Den_Machmood
New member
Kenaikan TDL dan harga-harga lainnya menyebabkan tutup dan bangkrutnya perusahaan. Hal tersebut berimbas kepada sejumlah masyarakat yang bekerja sebagai karyawan.
Pak Edi mantan karyawan bagian administrasi di PT tekstil yang bangkrut beralih profesi menjadi Odong-odong driver
Sebut saja Edi, mantan karyawan di sebuah pabrik tekstil ini pernah bekerja sebagai administrasi. Karena perusahaannya bangkrut ia terkena PHK. Namun Edi tidak berputus asa ketika melihat peluang usaha. Uang yang didapat dari PHK tersebut ia belikan kendaraan Odong-odong seharga Rp.6.750.000. Kendaraan ini sengaja ia beli sebagai aset penghasilan yang menjadi penopang hidup keluarganya. Dengan kendaraan tersebut sehari-hari Edi dapat mengumpulkan uang sebesar Rp. 80.000.
Aset Odong-odong milik sendiri masih sepi pesaing
Kendaraan Odong-odong ini memiliki 2 pedal pengayuh dan 3 rantai penggerak gir. Pedal pertama untuk mengayuh kendaraan keliling kampung dan pedal kedua untuk mengayuh sadel boneka yang ditumpangi konsumen anak-anak. Berat badan juga ditentukan oleh Edi hanya diperuntukkan bagi anak yang memiliki berat badan dibawah 10 kg.
Pedal Odong-odong untuk mengayuh gerak sadel boneka yang ditumpangi anak-anak
Saat mengayuh pedal bagi penumpang, Odong-odong harus dalam keadaan berhenti dan ban diganjal oleh batu. Sebab, bila mengayuh dalam keadaan berjalan akan membahayakan penumpang. Kendaraan ini juga dilengkapi audio kaset untuk menenangkan anak sekaligus alat penanda kehadiran Odong-odong disekitar anak-anak.
"Saya bukannya cerewet, ya. kadang kalau anaknya nakal pernah hampir jatuh nyungsep. Untungnya nyangkut di salah satu bonekanya." Terang Edi menceritakan pengalaman mengayuh Odong-odong.
Odong-odong dilengkapi audio kaset untuk mengundang dan menghibur anak-anak
Pak Edi mantan karyawan bagian administrasi di PT tekstil yang bangkrut beralih profesi menjadi Odong-odong driver
Sebut saja Edi, mantan karyawan di sebuah pabrik tekstil ini pernah bekerja sebagai administrasi. Karena perusahaannya bangkrut ia terkena PHK. Namun Edi tidak berputus asa ketika melihat peluang usaha. Uang yang didapat dari PHK tersebut ia belikan kendaraan Odong-odong seharga Rp.6.750.000. Kendaraan ini sengaja ia beli sebagai aset penghasilan yang menjadi penopang hidup keluarganya. Dengan kendaraan tersebut sehari-hari Edi dapat mengumpulkan uang sebesar Rp. 80.000.
Aset Odong-odong milik sendiri masih sepi pesaing
Kendaraan Odong-odong ini memiliki 2 pedal pengayuh dan 3 rantai penggerak gir. Pedal pertama untuk mengayuh kendaraan keliling kampung dan pedal kedua untuk mengayuh sadel boneka yang ditumpangi konsumen anak-anak. Berat badan juga ditentukan oleh Edi hanya diperuntukkan bagi anak yang memiliki berat badan dibawah 10 kg.
Pedal Odong-odong untuk mengayuh gerak sadel boneka yang ditumpangi anak-anak
Saat mengayuh pedal bagi penumpang, Odong-odong harus dalam keadaan berhenti dan ban diganjal oleh batu. Sebab, bila mengayuh dalam keadaan berjalan akan membahayakan penumpang. Kendaraan ini juga dilengkapi audio kaset untuk menenangkan anak sekaligus alat penanda kehadiran Odong-odong disekitar anak-anak.
"Saya bukannya cerewet, ya. kadang kalau anaknya nakal pernah hampir jatuh nyungsep. Untungnya nyangkut di salah satu bonekanya." Terang Edi menceritakan pengalaman mengayuh Odong-odong.
Odong-odong dilengkapi audio kaset untuk mengundang dan menghibur anak-anak
Last edited: