Den_Machmood
New member
Kreatifitas, sekali lagi menjadikan orang dapat bersaing ditengah ketatnya kompetisi usaha di Kota Metropolitan.
Asep pedagang dadar telur berlafadzkan nama konsumennya
Asep (26) tinggal di kontrakan petakan di Jakarta tak membuatnya berputusasa mencari uang untuk dapat bayar sewa kamar sepetak yang seharga Rp.300.000 per bulan. Belum lagi ia juga harus menghidupi isteri dan kedua anaknya yang tinggal di kampung, Cianjur.
Dalam usaha sehari-hari Asep tidak terlalu menonjol untuk membuat usahanya dapat disukai konsumen yang kebanyakan anak-anak kecil. Siapa yang tidak kenal dadar telur yang digoreng diatas sedikit minyak goreng? Asep setiap hari berjalan keliling memikul dagangannya menjajakan kue dadar telur tersebut.
Hm... tidak ada yang istimewa bukan? Tapi dari penghasilannya ternyata Asep dapat mengumpulkan uang Rp.70.000 per hari. Dengan modal inventaris peralatan sebesar Rp.150.000 Asep sudah memiliki usaha yang dapat menghidupinya. Sehari ia mengeluarkan uang untuk membeli bahan dagangan sebesar Rp.30.000. Dengan uang itu ia membeli minyak goreng, telur, saos dan terigu. Dan yang membuat dagangannya lebih menarik, Asep memiliki trik sendiri. Asep menawarkan penulisan nama kepada pembelinya dengan kucuran saos diatas dadar sebelum digulung.
"Bang, saya kasih nama Udin ya." Pesan salah satu konsumen dadar telur saat Asep mengucurkan adonan tepung ke wajan panas. Adonan dalam keadaan digoreng pipih tipis itu lalu dikucuri saos dengan membentuk nama pemesan. Tapi lucunya, padahal setelah nama ditulis diatas adonan tersebut kemudian gorengan digulung dengan melilitkannya di lidi bambu. Jadi, nama tersebut tidak terlihat lagi oleh konsumennya. Rupanya hal itu memiliki keasyikan tersendiri bagi konsumen.
Asep pedagang dadar telur berlafadzkan nama konsumennya
Asep (26) tinggal di kontrakan petakan di Jakarta tak membuatnya berputusasa mencari uang untuk dapat bayar sewa kamar sepetak yang seharga Rp.300.000 per bulan. Belum lagi ia juga harus menghidupi isteri dan kedua anaknya yang tinggal di kampung, Cianjur.
Dalam usaha sehari-hari Asep tidak terlalu menonjol untuk membuat usahanya dapat disukai konsumen yang kebanyakan anak-anak kecil. Siapa yang tidak kenal dadar telur yang digoreng diatas sedikit minyak goreng? Asep setiap hari berjalan keliling memikul dagangannya menjajakan kue dadar telur tersebut.
Hm... tidak ada yang istimewa bukan? Tapi dari penghasilannya ternyata Asep dapat mengumpulkan uang Rp.70.000 per hari. Dengan modal inventaris peralatan sebesar Rp.150.000 Asep sudah memiliki usaha yang dapat menghidupinya. Sehari ia mengeluarkan uang untuk membeli bahan dagangan sebesar Rp.30.000. Dengan uang itu ia membeli minyak goreng, telur, saos dan terigu. Dan yang membuat dagangannya lebih menarik, Asep memiliki trik sendiri. Asep menawarkan penulisan nama kepada pembelinya dengan kucuran saos diatas dadar sebelum digulung.
"Bang, saya kasih nama Udin ya." Pesan salah satu konsumen dadar telur saat Asep mengucurkan adonan tepung ke wajan panas. Adonan dalam keadaan digoreng pipih tipis itu lalu dikucuri saos dengan membentuk nama pemesan. Tapi lucunya, padahal setelah nama ditulis diatas adonan tersebut kemudian gorengan digulung dengan melilitkannya di lidi bambu. Jadi, nama tersebut tidak terlihat lagi oleh konsumennya. Rupanya hal itu memiliki keasyikan tersendiri bagi konsumen.
Last edited: