Pemerintah Negeri Sakura memberi sinyal melanjutkan intervensi
TOKYO. Pemerintah Jepang memberikan sinyal untuk terus melakukan intervensi. Hal itu dilakukan sebagai upaya Jepang untuk menekan aksi spekulan dalam melakukan aksi beli yen setelah mata uang Negeri Sakura itu mencatatkan apresiasi yang cukup besar.
Menteri Keuangan Jepang Jun Azumi menjelaskan, "Saya akan terus melakukan intervensi sampai saya puas." Sementara itu, kemarin, Credit Suisse Group AG mengestimasi penjualan yen akan melampaui US$ 50 miliar. Intervensi ini merupakan yang pertama sejak Agustus, dimana Pemerintah Jepang menggunakan dana senilai 4,51 triliun yen atau US$ 57 miliar untuk mengerem laju penguatan yen ke rekor tertinggi paska Perang Dunia II terhadap dollar AS.
Kebijakan tersebut mendapat dukungan dari Perdana Menteri Jepang Yoshihiko Noda. Pasalnya, penguatan yen mendorong sejumlah perusahaan eksportir, seperti Panasonic Corp dan Honda Motor Co, memangkas prediksi pendapatannya.
Sekadar informasi, kemarin, penjualan yen menyebabkan yen mengalami pelemahan harian terbesar atas dollar sejak Oktober 2008. Yen keok 2,9% menjadi 78,05 per dollar AS pada pukul 09.25 waktu New York. Bahkan sebelumnya, posisi yen sempat bertengger di posisi 79,53 per dollar.
Yen juga mencatatkan pelemahan 1,9% atas euro ke posisi 109,33. Padapukul 08.10 waktu Tokyo pagi ini, yen Jepang diperdagangkan pada level 78,30 per dollar dan 108,35 per euro.