sejarah beladiri ini
Bela diri Thifan Po Khan merupakan hasil perpaduan beragam aliran bela diri di dataran Saldsyuk sampai dataran Cina. Suku-suku muslim yang tinggal di kawasan itu, seperti Tatar, Wigu, Mandsyu, Kittan dan sebagainya banyak yang sudah memiliki bela diri tradisional.
Saat Islam mulai menyebar ke kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur, kaum Muslimin di kawasan ini terus memegang wasiat Rasulullah itu, mempelajari bela diri yang sesuai dengan kebiasaan dan keahlian masyarakat setempat.
Tersebutlah seorang bangsawan Suku Tayli bernama Je’nan, menghimpun berbagai ilmu bela diri yang ada di dataran Saldsyuk hingga dataran Cina. Bersama dengan pendekar muslim lain, yang memiliki keahlian gulat Mogul, Tatar, Saldsyuk, silat Kittan, Tayli, mereka membentuk sebuah aliran bernama Shurul Khan.
Dari Shurul Khan inilah terbentuk aliran Naimanka, Kraiddsyu, Suyi, Syirugrul, Namsuit, Bahroiy, Tae Fatan, Orluq serta Payuq. Kesembilan aliran ini kemudian digubah, ditambah, ditempa, dialurkan, dipilah, dan diteliti, sampai akhirnya menjadi dikal bakal munculnya Thifan Po Khan.
Pada abad ke-16, Thifan Po Khan sudah dikenal di Indonesia. Saat itu, Raja Kerajaan Lamuri, Sultan Malik Muzafar Syah, mendatangkan para pelatih Thifan dari Turki Timur. Para pelatih itu kemudian disebarkan ke kalangan bangsawan di Sumatera.
Pada abad ke-18, Tuanku Rao dan kawan-kawannya mengembangkan Thifan ke daerah Tapanuli Selatan dan Minang. Selanjutnya bela diri Thifan tersebar ke Sumatera bagian timur dan Riau, yang berpusat di Batang Uyun/Merbau. Tuanku Haji atau Hang Udin juga membawa Thifan ke daerah Betawi dan sekitarnya.
Masuknya Thifan ke Jawa juga merupakan andil orang-orang Tartar yang berdagang ke pulau Jawa. Sambil menjajakan kain, mereka turut serta memperkenalkan Thifan pada masayarakant Jawa. Sedangkan di luar Jawa, Thifan disebarkan para pendekar yang berpetualang ke sana. Mereka bahkan sampai di Malaysia dan Thailand Selatan
______________________________________________________________
J A N J I T H I F A N
1. Sanya aku tidak akan menyekutukan Allah, aku tidak akan percaya pada takhayul, khurafat, dan tidaklah aku akan berbuat bid’ah dalam syara.
2. Sanya aku akan mentaati hukum Allah dan Rasul-Nya, sedaya upayaku kujalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, sedaya upayaku kujauhi larangan Allah dan Rasul-Nya.
3. Sanya hanya kupergunakan ilmu ini pada jalan haq, dan semoga terumpang barahlah aku apakala ilmu ini kupergunakan pada jalan bathil atau aku mengkhianati amanat sehingga ilmu ini jatuh di luar haq.
4. Sanya aku berusaha amar ma’ruf nahi munkar.
5. Sanya aku akan mentaati segala peraturan lanah sepanjang peraturan itu tiada menyimpang dari hukum Allah dan Rasul-Nya.
6. Sanya aku tidak akan tekebur, pongah dan congkak.
7. Tidaklah aku akan terpancing, terhasut lawan, lalu tidaklah aku akan mengikuti jalan kekafiran.
8. Aku akan teliti bertindak dan tekun mencahari ilmu.
9. Aku berdaya upaya bersahabat dengan siapapun di dalam batas-batas hukum syara.
10. Aku tidak akan menganut dan berasas ashabiyah.
11. Aku tidak akan mempergunakan lambang-lambang, upacara-upacara, penghormatan yang menyalahi syara
_____________________________________________________________
BELA DIRI THIFAN POKHAN ALIRAN TSUFUK
JAWABAN UNTUK MEREKA YANG INGIN MELATIH JASADIAH YANG ISLAMI
Komponen pembentuk Manusia
1.
