. “ ( Mishnah Sanhedrin 4: 5 )
Sesuai dengan alasan dari rabbi Yahudi yang menulis kata-kata tersebut, pemakaian dari darah dalam bentuk jamak dalam Alkitab menunjukkan tidak hanya dari dari satu orang tetapi hal ini menunjukkan darah dari seluruh keturunannya. Apakah pendapat dari rabbi yang spekulatif tersebut benar atau tidak, bukannya masalah yang utama. Masalah yang utama adalah ini : Mengapa Alquran yang seharusnya adalah wahyu yang diturunkan langsung oleh Allah berisi pengulangan pernyataan yang dipalsukan dari pendapat para rabbi terhadap kalimat dalam Alkitab ?
B. Cerita mengenai Abraham dalam Alquran
Cerita Alquran mengenai Abraham mengikuti jejak dalam catatan Alkitab, tetapi ketika apa yang diceritakan dalam Alquran menyimpang dari apa yang dicatat dalam Alkitab, sumber dari penyimpangan tersebut biasanya dapat ditelusuri dari dongeng-dongeng orang Yahudi. Sebagai contoh, Cerita narasi Alquran mengenai ayah Abraham dan masyarakatnya yang menyembah berhala. Menurut Alquran, Abraham ( Seorang Monoteis ) memiliki alasan untuk menghancurkan semua berhala kecuali satu yang menjadi kepala. Ketika ditanya siapa yang menghancurkan semua berhala, dia sambil tertawa mengejek memberitahukan mereka untuk bertanya kepada berhala yang tersisa mengenai apa yang terjadi terhadap yang lain. Hal ini membuat kerumunan orang banyak menjadi marah dan kemudian mereka melemparkan Abraham ke dalam api yang menyala, tetapi Allah membuat api menjadi dingin dan menyelamatkan dia dari rencana jahat. Cerita ini dicatat dalam Sura 21, Al-anbiya, 51-70. Seperti yang telah diduga, ada cerita yang sama ditemukan dalam salah satu catatan cerita-cerita rakyat orang Yahudi.
Secara kebetulan, dongeng ini dibuat berdasarkan satu kesalahan dalam menterjemahkan satu kata Ibrani dalam Kejadian 15:7. Seorang guru Yahudi yang bernama Jonathan Ben Uzziel keliru mencatat Ur menjadi Or ( yang berarti api ), dan mengulangi ayat tersebut menjadi : “ Akulah YAHWEH, yang membawa engkau keluar dari Api Kasdim.” Cerita dalam Alquran berhubungan erat dengan kesalahan-kesalahan yang jelas tersebut [ Ur adalah suatu tempat atau lokasi yang berdasarkan bukti-bukti arkeologis menunjukkan pernah ada selama jaman Abraham. Ur juga disebutkan dalam bagian lain di Alkitab { Kejadian 11;31 }. Lokasi tersebut dipercaya berada di bagian selatan Irak, di sungai Efrat, pada saat sekarang lokasi ini adalah Tel-el-Muqayyar ]. Apa yang dikatakan Tuhan dalam Kejadian 15 : 7 adalah :
“Akulah YAHWEH, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim…”
Satu kutipan singkat dari Versi Yahudi dalam “Midrash Rabah” akan membuktikan penemuan cerita yang sama dengan penjelasan Alquran yang seperti berdalih dengan amat sangat bahwa ayat tersebut diwahyukan dari Allah.
