Indonesia bisa kayak Rusia kalau berani belajar mengeksplorasi kekayaan alamnya dengan keringat & tenaga bangsa sendiri! Rusia sudah memberi contoh, dengan mengusir peng-eksplor asing & mengambil alih semua eksplorasi minyaknya pakai tenaga sendiri. So dia gak usah bagi-bagi komisi lagi sama orang bukan rusia. Bahkan Putin berani memenjarakan konglomerat rusia karena dianggap pro perusahaan asing.
Siapa berani bilang bangsa kita malas? Generasi sekarang yang pemalas! (mungkin?) Generasi sebelumnya bangun subuh, langsung kerja, berenti kerja saat matahari tidak lagi bersinar (petani, peternak, pekerja kantoran yang harus bangun subuh untuk menghindari macet & dapet transportasi yang layak, dll dll). Kalian berani bilang ibu kalian malas? Itu contoh paling konkret! Ibu kita bangun subuh, nyiapin makanan buat keluarga. Seharian urus rumah sampai kita tidur pun dia masih sibuk mikirin besok mau masak apa! Belum lagi ngomongin ibu kita yang bekerja di kantoran....
Kesalahan kita adalah tidak menghargai bangsa sendiri. Sibuk menyalah-nyalahkan tanpa introspeksi diri! So stop it! Kita masih banyak yang patut disyukuri. Militer kita bukan tukang kudeta kayak Myanmar, pakistan, phipina dll dll. Kita harus kerja keras & pintar kerja! Work smart lebih baik daripada work hard! Etos itu yang belum kita punya (& belum dimengerti pemerintahan SBY yang hanya mengandalkan "sering rapat", jarang tidur tapi hasilnya tidak memadai karena kurangnya kepemimpinan & departemen berjalan sendiri-sendiri tanpa guidance macam GBHN masa orba dahulu kala). Pemerintah kita juga masih belajar, sayangnya tanpa tujuan jelas. Kualitas kepemimpinannya belum ada yang sekelas Soekarno & Soeharto, so no wonder kita terseok di tempat. Kita harus punya goal. Setiap departemen harus punya fokus. Bukannya saling lempar tanggung jawab saat ada masalah (contoh paling gres, saat flu burung meraja lela, depkes saling melempar tanggung jawab dengan dep pertanian! Padahal apa salahnya kerja bahu membahu, saling bantu & saling support?). Kalau jaman Soekarno/Soeharto, gak ada itu departemen berjalan sendiri-sendiri. Semuanya ada di jalur kepemimpinan yang tracknya jelas. Gak ada mentri bersuara berlainan dengan kebijakan presiden (contoh gres, mentri kehutanan MS Kaban saat membela Adelin Lis/grup Sinar mas di Riau untuk kasus pembalakan liar bahkan sampai berantem sama polri, kasus yusril saat jadi mentri sampai akhirnya dia dipecat oleh SBY, itupun setelah rakyat bereaksi keras, baru SBY "berani" mecat).
Sistem management negara masih amburadul. Semua orang merasakan sekarang banyak raja kecil di daerah-daerah. Semua bikin kuasa sendiri-sendiri. Harusnya penguasa punya kuasa untuk kepentingan rakyat! Itu yang belum disadari oleh bangsa ini....
Putin menjalankan pemerintahannya juga dengan sistem otoriter. Singapura & Malaysia pun menganut sistem ini. Tidak ada kebebasan pers di sana. Bahkan kejadian terakhir di Rusia ada wartawan perempuan yang ditembak mati karena mengusut kasus yang mendiskreditkan Putin. Belum lagi kejadian mantan agen KGB yang diracun di luar negeri saat dia bersuara against Putin. Putin menjalankan pemerintahan ala orba. Siapa yang menentang dibungkam/dihilangkan.... Kalian siap punya pemimpin macam begini? Kalau kalian pergi ke Singapura, kalian bicara dengan supir-supir taxi di sana, mereka akan bungkam kalau pembicaraan menyangkut dinasti lee kwan yew/kroninya. Karena kalau salah bicara sedikit, habis kans mereka cari uang di negara itu!! Kasus di Malaysia yang menyangkut Anwar Ibrahim? Anak muda Malaysia sangat resah dengan pembungkaman yang dilakukan pemerintahnya. Tapi mau omong apa kalau alasan utamanya adalah untuk kepentingan bangsa (katanya...). Tapi toh terbukti negara-negara itu maju ekonominya?!? Apakah betul orang bilang, everything has it's own price?