bjhe
New member
Bls: Dalam beragama, Dogma atau Logika yang Anda Pakai??
humm... aku bantu daina.
dalam beragama, kita selalu diajarkan satu pandangan tentang ajaran agama tersebut. Sudah jelas bagaimanapun juga, wajib hukumnya untuk seluruh penganutnya melaksanakan apa yang diperintahkan agamanya, dan menjauhi yang dilarang agamanya.
1. Jika yang diatas dikatakan DOGMA, berarti LOGIKA yang menjadi lawannya disini, adalah hal-hal yang bisa saja bertentangan dengan DOGMA.
Semua sudah tahu, melanggar apa yang ditentang Tuhan hukumnya DO...DOSA~
Disinilah letak ketidaksesuaian logika dan dogma. Kalau antara arti, emang bisa berdiri sendiri. Tapi fungsinya disini sebagai pembeda dalam kehidupan beragama tidak ada.
berLogika rawan sekali menuju perpecahan, Pembedaan, Penghasutan, bahkan permutadan. Hanya logika yang masuk kedalam dogma saja yang bisa diterima.
jadi, jika kita anggap:
1 adalah logika;
tak terhingga adalah dogma; dan
2 adalah sudut pandang agama yang satu;
maka:
apakah mungkin jika,
1 + tak terhingga = 2 ?
1+2 = tak terhingga ?
2 - 1 = tak terhingga ?
jawabannya ketiga soal diatas tidak mungkin terjadi, karena antara DOGMA dan LOGIKA tidak bisa terjadi hubungan timbal balik. Keduanya pada nyatanya berdiri sendiri dengan peranan yang berbeda. Jika ada DOGMA yang ilmiah ada di peraturan suatu agama, sudah pasti benarlah DOGMA itu tanpa merubah statusnya menjadi LOGIKA. Atau ada LOGIKA yang membentuk DOGMA, sudah pasti ia tetap berfungsi LOGIKA sendiri dengan tambahan, agama telah menaruhnya ditempat yang tidak dapat diganggu gugat. Alhasil, DOGMA yang ada didalam suatu agama tidak pernah tersentuh oleh siapapun termasuk LOGIKA; bukan bagian LOGIKA.
Karena fungsi agama di muka bumi ini adalah, mengatur kehidupan masyarakat. Masyarakat dengan masyarakat serta masyarakat dengan sang pencipta.
berlogika dalam pandangan agama, bisa membawamu kedalam kesesatan. Maka itu saya bilang kedua kata ini mistis sekali, karena kedua kata ini sebenarnya tidak bisa disatukan dalam pandangan agama. Kedua kata ini adalah kata yang berlawanan. Jadi saya tidak bisa menyebut suatu agama menDOGMA saya atau suatu agama menLOGIKA saya. Tapi hanya: suatu agama mengisi kehidupan saya. (sudah jelas menjalani agama secara dogmatis; tapi bukan berarti ada pandangan lain beragama secara LOGIKA. sudah pasti itu termasuk agama yang berbeda)
=====================================================
humm... aku bantu daina.
dalam beragama, kita selalu diajarkan satu pandangan tentang ajaran agama tersebut. Sudah jelas bagaimanapun juga, wajib hukumnya untuk seluruh penganutnya melaksanakan apa yang diperintahkan agamanya, dan menjauhi yang dilarang agamanya.
1. Jika yang diatas dikatakan DOGMA, berarti LOGIKA yang menjadi lawannya disini, adalah hal-hal yang bisa saja bertentangan dengan DOGMA.
Semua sudah tahu, melanggar apa yang ditentang Tuhan hukumnya DO...DOSA~
Disinilah letak ketidaksesuaian logika dan dogma. Kalau antara arti, emang bisa berdiri sendiri. Tapi fungsinya disini sebagai pembeda dalam kehidupan beragama tidak ada.
berLogika rawan sekali menuju perpecahan, Pembedaan, Penghasutan, bahkan permutadan. Hanya logika yang masuk kedalam dogma saja yang bisa diterima.
jadi, jika kita anggap:
1 adalah logika;
tak terhingga adalah dogma; dan
2 adalah sudut pandang agama yang satu;
maka:
apakah mungkin jika,
1 + tak terhingga = 2 ?
1+2 = tak terhingga ?
2 - 1 = tak terhingga ?
jawabannya ketiga soal diatas tidak mungkin terjadi, karena antara DOGMA dan LOGIKA tidak bisa terjadi hubungan timbal balik. Keduanya pada nyatanya berdiri sendiri dengan peranan yang berbeda. Jika ada DOGMA yang ilmiah ada di peraturan suatu agama, sudah pasti benarlah DOGMA itu tanpa merubah statusnya menjadi LOGIKA. Atau ada LOGIKA yang membentuk DOGMA, sudah pasti ia tetap berfungsi LOGIKA sendiri dengan tambahan, agama telah menaruhnya ditempat yang tidak dapat diganggu gugat. Alhasil, DOGMA yang ada didalam suatu agama tidak pernah tersentuh oleh siapapun termasuk LOGIKA; bukan bagian LOGIKA.
Karena fungsi agama di muka bumi ini adalah, mengatur kehidupan masyarakat. Masyarakat dengan masyarakat serta masyarakat dengan sang pencipta.
berlogika dalam pandangan agama, bisa membawamu kedalam kesesatan. Maka itu saya bilang kedua kata ini mistis sekali, karena kedua kata ini sebenarnya tidak bisa disatukan dalam pandangan agama. Kedua kata ini adalah kata yang berlawanan. Jadi saya tidak bisa menyebut suatu agama menDOGMA saya atau suatu agama menLOGIKA saya. Tapi hanya: suatu agama mengisi kehidupan saya. (sudah jelas menjalani agama secara dogmatis; tapi bukan berarti ada pandangan lain beragama secara LOGIKA. sudah pasti itu termasuk agama yang berbeda)
=====================================================