“ Abraham menghancurkan semua berhala dengan satu kampak kecuali satu yang terbesar dan kemudian menaruh kampak di tangan dari berhala tersebut. Sekarang ayahnya mendengar keributan tersebut dan berlari untuk menyelidiki dan melihat Abraham pergi saat dia tiba. Ketika dia dituduh oleh ayahnya, dia berkata dia memberikan mereka daging untuk dimakan tetapi yang lainnya segera berebut makanan yang ada tanpa menunggu yang paling besar makan yang pertama, sehingga hal ini membuat yang terbesar marah dan mengambil kampak dan menghancurkan mereka semua ! Rasa marah ayah Abraham bangkit atas jawaban Abraham dan pergi kepada Nimrod yang melemparkan Abraham ke dalam Api tetapi Tuhan kemudian melangkah masuk dan menyelamatkan dia dari hukuman tersebut. “
Kesamaan diantara kedua cerita tersebut tidak dapat dihindari. Bahwa satu cerita rakyat dari orang Yahudi ditemukan dalam Alquran yang dicatat sama yang kemudian dianggap sebagai realita sejarah.
C. Cerita Mengenai Semut yang berbicara dengan Sulaiman.
Kesamaan Alquran terhadap cerita-cerita rakyat atau dongeng-dongeng mencapai juga terdapat dalam Surat An-Naml, 18 :
“ Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, “Wahai semut-semut ! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.”
Jika kalian menjelaskan ayat dengan cara seperti metafora, kalian salah, karena Sulaiman ( Salomo ) diyakini tersenyum dan berbicara dengan semut-semut tersebut ( ayat 19 ). Siapa yang mengatakan Alquran bukan “Mukjizat Terakhir” ? Seekor semut yang dapat berbicara dan memberikan perintah, termasuk didalamnya !
KONTRADIKSI DALAM ALQURAN
Berlawanan dengan pernyataan dari orang-orang Muslim bahwa Alquran adalah sempuran dan bebas dari kontradiksi, tetapi contoh berikut ini membuktikan pernyataan tersebut :
1. Di satu ayat toleran kepada orang Yahudi dan Nasrani, di ayat lain menolak.
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang sabiin, siapa saja ( diantara mereka ) yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka, dan mereka tidak bersedih hati. “ ( Sura 2:62, Al-Baqarah )
Sekarang, baca suatu “Wahyu” yang bertentangan dengan ayat tersebut dalam Sura Imran :
“ Dan barangsiapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia termasuk orang yang rugi. “ ( Sura 3: 85 )
Alquran dengan jelas mengutuk sifat yang berpura-pura ( lihat Sura 47:4; 2:191; 4:74-77 ) dan mengajarkan bahwa orang-orang munafik akan menerima bagian dalam tempat yang paling rendah dari api neraka ( Sura 4:145 ). Sampai sekarang Allah memerintahkan Muhammad untuk memaksakan Islam kepada semua orang dibawah ancaman kekerasan, atau dengan cara Jihad ( lihat Sura 47:4; 2:191; 4:74-77 ) sementara pada bagian lain dikatakan seharusnya tidak ada paksaan dalam suatu agama ( Sura 2:256 ). Pernyataan-pernyataan ini secara logika tidak dapat saling menyesuaikan. Mengutuk pemaksaan atau kekerasan dalam agama sementara kewajiban melaksanakan Jihad bagi orang-orang muslim tentu saja adalah kemunafikan dan jelas berlawanan.
2. Disatu bagian Alquran memerintahkan menyebarkan Islam dengan cara damai, tetapi di bagian lain menggunakan cara pedang.
Dalam Sura 2:6-7, Muhammad diberitahukan bahwa usahanya untuk mengubah orang-orang yang tidak percaya tidak akan bermanfaat karena Allah telah menutup hati mereka dan telinga mereka dan menutup mata mereka. Tetapi di bagian lain Muhammad diberitahukan untuk mengusahakan mengubah mereka, secara damai dengan cara apapun ( Sura 24:54 ). Dalam Surat al-Ghashiya, Muhammad diingatkan bahwa peranannya sebagai seorang yang mengingatkan dan bahwa orang-orang yang tidak percaya akan di hukum oleh Allah Sendiri.