Jasad
2.
Ruh
3.
Akal
4.
Nafsu
5.
Hati
kelima komponen tersebut, apabila sesuai dgn alquran dan assunnah, akan melahirkan manusia yang dicintai Allah, sebaliknya, akan dibenci oleh Allah
وَهَذَا كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ مُبَارَكٌ فَاتَّبِعُوهُ وَاتَّقُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Dan Al Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat, (Al An Aam : 155)
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(Ali Imran : 31)
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَنْ يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُبِينًا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata. (Al Ahzab : 36)
مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ وَيُنَصِّرَانِهِ وَيُمَجِّسَانِهِ
Tidak ada anak yang dilahirkan kecuali ia dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang akan menjadikannya sebagian Yahudi, Nasrani dan Majusi. (Hr Muslim)
Macam Manusia yang di cintai :
Jenis manusia yang dicintai Allah
Surat : Ayat
Al Muhsinin ( Orang-orang yang berbuat Ihsan )
2 : 195
Al Muttaqin ( orang-orang yang bertakwa)
9 : 7
Ash Shobirin (Orang-orang yang sabar)
3 : 146
Al Mutawakillin ( orang-orang yang bertawakkal kepada Allah semata)
3 : 195
At Tawabina wal Muthothohirin ( orang-orang yang tobat dan mensucikan diri)
9 : 108
Al Mugsithin ( orang-orang yang adil )
5 : 42
Al Mujahidin ( Orang-orang yang berperang di jalan Allah )
61 : 4
Yang mencintai Allah
3 : 31
Yang bersikap lemah lembut terhadap orang mukmin
5 : 54
Keras (tegas) terhadap orang kafir
5 : 54
Yang tidak takut celaan dalam menegakkan dienullah
5 : 54
Al Mu'minin ( orang-orang yang beriman )
48 : 18
Orang-orang yang takut kepada Allah semata
98 : 8
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu'min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (Al Maidah : 54)
Tarbiyah Jasadiah menurut Al Qur'an dan As Sunnah :
وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَءَاخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). (Al An Faal : 60)
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌوَاَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih di cintai Allah dari pada mukmin yang lemah. (Hr Muslim)
Umar bin Khathab berkata :
عَلِّمُوْا أَوْلاَدَكُم السِّبَاحَةُ وَالْرِّمَايَتَ وَمُوْرُوْهُمْ فَلْيَشِبْوُا عَلىَ ظُهُوْرِ الْخَيْلِ وَثْبًا
Ajarilah anak-anakmu untuk berenang, memanah, dan perintahkanlah kepada mereka agar mereka dapat meloncat dari punggung kuda dengan baik. (Hr Baihaqi)
Diriwayatkan, ketika Kaum muslimin keluar untuk berperang melawan kaum musyrikin, nabi meminta kepada pasukannya untuk berparade. Nabi melihat diantara yang ikut berparade ada seorombongan anak-anak kecil yang belum dewasa, mereka berkeinginan menjadi mujahidin di dalam menegakkan kalimat Allah, melihat mereka yang masih belia nabi kasihan kepada mereka, kemudian menolak mereka, diantara anak-anak yang di tolak itu termasuk Rafi' bin Khudaij dan Samurah bin Jundub. Namun akhirnya nabi memberi izin kepada Rafi' bin Khudaij, setelah beliau mendengar Rafi adalah pemanah yang ulung, Samurah yang di tolak nabi menangis di hadapan ayahnya dengan berkata " Rasulullah saw membolehkan Rafi itu ikut berperang, sedangkan aku di tolaknya, padahal aku dalam bermain panah dapat mengalahkan Rafi, berita itu terdengar oleh Rasulullah saw, lalu Rasulullah memerintahkan keduanya untuk adu ketangkasan, ternyata Samurah yang menang, maka Rasulullah saw membolehkan Samurah untuk ikut berperang.
