Administrator
Administrator
Branding ”Bali is My Life” kemarin resmi diluncurkan di Nusa Dua. Peluncuran dilakukan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik dan dihadiri sejumlah pengusaha asing yang bekerja di Bali, antara lain Chairman Bali Hotels Association Jean Charles Le Coz.
Dalam kesempatan itu, Jean Charles Le Coz mengatakan, branding “Bali is My Life” merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan pariwisata Bali dengan tampilan baru. Menurut Jean, tujuannya untuk mengangkat kehidupan masyarakat Bali secara keseluruhan.
Tampilan baru itu salah satunya berupa film dokumenter yang berisi karakter, sejarah, dan keunikan Bali serta masyarakatnya. “Semua karakter kehidupan nyata itu melambangkan bahwa Bali bukan hanya taman bermain tapi Sebuah pulau di mana penduduknya hidup penuh cinta,” ujar Jean.
Sementara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengingatkan para pengusaha asing yang bekerja di Indonesia untuk tidak hanya menumpuk keuntungan tapi harus dibagi bersama. “Negeri ini kita yang punya. Kalau ada kue, bagi bersama sehingga semua bahagia,” tegasnya.
Wacik menilai masih banyak pengusaha asing di Indonesia yang berperilaku perhitungan, eksklusif, dan tidak mau membagi keuntungan. Padahal, kedatangan mereka ke Indonesia jelas-jelas untuk mencari untung. Jumlah mereka pun cukup banyak seperti terlihat di Bali.
Menurut Wacik, kedatangan mereka akan lebih sempurna jika tidak hanya mencari untung tapi juga berbagi dan tumbuh bersama.
“Harus ada niat untuk tumbuh bersama. Misalnya, perusahaannya meraup untung besar, berilah bonus yang besar juga kepada pekerjanya,”ujarnya.
Kepada sejumlah pengusaha asing yang kebanyakan sebagai pemilik hotel dan hadir dalam acara itu, Wacik mengingatkan bahwa kebersamaan akan menciptakan kebahagiaan bersama.
Selain itu, dia mengingatkan para pengusaha asing untuk ikut memiliki rasa cinta dan menyayangi negeri ini. “Ada panggilan untuk negeri. Jadi kalau mempromosikan Bali, jangan lupa menyertakan Bali adalah bagian Indonesia,” pintanya.
Sumber : Sindo
Dalam kesempatan itu, Jean Charles Le Coz mengatakan, branding “Bali is My Life” merupakan salah satu upaya untuk mempromosikan pariwisata Bali dengan tampilan baru. Menurut Jean, tujuannya untuk mengangkat kehidupan masyarakat Bali secara keseluruhan.
Tampilan baru itu salah satunya berupa film dokumenter yang berisi karakter, sejarah, dan keunikan Bali serta masyarakatnya. “Semua karakter kehidupan nyata itu melambangkan bahwa Bali bukan hanya taman bermain tapi Sebuah pulau di mana penduduknya hidup penuh cinta,” ujar Jean.
Sementara Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik mengingatkan para pengusaha asing yang bekerja di Indonesia untuk tidak hanya menumpuk keuntungan tapi harus dibagi bersama. “Negeri ini kita yang punya. Kalau ada kue, bagi bersama sehingga semua bahagia,” tegasnya.
Wacik menilai masih banyak pengusaha asing di Indonesia yang berperilaku perhitungan, eksklusif, dan tidak mau membagi keuntungan. Padahal, kedatangan mereka ke Indonesia jelas-jelas untuk mencari untung. Jumlah mereka pun cukup banyak seperti terlihat di Bali.
Menurut Wacik, kedatangan mereka akan lebih sempurna jika tidak hanya mencari untung tapi juga berbagi dan tumbuh bersama.
“Harus ada niat untuk tumbuh bersama. Misalnya, perusahaannya meraup untung besar, berilah bonus yang besar juga kepada pekerjanya,”ujarnya.
Kepada sejumlah pengusaha asing yang kebanyakan sebagai pemilik hotel dan hadir dalam acara itu, Wacik mengingatkan bahwa kebersamaan akan menciptakan kebahagiaan bersama.
Selain itu, dia mengingatkan para pengusaha asing untuk ikut memiliki rasa cinta dan menyayangi negeri ini. “Ada panggilan untuk negeri. Jadi kalau mempromosikan Bali, jangan lupa menyertakan Bali adalah bagian Indonesia,” pintanya.
Sumber : Sindo