irigster
New member
Tanggal: 07 Jul 2000
Sumber: Edi Winarto
NamaDomain.com, Mandiri-Online; Jun. 26, 2000 - 11:40 WIB
DARIMANA untungnya bisnis internet? Pertanyaan itulah yang akan dijawab Calvin Lukmantara, CEO PT Dotcom Indonesia ketika mendirikan Namadomain.com. Mantan pebisnis di sektor keuangan ini membidik peluang boomingnya komunitas internet di Indonesia dengan filosofi Who you're without a name?
Maka ia lebih memilih bisnis menjual nama domain atau nama website ketimbang ikut-ikutan latah membikin situs berita. Perusahaan dotcom bukan hanya mengejar seberapa besar dia dihits pengunjung atau mengcreate IPO tapi merugi. Bisnis internet juga bisa menghasilkan keuntungan,?ujarnya menanggapi suara-suara pesimis soal bisnis maya.
Namun, bisnis internet yang bisa meraih kocek dolar, menurut Calvin malah banyak didominasi perusahaan menengah yang tidak terlalu jor-joran membuang dana hanya untuk meraih jumlah hits terbanyak. Nantinya, perusahaan dotcom yang meraih sukses malah datang dari pengusaha yang modalnya kecil tapi mampu membaca peluang.
Pengusaha muda ini menyadari, dengan berjibunnya dotcom yang terlahir di muka bumi, itu berarti dolar. Dia melihat satu ketika nanti banyak perusahaan internet akan mengalami kesulitan mencari nama domain, ketika bisnis ini booming. Sebab, hampir semua kata dan nama telah terdaftar atau jadi milik orang.
Maka, dia langsung mencium peluang tersebut. Calvin tidak mau latah ikut-ikutan membuat e-commerce, tapi malah meng-collect nama domain. Saya hanya sekedar mencari peluang saja,?ujar Calvin.
Saya memulai bisnis ini ketika saya ditawari investasi dari rekan saya pengusaha Sydney, Australia. Dia berniat sekali ingin menyuntikan modal melalui capital venture,?katanya.
Pengusaha Australia ini menawari Calvin dana sekitar satu juta dolar AS. Timbul dalam benak pikiran saya bagaimana investasi yang dipercayakan dari dia bisa berlipat-lipat. Itulah impian saya, membuat bisnis internet bisa menghasilkan keuntungan,?katanya.
Calvin mengaku mulai jatuh cinta dengan dunia internet sudah dua tahun yang lalu. Ketika itu perekonomian Indonesia lagi jatuh. Dari sanalah dia banyak belajar tentang peluang bisnis apa yang bisa diraih dari dunia maya ini.
Maka lahirlah cikal bakal bisnis maya dari Calvin, registrasi.com. Ditengah keterpurukan ekonomi, Calvin terus mendaftar nama-nama domain khas Indonesia. Maka secara tak langsung dia kini memiliki sejumlah nama domain yang cukup bagus.
Kala itu saya seakan ada di rimba belantara, mau petik buah apa saja terserah. Sebab waktu itu orang belum begitu kenal internet seperti sekarang ini,?katanya.
Sebagai perusahaan yang mengelola situs registrasi nama domain dan perdagangan alamat Internet Protocol (IP) di Indonesia, Calvin ingin menjadikan nama domain sebagai barang investasi layaknya saham, deposito atau tanah. Mana mungkin?
Nama domain, bukan hanya sekedar alamat internet lagi !?kata Calvin.
Calvin membantah filosofi terkenal Shakespeare yang berbunyi What's in a name?. Menurut Calvin, nama justru berperan penting dalam kehidupan. Apabila sebuah perusahaan sudah ngetop dengan suatu nama kemudian nama ini diubah, akan sulit untuk membangun reputasi yang sama top-nya dengan nama pertama.
Dari sinilah Calvin menilai amat berharganya sebuah nama situs bagi pemiliknya. Ia adalah barang investasi,?tegas Calvin.
Itu bisa dilihat dari sebuah bank di Korea sudah menerima nama domain sebagai kolateral kredit hingga 30 juta won atau 200 juta rupiah.
Misalnya domain Indomall.com yang dibeli oleh seseorang di Medan dengan harga normal. Domain ini kemudian dijual kepada orang Jakarta seharga 20.000 dolar AS. Harga naik jadi berlipat dari semula yang hanya 15 dolar AS. Itulah yang disebut Calvin barang investasi.
Calvin menyatakan bahwa nama domain bukan lagi sekedar alamat internet. What's in a name?? tanya Calvin. It's a lot of money!!!? tegas Calvin sambil tersenyum lebar.