Bagaimana memilih Tarbiyah Jasadiah Yang Islami ?
Banyak kita melihat anak-anak muda islam lebih menyenangi olah raga yang tidak mendukung untuk menegakkan kalimat Allah. Seperti mereka lebih senang main bola, volley, basket, dll yang kalau kita mahu bertanya sejauh mana olah raga itu dapat di aplikasikan kepada Sabda Rasulullah saw :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإيمانِ
Barang siapa melihat suatu kemungkaran, maka hendaklah ia mengubah dengan tangannya, kalau tidak bisa dengan lidahnya (dengan ucapan) kalau tidak pula bisa maka ia wajib membenci dalam hatinya, dan hal ini termasuk iman yang paling rendah. (Hr Muslim)
Untuk itulah kami dari Lembaga Bela diri Thifan Pokhan Aliran Tsufuk memberikan Solusi kepada para pemuda untuk melatih bela diri sebagai pilihan pelatihan Tarbiyah Jasadiyah. Dan Isya Allah beladiri Thifan Pokhan Aliran Tsufuk adalah bela diri yang Islami.
Suatu bela-diri disebut Islami jika ia memenuhi kretiria sbb :
1.
Bebas dari Segi Aqidah
2.
Bebas dari segi kesehata.
Bebas dari segi aqidah.
Yang dimaksud bebas dari segi aqidah adalah :
- tidak ada tata cara penghormatan yang menyalahi aqidah.
- tidak ada lambang-lambang yang menyalahi aqidah.
- tidak ada Bid'ah didalam pelatihan yang merusak aqidah.
- tidak ada hal yang bersifat Ashobiyah.
- tidak ada hal-hal yang bersifat tasyabuh (Masalah tasyabuh ini akan kita bahas lebih dalam lagi dalam bab yang membicarakannya).
Dan lain-lain yang perlu diteliti dan dikaji lagi .
Untuk lebih jelasnya, agar kita terbebas dari segala bentuk yang bisa merusak aqidah kita kita gunakan metode penyelesaian sebagai berikut :
1. Janji yang diucapkan dalam bela diri
Janji ini memegang peranan besar dalam bela diri, karena janji inilah yang akan menjiwai setiap gerak gerik murid yang mempelajarinya. Sebagai seorang muslim sudah tentu janji yang kita inginkan adalah tidak menyalahi Al qur'an dan As Sunnah.
2. Perhatikan dan teliti lambang yang di gunakan.
Lambang yang di gunakan oleh perguruan bela diri tersebut apakah menyalahi aqidah islamiyah kita atau tidak.
Contoh :
*
Segitiga sama kaki, baik terbalik ataupun tidak ini melambangkan kaum zionis yahudi.
Swastika, ini melambangkan aqidah Hindu dan Budha.
Bintang segi enam yang terdiri dari dua buah segitiga sama kaki, ini melambangkan bintang yahudi (aqidah yahudi)
Lambang yang Mirib dengan angka " 69 " ini melambangkan Dewa langit dan dewa bumi.
3. Perhatikan cara penghormatannya (Sikap tangan dalam penghormatan)
sikap tangan banyak yang tanpa kita sadari melambangkan aqidah agama lain.
Berikut akan kita lihat arti sikap tangan (MUDRA) dalam kitab Weda Parikrama susunan G.Pudja terbitan tahun 1972 di halaman 57 berbunyi sebagai berikut " Tiap arah dengan nama mudra tersendiri dan tiap mudra melambangkan aspek dewata dengan arti dan tujuan tertentu "
Jadi kalau kita melakukan penghormatan dengan sikap tangan yang melambangkan suatu dewa tertentu, berarti kita telah mensyarikatkan Allah secara tidak langsung. Semoga Allah memaafkan ketidak tahuan kita.
