irigster
New member
Tanggal: 16 Sep 2002
Sumber: InfoKomputer.com
NamaDomain.com, Cina sudah tidak lagi memblokir situs search engine Google seperti yang dilakukannya hampir 2 minggu ini. Namun, tampaknya kini Cina akan memberlakukan teknik yang lebih canggih untuk membatasi akses ke beberapa informasi tertentu.
Memblokir akses ke situs-situs yang tak diinginkan menggunakan filter internet protocol (IP) merupakan cara yang biasa dilakukan pemerintah Cina sejak akses internet komersil tersedia di negara tersebut mulai 1995. Namun, pihak berwenang memperketat jagaannya minggu-minggu ini dengan membajak domain name Google dan mereroute lalu-lintas ke sejumlah situs Cina. Taktik ini sebelumnya belum pernah dilakukan.
Meskipun akses ke situs utama Google kini sudah bisa dilakukan, halaman-halaman yang merupakan hasil pencarian dari kata kunci, seperti ?falun gong?, kelompok spiritual yang dilarang di Cina, tetap diblokir. Cina juga terus memblokir akses ke kopi cache halaman Web yang disimpan oleh Google.
Selain Google, search engine AltaVista juga diblokir Cina. Pertengahan tahun ini, Yahoo dikritik oleh sejumlah kelompok HAM karena mau bekerjasama dengan pemerintah Cina dan memblokir akses ke situs-situs yang mengandung konten yang terlarang oleh pemerintah Cina.
Cina tampkanya kini beralih dari cara pemblokiran situs dengan filter IP dan saat ini menerapkan filter untuk menscan paket individual dalam mencari informasi yang tidak diinginkan, ujar Duncan Clark (managing director telecommunication analyst, BDA China Co. Ltd.). ?Anda bisa mengakses Google, tapi Anda mungkin tidak bisa mengakses hasil yang Anda inginkan,? jelasnya.
Walaupun pemerintah telah berusaha memotong akses ke Google, portal Web asal Beijing, Netease.com, selama 2 minggu ini tetap menggunakan search engine Google sebagai back end pencarian yang dilakukan di situsnya, tanpa gangguan. Namun, menurut pejabat Netease.com, mereka menyaring hasil pencariannya.
Sumber: InfoKomputer.com
NamaDomain.com, Cina sudah tidak lagi memblokir situs search engine Google seperti yang dilakukannya hampir 2 minggu ini. Namun, tampaknya kini Cina akan memberlakukan teknik yang lebih canggih untuk membatasi akses ke beberapa informasi tertentu.
Memblokir akses ke situs-situs yang tak diinginkan menggunakan filter internet protocol (IP) merupakan cara yang biasa dilakukan pemerintah Cina sejak akses internet komersil tersedia di negara tersebut mulai 1995. Namun, pihak berwenang memperketat jagaannya minggu-minggu ini dengan membajak domain name Google dan mereroute lalu-lintas ke sejumlah situs Cina. Taktik ini sebelumnya belum pernah dilakukan.
Meskipun akses ke situs utama Google kini sudah bisa dilakukan, halaman-halaman yang merupakan hasil pencarian dari kata kunci, seperti ?falun gong?, kelompok spiritual yang dilarang di Cina, tetap diblokir. Cina juga terus memblokir akses ke kopi cache halaman Web yang disimpan oleh Google.
Selain Google, search engine AltaVista juga diblokir Cina. Pertengahan tahun ini, Yahoo dikritik oleh sejumlah kelompok HAM karena mau bekerjasama dengan pemerintah Cina dan memblokir akses ke situs-situs yang mengandung konten yang terlarang oleh pemerintah Cina.
Cina tampkanya kini beralih dari cara pemblokiran situs dengan filter IP dan saat ini menerapkan filter untuk menscan paket individual dalam mencari informasi yang tidak diinginkan, ujar Duncan Clark (managing director telecommunication analyst, BDA China Co. Ltd.). ?Anda bisa mengakses Google, tapi Anda mungkin tidak bisa mengakses hasil yang Anda inginkan,? jelasnya.
Walaupun pemerintah telah berusaha memotong akses ke Google, portal Web asal Beijing, Netease.com, selama 2 minggu ini tetap menggunakan search engine Google sebagai back end pencarian yang dilakukan di situsnya, tanpa gangguan. Namun, menurut pejabat Netease.com, mereka menyaring hasil pencariannya.