Cara Mengatasi Trauma yang Penting Diketahui

d-net

Mod
Trauma psikologis biasa menimpa seseorang yang pernah mengalami kejadian yang sangat menyedihkan, menakutkan, atau mengancam nyawa. Trauma psikologis kadang bisa pulih dengan sendirinya seiring waktu. Namun jika tidak, berikut beberapa cara mengatasi trauma agar hidup bisa move on.

Seseorang yang mengalami kejadian traumatis biasanya merasa syok, takut, sedih, dan cemas berlebihan secara berkepanjangan. Reaksi tiap orang pun akan berbeda-beda ketika menghadapi kejadian traumatis, meskipun hal yang dialami serupa.

segera-tanggulangi-trauma-sekarang-juga-0-alodokter.jpg

Ada orang yang dapat menanggapinya dengan baik, namun ada pula yang berujung pada gangguan psikologis, seperti depresi, pikiran paranoid, serangan panik, dan gangguan stres pasca trauma (PTSD).

Oleh karena itu, orang yang mengalami kejadian traumatis disarankan untuk melakukan konsultasi dengan psikiater atau psikolog, agar kejadian tersebut tidak meninggalkan trauma psikologis yang mendalam.
Cara Mengatasi Trauma Psikologis

Reaksi masing-masing orang terhadap trauma psikologis berbeda-beda. Ada yang dapat membaik dengan sendirinya, ada pula yang menetap hingga waktu lama. Jika dibiarkan, trauma dapat mengganggu kehidupan Anda. Jika Anda mengalami masalah psikis seperti ini, berikut ada beberapa cara mengatasi atau menghilangkan trauma yang bisa Anda lakukan:

  • Fokus pada hal penting
    Ketika berhadapan dengan trauma psikologis, fokuslah pada apa yang benar-benar perlu dilakukan dalam keseharian, sehingga Anda dapat menghemat energi fisik dan emosional.
  • Kembali ke rutinitas dan mengurus diri sendiri
    Konsumsi makanan yang sehat, cukup tidur, berolahraga secara teratur, dan melakukan berbagai hal lain untuk menjaga tubuh Anda berfungsi dengan baik. Selain itu, cobalah melakukan hal-hal yang Anda sukai, untuk menghilangkan stres. Beraktivitas dapat membantu mengalihkan pikiran Anda dan mengatasi trauma.
  • Tenangkan diri dengan menarik napas
    Ketika cemas, stres, marah atau gelisah muncul, cobalah tarik napas dalam-dalam beberapa kali agar Anda dapat berpikir jernih dan menjadi lebih tenang. Anda juga bisa mencoba meditasi untuk membantu menenangkan pikiran.
  • Jangan ambil keputusan besar
    Hindari mengambil keputusan besar dalam hidup ketika emosi Anda masih tinggi dan tidak stabil. Tunggu sampai semuanya reda, sehingga Anda dapat berpikir lebih rasional.
  • Tidak menyalahkan diri sendiri
    Rasa bersalah, malu, marah, kecewa, sedih, dan mengasihani diri sendiri secara berkepanjangan, justru akan menjadi penyakit bagi diri sendiri. Menerima apa yang terjadi dapat mempermudah proses pemulihan diri dari trauma.
  • Cari bantuan untuk pemulihan
    Apabila Anda tidak dapat mengatasi trauma sendiri, carilah bantuan. Anda bisa curhat kepada teman atau keluarga, berkonsultasi pada psikolog atau psikiater, atau mendatangi organisasi masyarakat yang bergerak dalam bidang konsultasi khusus bagi penderita trauma.
Pada dasarnya trauma akan menimbulkan berbagai perasaan tidak menyenangkan. Hal tersebut memang wajar terjadi. Meski demikian, segera lakukan berbagai cara untuk mengatasi trauma yang dialami, agar Anda tidak selalu dihantui oleh kejadian yang sudah lewat. Biarkan masa-masa menyedihkan itu berlalu dan jangan izinkan dampak buruk dari kejadian tersebut merusak masa depan Anda.

Apabila setelah mengalami kejadian traumatis, Anda merasa sulit menjalani aktivitas sehari-hari, sulit berkonsentrasi, susah tidur, mengalami perubahan mood yang drastis seperti depresi, muncul ide untuk bunuh diri, atau merasa cemas berlebihan, maka sudah saatnya untuk berkonsultasi ke psikiater atau psikolog.


sumber: alodokter.com
 
ciri2 seseorang mengalami trauma itu seperti apa?

Pada umumnya, reaksi terhadap trauma adalah hal yang normal, karena reaksi atau gejala ini merupakan bagian dari proses alami tubuh untuk pulih dari trauma yang dialaminya. Beberapa reaksi atau gejala yang sering muncul:

  • Sangat emosional dan merasa sedih.
  • Sangat waspada terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.
  • Lelah secara fisik.
  • Stres dan cemas.
  • Overprotektif terhadap orang-orang terdekat.
  • Takut untuk bepergian karena khawatir akan terjadi sesuatu yang membahayakan dirinya.
 
tanda-tanda lain gejala trauma

Reaksi mental

  • Berkurangnya kemampuan untuk mengingat dan berkonsentrasi.
  • Sulit menghindari pikiran mengganggu yang berkaitan dengan kejadian traumatis.
  • Terus-menerus teringat kejadian traumatis tersebut tanpa bisa dikendalikan.
  • Merasa hilang arah dan disorientasi.

Reaksi emosional
  • Muncul rasa takut, panik, dan cemas.
  • Mati rasa, hingga tak bisa merasakan apapun.
  • Mulai mengisolasi diri dan menjauhi semua orang.
  • Depresi, memiliki perasaan bersalah, dan terlalu sensitif terhadap banyak hal di sekelilingnya.
  • Terus-menerus merasa waspada karena takut akan ada bahaya lain yang menimpanya.
  • Shock atau terkejut karena tidak bisa percaya dengan kejadian buruk yang menimpanya.

Reaksi fisik

  • Kelelahan.
  • Gangguan tidur.
  • Mual, muntah, dan pusing.
  • Sakit kepala.
  • Keringat berlebih.
  • Detak jantung meningkat.

Reaksi perilaku

  • Berusaha menghindari berbagai hal yang mengingatkan terhadap kejadian traumatis.
  • Sulit berhenti untuk memikirkan apa yang telah terjadi.
  • Tidak melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya.
  • Perubahan terhadap nafsu makan, seperti makan lebih banyak atau justru lebih sedikit.
  • Gangguan tidur.
  • Mulai melakukan kebiasaan-kebiasaan tak sehat, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, atau minum kopi secara berlebihan.
 
Back
Top