4. Teknik pernafasan yang digunakan.
Memahami teknik pernafasan sama pentingnya dengan memahami sikap tangan. Banyak teknik pernafasan yang menggunakan methode pernafasan agama lain yang bagi agama tersebut metode pernafasan tersebut ada sangkut pautnya dengan Ibadah mereka.(contoh : pernafasan Yoga)
5. Cara untuk meningkatkan kemampuan diri.
Hal ini sangat penting kita pahami, karena jika kita ingin meningkatkan kemampuan diri kita dengan bantuan bacaan-bacaan tertentu ataupun upacara-upacara tertentu yang mempunyai syarat tertentu pula, maka kita akan terjerumus dalam kesyrikan.
Latihan fisik harus benar-benar mengerahkan kemampuan fisik kita jangan sampai kita campuri dengan sesuatu yang akan membuat kita terjebak di dalam kubungan Bid'ah.
6. Cara melakukan gerakan jurus/gerakan dalam bela diri.
Hal ini sangat penting untuk membedakan jenis bela diri tersebut dan menyesuaikan dengan struktur tubuh kita. Tertutama untuk membedakan gerakan yang cocok untuk laki-laki dan mana yang cocok untuk perempuan.
Jika cara berjurus untuk laki-laki disamakan dengan cara berjurus untuk perempuan, maka kita akan termasuk dalam hadit berikut.
حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ مُعَاذٍ حَدَّثَنَا أَبِي حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عِكْرِمَةَ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ لَعَنَ الْمُتَشَبِّهَاتِ مِنْ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ وَالْمُتَشَبِّهِينَ مِنْ الرِّجَالِ بِالنِّسَاءِ
Rasulullah Saw melaknat wanita-wanita yang menyerupai (dalam berpakain dan bersikap) pria, dan juga pria-pria yang menyerupai wanita. (Hr Abu Daud)
Dari hadits diatas jelas nabi kita melarang perempuan menyerupai laki-laki atau bertingkah sebagai laki-laki begitu juga sebaliknya.
Hasil latihan bela diri dapat mempengaruhi fisik dan mental seseorang, jika perempuan mempelajari bela diri yang gerakannya sebenarnya cocok untuk laki-laki, maka perempuan yang mempelajarinya akan terbawa alam laki-laki, tubuhnya akan menjadi keras berotot bagikan penarik gerobak, sehingga hal ini kan merusak fitrahnya sebagai seorang perempuan, dan ini dilarang, sesuai dengan hadits di atas.
Bela diri merupakan pakaian bagi orang yang mempelajarinya untuk itulah kita harus berhati-hati dalam memilih bela diri yang akan di pelajari.
Dari cara berpakaian untuk berlatihpun laki-laki dan perempuan tidak boleh sama, perempuan harus menggunakan pakaian yang tertutup auratnya namun tidak mempengaruhi gerakannya.
Perempuan dan laki-laki tidak dapat berlatih dalam satu tempat yang sama, karena hal ini dapat mengaburkan niat yang telah di bangun dalam berlatih bela diri
Bebas dari segi kesehatan.
Yang di maksud bebas dari segi kesehatan adalah : latihan bela diri yang tidak merusak kesehatan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka waktu panjang, hingga pada akhirnya terjebak dalam suatu kezoliman yang sudah pasti bertentangan dengan tuntunan aqidah Islamiyah.
Contoh :
- cara menendang yang salah yaitu mengunci sendi lutut sehingga dua tulang, di bawah tempurung lutut beradu, pada akhirnya mengakibatkan luka.
- Cara memukul yang salah yaitu mengunci sendi sikut dapat mengakibatkan terjadinya luka pada tulang hasta akibat berbenturan tulang.
- Memukul-mukul benda keras, yang pada akhirnya akan membuat trauma sendi.
- Memukul-mukul leher yang mengakibatkan terganggunya sistem syaraf yang berada di batang otak terganggu.
- Melakukan gerakan-gerakan yang membahayakan tulang punggung, seperti di tendang dengan keras, gerakan kayang, semuanya dapat membuat lecet pada tulang punggung.
- Melakukan pemanasan yang tidak tertib (tidak berkaedah)
- dan lain-lain yang perlu di teliti dari segi kesehatan agar kita tidak terjebak pada hal-hal yang mendzolimi diri kita sendiri, atau menzolimi orang lain.
