Dipi76
New member
Jelas kita nggak bisa menyalahkan Kartini karena aku yakin Kartini pun nggak akan menduga kalo dirinya begitu dianggap sebagai pejuang emansipasi wanita terbesar di republik ini....hahaha..menarik..menarik...jadi nambah wawasan...klo begitu sebenarnya yg salah bukan kartini nya dong kak Dip..?? melihat ulasan nya tadi kan bisa dibilang kartini cuma korban buat ditungganggi misi dan kepentingan yg lain..?? dia hanya obyek yg dipilih krn memenuhi kriteria2 tadi...
Betul, kita memang nggak harus menafikan dan melupakan semangat Kartini dalam beberapa pemikirian melalui isi surat2nya dan itu layak diapresiasi....dan yg perlu diapresiasi kan karakter seperti "kartini"nya..(yg meskipun setelah ada ulasan tadi brati "melawan" namun dalam skenario kepentingan2 yg lain..??) yg vokal menyuarakan kekebasan dan kebenaran...??bukan tentang apa yg seorang kartini berhasil lakukan...
Walaupun sebenarnya dalam isi surat2nya itu lebih tepat dikatakan sebagi curhat ketimbang melontarkan ide dan gagasan...Dia curhat soal budaya dan adat di kalangan ningrat jawa terhadap perempuan, dia curhat soal pembatasan2 'gerak' perempuan sampai ke soal dia curhat tentang tidak perlunya agama karena menurutnya agama membuat dunia semakin tidak damai karena banyak perselisihan dan pertentangan berdasarkan agama....
Jadi kalo ada pihak yang berpendapat bahwa kartini itu memperjuangkan emansipasi wanita ya memang nggak salah, tapi jangan salahkan juga ketika nanti suatu waktu ada pihak yang mengatakan bahwa Kartini itu agnostik atau bahkan atheist....)
Sekali lagi, bottom line nya adalah Kartini memang memperjuangkan hak wanita khususnya yang berada di lingkungannya, tapi menurutku apa yang dilakukannya tersebut tidaklah cukup untuk dipakai pada apa yang kita berlakukan kepada beliau saat ini.... Lalu kemana, misalnya, Dewi Sartika? Sultanah Safiatudin? atau Siti Aisyah We Tenriolle? dsb dsb....
-dipi-