“ Engkau bukanlah orang yang berkuasa atas mereka. Kecuali ( jika ada ) orang yang berpaling dan kafir, maka Allah akan mengazabnya dengan azab yang besar. Sungguh kepada Kamilah mereka kembali. “ ( Sura 88:22-25 )
Hal yang sangat bertentangan diajarkan di bagian-bagian lain sebagaimana dinyatakan oleh nabi yang paling agung dalam agama Islam bahwa Allah memerintahkan dirinya untuk menyebarkan Islam dengan pedang. Dalam Sura 4:48, 116, kita mengetahu bahwa syirik ( mempersekutukan Allah dengan yang lain ) [ Catatan Editor : berpendapat bahwa ada allah lain selain Allah ], pemujaan berhala adalah suatu dosa yang tidak dapat dimaafkan, yang mana Abraham ( Ibrahim ), sahabat Allah, dikesankan menjadi bersalah dengan dosa ini ( Lihat Sura 6:75-78 ).
3. Kontradiksi Pengajaran Alquran tentang Yesus
Kuasa untuk menciptakan dan memberikan hidup adalah hak khusus dari Tuhan sendiri. Dia tidak perlu meminta ijin kepada malaikat-malaikat atau para nabi untuk menciptakan kehidupan atau kalau mereka bisa melakukan hal itu, seharusnya mereka adalah Tuhan. Sampai sekarang disatu sisi alquran mengajarkan bahwa Yesus membuat seekor burung dari tanah liat dan memberikan kehidupan ke dalam burung tersebut ( Sura 3:49 ), sementara di sisi yang lain, Alquran yang sama mengajarkan bahwa Yesus tidak lebih dari hanya seorang nabi.
4. Kontradiksi siapa yang harus disembah setan, Allah atau manusia ?
Adalah hal yang umum diketahui bahwa hanya Tuhan yang layak disembah, sampai sekarang Alquran mengajarkan bahwa Iblis atau Setan diusir dari surga karena penolakannya untuk menyembah Adam ( Sura 2:34; 7:11-13; 38:72-77 ).
5. Kontradiksi terhadap anggur.
Anggur adalah terlarang bagi orang-orang Muslim di bumi ( Sura 5:92, 2:219 ) tetapi sungai-sungai anggur dijanjikan kepada mereka dalam Aljana, surga bagi orang-orang Muslim ( Sura 47:15; 76:6; 83:25 ).
KESIMPULAN
Tuhan yang benar adalah bukan penulis yang memberikan kebingungan atau kontradiksi. Kebingungan-kebingungan dan kontradiksi-kontradiksi ini yang bersamaan dengan kesalahan-kesalahan besar lainnya mungkin menjelaskan mengapa para sarjana Muslim menentang secara serius setiap setiap analisa yang mendalam atas Alquran.
Dalam memandang semua hal diatas, pertanyaan yang muncul dalam pikiran adalah ini : “ Siapakah yang menulis Alquran ? “ Orang-orang Muslim percaya bahwa Allah mengirimkan malaikat Jibril dengan waktu yang berbeda-beda untuk mendiktekan Alquran kepada Muhammad. Alasan mereka adalah bahwa Muhammad adalah seorang Ummie ( atau tidak berpendidikan / buta huruf ), tidak dapat menulis sebuah kitab seperti Alquran olehnya sendiri. Untuk pernyataan ini adalah bijaksana untuk menanyakan pertanyaan berikutnya :
1. Universitas mana yang pernah diikuti oleh Yesus Kristus ?
2. Nabi Nuh ( Nuhu ), David ( Dauda ), Yunus, dll, lulus dari akademi yang mana ?
Buta huruf adalah juga sinomim dengan kebodohan bukan berarti ketidakmampuan memahami dan berpikir atau kekurangan atas kepintaran. Kualifikasi pendidikan bukanlah hal yang penting dalam penugasan yang berhubungan dengan Tuhan. Tetapi walaupun Muhammad sendiri buta huruf, para penasehatnya tidak. Muhammad memiliki beberapa sekretaris yang baik dan penasehat yang sangat religius, seperti Zaid ibn Thabit, seorang terpelajar yang kemudian menjadi kepala dari dewan editor yang meyusun Alquran edisi Uthmanik .