Allah swt berfirman :
فَقَدْ كَذَّبُوكُمْ بِمَا تَقُولُونَ فَمَا تَسْتَطِيعُونَ صَرْفًا وَلَا نَصْرًا وَمَنْ يَظْلِمْ مِنْكُمْ نُذِقْهُ عَذَابًا كَبِيرًا
Maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barangsiapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar (Al Furqon : 19)
Allah swt berfirman yang diriwayatkan oleh nabinya :
يَا عِبَادِى إِنِّي حَرَّمْتُ عَلَى نَفْسِي الظُّلْمَ وَعَلَى عِبَادِي فَلَا تَظَالَمُوا
Hai hamba-hambaku sesungguhnya aku haramkan zalim itu atas diriku dan aku haramkan zalim itu atas sesamamu. Maka janganlah saling zalim. (Hr Muslim)
Rasulullah Saw bersabda :
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Takutlah berbuat zalim, karena zalim itu kegelapan di hari kiamat (Hr Muslim)
II. SEJARAH THIFAN
Bela diri Thifan Po Khan merupakan hasil perpaduan beragam aliran bela diri di dataran Saldsyuk sampai dataran Cina. Suku-suku muslim yang tinggal di kawasan itu, seperti Tatar, Wigu, Mandsyu, Kittan dan sebagainya banyak yang sudah memiliki bela diri tradisional.
Saat Islam mulai menyebar ke kawasan Asia Selatan, Asia Tenggara dan Asia Timur, kaum Muslimin di kawasan ini terus memegang wasiat Rasulullah itu untuk menjadi Mukmin yang kuat dan siap untuk berjihad di jalan Allah, mempelajari bela diri yang sesuai dengan kebiasaan dan keahlian masyarakat setempat.
Tersebutlah seorang bangsawan Suku Tayli bernama Je’nan, menghimpun berbagai ilmu bela diri yang ada di dataran Saldsyuk hingga dataran Cina. Bersama dengan pendekar muslim lain, yang memiliki keahlian gulat Mogul, Tatar, Saldsyuk, silat Kittan, Tayli, mereka membentuk sebuah aliran bernama Shurul Khan.
Dari Shurul Khan inilah terbentuk aliran Naimanka, Kraiddsyu, Suyi, Syirugrul, Namsuit, Bahroiy, Tae Fatan, Orluq serta Payuq. Kesembilan aliran ini kemudian digubah, ditambah, ditempa, dialurkan, dipilah, dan diteliti, sampai akhirnya menjadi cikal bakal munculnya Thifan Po Khan.
Pada abad ke-16, Thifan Po Khan sudah dikenal di Indonesia. Saat itu, Raja Kerajaan Lamuri, Sultan Malik Muzafar Syah, mendatangkan para pelatih Thifan dari Turki Timur. Para pelatih itu kemudian disebarkan ke kalangan bangsawan di Sumatera.
Pada abad ke-18, Tuanku Rao dan kawan-kawannya mengembangkan Thifan ke daerah Tapanuli Selatan dan Minang. Selanjutnya bela diri Thifan tersebar ke Sumatera bagian timur dan Riau, yang berpusat di Batang Uyun/Merbau. Tuanku Haji atau Hang Udin juga membawa Thifan ke daerah Betawi dan sekitarnya.
Masuknya Thifan ke Jawa juga merupakan andil orang-orang Tartar yang berdagang ke pulau Jawa. Sambil menjajakan kain, mereka turut serta memperkenalkan Thifan pada masayarakant Jawa. Sedangkan di luar Jawa, Thifan disebarkan para pendekar yang berpetualang ke sana. Mereka bahkan sampai di Malaysia dan Thailand Selatan.