Sumber: Edi Winarto
NamaDomain.com, Mandiri-Online; Jun. 26, 2000 - 11:40 WIB
DARIMANA untungnya bisnis internet? Pertanyaan itulah yang akan dijawab Calvin Lukmantara, CEO PT Dotcom Indonesia ketika mendirikan Namadomain.com. Mantan pebisnis di sektor keuangan ini membidik peluang boomingnya komunitas internet di Indonesia dengan filosofi Who you're without a name?
Maka ia lebih memilih bisnis menjual nama domain atau nama website ketimbang ikut-ikutan latah membikin situs berita. Perusahaan dotcom bukan hanya mengejar seberapa besar dia dihits pengunjung atau mengcreate IPO tapi merugi. Bisnis internet juga bisa menghasilkan keuntungan,?ujarnya menanggapi suara-suara pesimis soal bisnis maya.
Namun, bisnis internet yang bisa meraih kocek dolar, menurut Calvin malah banyak didominasi perusahaan menengah yang tidak terlalu jor-joran membuang dana hanya untuk meraih jumlah hits terbanyak. Nantinya, perusahaan dotcom yang meraih sukses malah datang dari pengusaha yang modalnya kecil tapi mampu membaca peluang.
Pengusaha muda ini menyadari, dengan berjibunnya dotcom yang terlahir di muka bumi, itu berarti dolar. Dia melihat satu ketika nanti banyak perusahaan internet akan mengalami kesulitan mencari nama domain, ketika bisnis ini booming. Sebab, hampir semua kata dan nama telah terdaftar atau jadi milik orang.
Maka, dia langsung mencium peluang tersebut. Calvin tidak mau latah ikut-ikutan membuat e-commerce, tapi malah meng-collect nama domain. Saya hanya sekedar mencari peluang saja,?ujar Calvin.
Saya memulai bisnis ini ketika saya ditawari investasi dari rekan saya pengusaha Sydney, Australia. Dia berniat sekali ingin menyuntikan modal melalui capital venture,?katanya.
Pengusaha Australia ini menawari Calvin dana sekitar satu juta dolar AS. Timbul dalam benak pikiran saya bagaimana investasi yang dipercayakan dari dia bisa berlipat-lipat. Itulah impian saya, membuat bisnis internet bisa menghasilkan keuntungan,?katanya.
Calvin mengaku mulai jatuh cinta dengan dunia internet sudah dua tahun yang lalu. Ketika itu perekonomian Indonesia lagi jatuh. Dari sanalah dia banyak belajar tentang peluang bisnis apa yang bisa diraih dari dunia maya ini.
Maka lahirlah cikal bakal bisnis maya dari Calvin, registrasi.com. Ditengah keterpurukan ekonomi, Calvin terus mendaftar nama-nama domain khas Indonesia. Maka secara tak langsung dia kini memiliki sejumlah nama domain yang cukup bagus.
Kala itu saya seakan ada di rimba belantara, mau petik buah apa saja terserah. Sebab waktu itu orang belum begitu kenal internet seperti sekarang ini,?katanya.
Sebagai perusahaan yang mengelola situs registrasi nama domain dan perdagangan alamat Internet Protocol (IP) di Indonesia, Calvin ingin menjadikan nama domain sebagai barang investasi layaknya saham, deposito atau tanah. Mana mungkin?
Nama domain, bukan hanya sekedar alamat internet lagi !?kata Calvin.
Calvin membantah filosofi terkenal Shakespeare yang berbunyi What's in a name?. Menurut Calvin, nama justru berperan penting dalam kehidupan. Apabila sebuah perusahaan sudah ngetop dengan suatu nama kemudian nama ini diubah, akan sulit untuk membangun reputasi yang sama top-nya dengan nama pertama.
Dari sinilah Calvin menilai amat berharganya sebuah nama situs bagi pemiliknya. Ia adalah barang investasi,?tegas Calvin.
Itu bisa dilihat dari sebuah bank di Korea sudah menerima nama domain sebagai kolateral kredit hingga 30 juta won atau 200 juta rupiah.
Misalnya domain Indomall.com yang dibeli oleh seseorang di Medan dengan harga normal. Domain ini kemudian dijual kepada orang Jakarta seharga 20.000 dolar AS. Harga naik jadi berlipat dari semula yang hanya 15 dolar AS. Itulah yang disebut Calvin barang investasi.
Calvin menyatakan bahwa nama domain bukan lagi sekedar alamat internet. What's in a name?? tanya Calvin. It's a lot of money!!!? tegas Calvin sambil tersenyum lebar.