BENCANA
Dari Sayidina Ali ra., berkata, telah bersabda Rasulullah SAW.: “Apabila umatku melakukan lima belas perkara ini, pasti mereka akan ditimpa bala bencana. Para sahabat bertanya, ‘Apa sajakah itu wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, ‘Yaitu apabila harta rampasan (penghasilan Negara) hanya beredar pada penguasa dan orang-orang besar saja; amanat menjadi rampasan (dirampas atau dikorupsi di tengah jalan); zakat sudah dihutang; suami sudah tunduk patuh pada segala kehendak istrinya; mendurhakai ibunya; bersikap baik kepada teman-temannya; dan mendurhakai ayahnya; hiruk pikuk suara di masjid-masjid; yang menjadi pemimpin suatu kaum yaitu orang yang rendah budi pekertinya; dihormatinya seseorang karena takut kejahatannya; minum-minuman keras sudah dibiasakan; memakai sutra (bagi laki-laki) juga dianggap hal yang biasa; biduanita-biduanita; dan bunyi-bunyian (musik) sudah menjadi kegemaran; umat yang akhir (manusia sekarang) sudah melaknat dan mencaci maki orang-orang dahulu yang shaleh. Maka disaat yang demikian itu, nantikanlah angin yang sangat panas atau gempa bumi dan tanah longsor atau penyakit yang bisa mengubah wajah manusia.’” (HR. Tirmidzi)
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Ruum (30): 41)
Jelaslah sudah, bahwa bencana yang terjadi pada masa-masa ini di beberapa tempat termasuk ayat-ayat (tanda-tanda) kekuasaan-Nya sebagai ujian bagi hamba-hamba-Nya. Semua yang terjadi di alam ini, (yakni) berupa Gempa bumi, Tsunami, Lumpur Lapindo, Longsor, Banjir, dan peritiwa lain yang menimbulkan bahaya bagi para hamba serta menimbulkan berbagai macam penderitaan, disebabkan oleh perbuatan manusia itu sendiri karena telah ingkar kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT yang berbunyi:
”Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)”. (QS. Asy-Syuura (42): 30)
Oleh karena itu, setiap kejadian didunia ini, baik yang membahagiakan maupun yang menyakitkan kita, sudah ada dalam sekenario Allah SWT. Seorang hamba seharusnya dapat mengambil hikmah dari setiap kejadian yang terjadi disekitar kita, baik itu berupa Gempa bumi, Tsunami, Lumpur Lapindo, Longsor, Banjir, dll. Memang tidak setiap orang mampu memetik hikmah dari kejadian itu. Tetapi bagi orang yang beriman, itu bukan sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, janganlah menjauh dari Allah, agar hidayah dan taufiq-Nya terus mengalir kepada kita.
Sebagai hamba, kita harus berbaik sangka pada Rabbnya, menunggu karunia dari-Nya, dan mengharapkan kebijaksanaan-Nya, karena siapapun yang berada di bawah otoritas “Kun”, maka harus percaya kepada janji-Nya.
“Katakanlah: ‘Siapakah yang dapat melindungi kamu dari (takdir) Allah jika Dia menghendaki bencana atasmu atau menghendaki rahmat untuk dirimu’…" (QS. Al Ahzab (33) : 17)
Tak seorang pun yang dapat memberikan kebaikan kecuali Allah. Di dalam setiap jiwa Allah telah menentukan kebijaksanaan, dalam setiap gerakan ada hikmah, dan setiap saat Allah memberikan jalan keluar. Allah SWT yang menjadikan pagi hari setelah malam, yang menurunkan hujan setelah kegersangan, Yang memberi agar disyukuri, Yang menurunkan ujian untuk mengetahui siapa yang bersabar dan siapa yang tidak, Yang memberi kenikmatan hanya karena Allah ingin mendengarkan pujian dari hamba-Nya, dan Yang menurunkan bencana supaya hamba mau berdoa. Ini adalah keharusan agar hamba lebih menguatkan tali hubungan dengan-Nya, dan banyak memohon kepada-Nya.
“…Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku...” (QS. Al-Baqarah (2): 186)
“Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. Al-Mu’min (40): 60)
Sesungguhnya Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua yang dilaksanakan dan ditetapkan. Sebagaimana juga Allah Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui terhadap semua syari’at dan semua yang diperintahkan. Allah menciptakan tanda-tanda apa saja yang dikehendaki-Nya, dan menetapkannya untuk menakut-nakuti hamba-Nya. Mengingatkan terhadap kewajiban mereka, yang merupakan hak Allah Azza wa Jalla. Mengingatkan mereka dari perbuatan syirik dan melanggar perintah serta melakukan yang dilarang-Nya.