DALIL AL QUR'AN YANG MELARANG TASYABUH
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى أَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim (Al Maidah : 51)
ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ(18)إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari (siksaan) Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa (Al Jatsiyah : 18-19)
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu(Al Baqorah : 120)
وَلَئِنْ أَتَيْتَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ بِكُلِّ ءَايَةٍ مَا تَبِعُوا قِبْلَتَكَ وَمَا أَنْتَ بِتَابِعٍ قِبْلَتَهُمْ وَمَا بَعْضُهُمْ بِتَابِعٍ قِبْلَةَ بَعْضٍ وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ إِنَّكَ إِذًا لَمِنَ الظَّالِمِينَ(145)الَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ وَإِنَّ فَرِيقًا مِنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ(146)الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ(147)
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعًا إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ(148)وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِنَّهُ لَلْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ(149)
لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَيْكُمْ حُجَّةٌ إِلَّا الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْهُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلِأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui
Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu
Dan dari mana saja kamu ke luar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram; sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan
Dan dari mana saja kamu keluar, maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu (sekalian) berada, maka palingkanlah wajahmu ke arahnya, agar tidak ada hujjah bagi manusia atas kamu, kecuali orang-orang yang zalim di antara mereka. Maka janganlah kamu, takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Dan agar Kusempurnakan ni`mat-Ku atasmu, dan supaya kamu mendapat petunjuk (Al Baqorah : 145-150)
قَالَ قَدْ أُجِيبَتْ دَعْوَتُكُمَا فَاسْتَقِيمَا وَلَا تَتَّبِعَانِّ سَبِيلَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
Allah berfirman: "Sesungguhnya telah diperkenankan permohonan kamu berdua, sebab itu tetaplah kamu berdua pada jalan yang lurus dan janganlah sekali-kali kamu mengikuti jalan orang-orang yang tidak mengetahui" (Yunus : 89)
وَوَاعَدْنَا مُوسَى ثَلَاثِينَ لَيْلَةً وَأَتْمَمْنَاهَا بِعَشْرٍ فَتَمَّ مِيقَاتُ رَبِّهِ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً وَقَالَ مُوسَى لِأَخِيهِ هَارُونَ اخْلُفْنِي فِي قَوْمِي وَأَصْلِحْ وَلَا تَتَّبِعْ سَبِيلَ الْمُفْسِدِينَ
Dan telah Kami janjikan kepada Musa (memberikan Taurat) sesudah berlalu waktu tiga puluh malam, dan Kami sempurnakan jumlah malam itu dengan sepuluh (malam lagi), maka sempurnalah waktu yang telah ditentukan Tuhannya empat puluh malam. Dan berkata Musa kepada saudaranya yaitu Harun: "Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan perbaikilah, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang
membuat kerusakan" (Al A'raf : 142)
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mu'min, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasinya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali (An Nisa' : 115)
DALIL AS SUNNAH YANG MELARANG TASYABUH
حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ ثَابِتِ بْنِ ثَوْبَانَ حَدَّثَنَا حَسَّانُ بْنُ عَطِيَّةَ عَنْ أَبِي مُنِيبٍ الْجُرَشِيِّ عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ حَتَّى يُعْبَدَ اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَجُعِلَ رِزْقِي تَحْتَ ظِلِّ رُمْحِي وَجُعِلَ الذُّلُّ وَالصَّغَارُ عَلَى مَنْ خَالَفَ أَمْرِي وَمَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
Rasulullah saw bersabda, aku diutus di hadapan kiamat dengan pedang, sehingga manusia hanya menyembah Allah dan tidak mempersekutukannya, dan ia jadikan rezekiku di bawah kilatan tombakku dan ia jadikan kehinaan dan kerendahan bagi mereka yang menyalahi perintahku,dan Barang siapa menyerupai suatu kaum ia termasuk golongan mereka (Musnad Ahmad,7/142. hadits ke 5114. Syaikh Ahmad syakir mengatakan isnadnya shahih.)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ الصَّنْعَانِيُّ مِنْ الْيَمَنِ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَسْلَمَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ شِبْرًا شِبْرًا وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ
Nabi Saw bersabda " Sungguh kalian akan megikuti jalan-jalan orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga jika mereka masuk kedalam lubang biayak, tentu kalian akan ikuti pula ". kami (para sahabat) bertanya,"wahai rasulullah kaum Yahudi dan Nasranikah ? Beliau menjawab siapa lagi ?"