Sebelum Jihad dinyatakan untuk melawan mereka, penduduk Mekah tidak mengindahkan “wahyu-wahyu” dari Muhammad. Dalam banyak Sura, Alquran sendiri mencatat dugaan mengapa penduduk Mekah menolak Muhammad, bahwa dia memulis Alquran dengan dibantu orang-orang lain :
“ Dan orang-orang kafir berkata, “ ( Alquran ) ini tidak lain hanyalah kebodohan yang diada-adakan oleh dia ( Muhammad ), dibantu oleh orang-orang lain… “ ( Sura 25:4; lihat juga Sura 16:101, 103; 46:8 )
Penduduk Mekah tetap pada tuduhan tersebut sampai mereka semua dikalahkan oleh Nabi Muhammad dalam peperangan. Tuduhan mereka adalah Alquran tidak memiliki keunggulan. Muhammad memiliki banyak bantuan untuk penyusunan Alquran [ Penasehat lain adalah : Waraqa ibn Naufal [ Sepupu Khadija }. Catatan sejarah membuktikan bahwa dia adalah seorang Kristen dari sekte atau bidat ebionite yang menolak Yesus adalah Tuhan, sebelum kedekatannya dengan Muhammad sebagai seorang penasehat agama { Ch. Yusuf Ali’s Comm. No. 32 } Abdullah ibn Salam, seorang rabbi Yahudi yang terpelajar sebelum bekerja sama dengan Muhammad. Yang lainnya adalah Uthman Ibn Huwairith; Abu Faqaihah; seorang Yunani yang bernama Abu Takbiha, dll. { lihat Ibn Hisham, Siratu’r Rasul Vol. 1, p.184; cf. The Mizanul Haqq, Part 3, pp. 271, 272. }. ].
Sayang sekali, orang-orang dapat menkondisikan diri mereka sendiri untuk percaya dalam suatu pemalsuan jika pemalsuan telah terjadi cukup lama dan dengan luas diakui, tetapi tidak ada kepalsuan dan penipuan dalam Alkitab. Tidak jadi masalah berapa banyak kecurangan agama secara universal diterima, pendapat dari Kristus adalah :
“ …Setiap tanaman yang Bapa surgawi-Ku tidak menamamnya, akan dicabut seakar-akarnya. “ ( Matius 15 : 13 )
Hal ini yang menjadi salah satu alasan Yesus akan datang kembali, karena :
“ Sebab tidak seorang pun sanggup untuk meletakkan fondasi yang lain selain yang sudah diletakkan, yaitu YESUS, sang Mesias. Dan jika seseorang membangun diatas fondasi ini [ dari Yesus dengan ]: emas, perak, batu-batu berharga, kayu, rumput, atau jerami; dari tiap-tiap pekerjaan akan menjadi nyata, karena hari itu [ terakhir ] akan menjelaskannya, sebab hal itu akan disingkapkan oleh api, dan bagaimana rupa tiap-tiap pekerjaan itu, api akan membuktikan. “ ( 1 Korintus 3:11-13 ).
Demikian tanggapan atau comment dari saya kepada bla bla bla, dan diakhir kta saya mohon maaf apabila ada kata-kata saya yang menyinggung perasaan saudara, dari hati yang paling dalam, karena sekali lagi coment saya ini bukan untuk memojokkan tetapi mengajak saudara untuk bersikap kritis kepada kitab suci saudara, karena saya juga bersikap kritis terhadap kitab suci saya, yaitu Alkitab...dan sekali lagi setiap orang mempunyai argumentasi yang berbeda untuk membela kebenaran yang diyakininya... tetapi tetap dengan prinsip "agamaku agamaku ...agamamu agamamu.."
Semoga Tuhan Yesus memberkati saudara ....
Thanks & GBU...