juliaratna
New member
Re: -----Mencintai tetapi tidak harus memiliki, bisakah kita ???
Selama ini dipersepsikan bahwa mencintai seseorang tidak harus memiliki.Memiliki tidak berarti bahwa kita harus menikah dengan orang yang kita cintai.
Memiliki dalam arti suatu pernikahan, itu hanyalah sekedar persoalan administratif belaka. Dan bila cinta tidak sampai ke pernikahan,nggak berarti cinta itu hilang.Kalau kita mencintai seseorang, maka sudah pasti kita berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya. Nggak ada kata tapi. Nggak ada kata seharusnya begini dan begitu. Utuh tanpa syarat. Makna yang lebih dalam, bukan hanya materi dan perasaan semata, kita pun harus memberikan kepadanya kebebasan. Memberikan kepadanya untuk memilih pilihan-pilihan yang dikehendakinya. Memberikan kepadanya kesempatan untuk berkembang sesuai kehendak hati nuraninya.Atau dengan kata lain, memberikan semua yang terbaik bagi orang yang dicintainya dan menerima segala kekurangannya. Bila memberi yang kita miliki, jangan harap kembali, karena bisa jadi hilang untuk selamanya. Bunda Teresa pernah mengatakan, mencintai secara sejati adalah mencintai hingga terluka. Sekali memberi diri, cinta harus tuntas tanpa kembali. Karena setiap kali cinta diberikan, ada
onggokan hati yang ikut tergali dari pemberi cinta.
Mencintai seseorang memang harus sepenuh hati. Tetapi yang harus diingat,
hal itu nggak musti berlaku sebaliknya. Suatu anugerah bila cinta yang kita berikan kepada orang lain, terjadi timbal balik dari orang yang juga dicintai. Tapi kenyataannya, tidaklah selalu demikian.Tapi sekali lagi, bukan berarti bahwa cinta itu harus pergi kan?
Selama ini dipersepsikan bahwa mencintai seseorang tidak harus memiliki.Memiliki tidak berarti bahwa kita harus menikah dengan orang yang kita cintai.
Memiliki dalam arti suatu pernikahan, itu hanyalah sekedar persoalan administratif belaka. Dan bila cinta tidak sampai ke pernikahan,nggak berarti cinta itu hilang.Kalau kita mencintai seseorang, maka sudah pasti kita berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi dirinya. Nggak ada kata tapi. Nggak ada kata seharusnya begini dan begitu. Utuh tanpa syarat. Makna yang lebih dalam, bukan hanya materi dan perasaan semata, kita pun harus memberikan kepadanya kebebasan. Memberikan kepadanya untuk memilih pilihan-pilihan yang dikehendakinya. Memberikan kepadanya kesempatan untuk berkembang sesuai kehendak hati nuraninya.Atau dengan kata lain, memberikan semua yang terbaik bagi orang yang dicintainya dan menerima segala kekurangannya. Bila memberi yang kita miliki, jangan harap kembali, karena bisa jadi hilang untuk selamanya. Bunda Teresa pernah mengatakan, mencintai secara sejati adalah mencintai hingga terluka. Sekali memberi diri, cinta harus tuntas tanpa kembali. Karena setiap kali cinta diberikan, ada
onggokan hati yang ikut tergali dari pemberi cinta.
Mencintai seseorang memang harus sepenuh hati. Tetapi yang harus diingat,
hal itu nggak musti berlaku sebaliknya. Suatu anugerah bila cinta yang kita berikan kepada orang lain, terjadi timbal balik dari orang yang juga dicintai. Tapi kenyataannya, tidaklah selalu demikian.Tapi sekali lagi, bukan berarti bahwa cinta itu harus pergi kan?