Rasulullah saw bersabda
إِنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى لَا يَصْبُغُونَ فَخَالِفُوهُمْ
Sesungguhnya orang-orang yahudi dan nasrani itu lebihmewarnai (rambut), maka berbedalah dengan mereka (Hr Bukhari)
Rasulullah saw bersabda
خَالِفُوا الْيَهُودَ فَإِنَّهُمْ لَا يُصَلُّونَ فِي نِعَالِهِمْ وَلَا خِفَافِهِمْ
Bedakan dirimu dari orang-orang yahudi! Mereka itu tidak sholat dengan menggunakan sandal dan selop mereka (Hr Abu Daud)
Rasulullah saw bersabda
لَيْسَ مِنَّا مَنْ تَشَبَّهَ بِغَيْرِنَا
Tidak masuk bagian dari kami orang yang menyerupai golongan selain kami.(Hr Tirmidzi)
ATSAR SAHABAT YANG MELARANG TASYABUH
Sufyan Ats tsauri meriwayatkan dari Masruq, dari Abdurahman bin ghanam bahwa ia mengatakan," saya telah menuliskan surat (perjanjian) untuk umar bin Khathab ra. Ketika beliau mengadakan penjanjian dengan orang-orang Nasrani Syam. Dalam surat perjanjian tersebut beliau mensyaratkan mereka untuk tidak mendirikan biara maupun gereja di kota mereka, tidak membangun Qilayah maupun tempat khusus bagi rahib, tidak memperbaiki bangunan yang telah roboh, tidak melarang orang muslim untuk singgah di gereja-gereja mereka selama tiga hari, selama itu mereka harus memberinya makan, tidak melindungi mata-mata, tidak menyembunyikan ke dustaan terhadap orang-orang islam, tidak mengajarkan Al Qur'an kepada anak-anak mereka, tidak menampakkan kemusyrikan, tidak melarang kerabat mereka yang ingin masuk islam, mereka harus menghormati orang-orang islam, harus bangun dari tempat duduknya jika orang islam hendak duduk di tempat itu, tidak menyerupai orang-orang islam dalam berpakaian, tidak menggunakan julukan-julukan orang islam, tidak memakai pelana, tidak menyandang pedang, tidak menjual khamar, harus mencukur rambut bagian depa, tetap menggunakan pakaian mereka di manapun mereka berada, harus berikat pinggang, tidak menampakkan salib atau sesuatu dari kitab mereka di jalan-jalan yang di lalui oleh orang-orang islam, tidak mengubur mayat mereka berdampingan dengan kaum muslimin, tidak memukul lonceng kecuali dengan perlahan, tidak mengeraskan bacaan mereka di gereja-gereja ketika ada orang islam, tidak merayakan paskah, tidak mengeraskan suara ketika membawa mayat mereka, dan tidak menampakkan api (dupa) mereka, serta tidak membeli sesuatu dari budak yang di miliki kaum muslimin.
Jika mereka melanggar salah satu dari ketentuan itu, maka tidak ada jaminan perlindungan bagi mereka, sehingga kaum muslimin boleh memperlakukan mereka seperti perlakuan yang di berlakukan kepada orang-orang yang membangkang dan memusuhi .(di kutip dari Buku loyalitas dan anti loya litas oleh Muhammad Sa'id Al Qahthani. Dari buku asli Ahkam Ahl adz Dzimmah. 2/661-662 oleh Ibnu Qyyim)
Adakah kebaikan dari orang kafir ?
سَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَكُمْ إِذَا انْقَلَبْتُمْ إِلَيْهِمْ لِتُعْرِضُوا عَنْهُمْ فَأَعْرِضُوا عَنْهُمْ إِنَّهُمْ رِجْسٌ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka; karena sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahannam; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. (At Taubah : 95)