Kalina
Moderator
[ Kamis, 29 Oktober 2009 ]
Dinilai Berkembang, Industri Musik Indonesia Harus Introspeksi
JAKARTA - Meski disebut-sebut terus berkembang, industri musik Indonesia harus melakukan introspeksi. Jika dibandingkan dengan Malaysia, dari penelitian terbaru bisa ditarik dua kesimpulan; apakah selera musik masyarakat Indonesia mundur atau masyarakat Malaysia lebih apresiatif.
Hal tersebut diungkapkan musisi sekaligus juri untuk Indonesian Song Festival (ISF) 2009 yang dihelat mulai 1 November 2009, James F. Sundah, saat menjadi pembicara pada simposium Industri Musik Indonesia di 12 kota yang masih bergulir. James kebagian tujuh kota.
Menurut dia, pada acara itu ada penelitian bahwa sembilan di antara sepuluh lagu terpopuler di Malaysia saat ini merupakan musik Indonesia yang memiliki musikalitas tinggi. "Ya misalnya Nidji, Dewa, dan Gigi, baru sisanya yang kemelayu-melayuan," ujarnya di Palalada Grand Indonesia kemarin (28/10).
Sementara itu, fakta di Indonesia terbalik. Masih berdasar penelitian, yang kemelayu-melayuan justru lebih unggul. Baru sisanya musik khas musisi kreatif Indonesia. Sampai-sampai, papar James, ada band Indonesia yang harus mendaur ulang lagu hit lawas dari Malaysia untuk dijual lagi. "Apakah Malaysia yang punya apresiasi meningkat atau selera kita mengalami degradasi?" ucap pria berkacamata tersebut.
Menurut dia, yang terjadi sekarang merupakan akibat kebebasan yang diberikan kepada industri musik, khususnya perusahaan rekaman. Terjadi kemacetan pada jalur musik tertentu, sementara musik lain terus berkembang karena dianggap laris. "Begitulah kalau dilepas ke industri, anak kecil saja sekarang menyanyikan lagu selingkuh," sesalnya.
Berdasar data, terang James, sekarang orang sulit mencari lagu yang tepat, paling tidak tepat secara usia dan keindonesiaan. "Kami berharap, dengan ISF 2009, dibuka lagi musik-musik yang diharapkan," urai dia.
ISF 2009 bertujuan memberikan ruang tanpa batas kepada para insan musik Indonesia dalam membuat lagu. Yang terpenting, saat lagu direkam ada minimal satu alat musik yang menjadi pengiring. "Alat musik bisa apa saja. Misalnya, ada yang diiringi sasando atau apa pun. Hak cipta kami lindungi sepenuhnya. Tidak boleh akapela," tegas James.
Juara ISF 2009 bakal mewakili Indonesia di ajang ASEAN Song and Culture Festival (ASCF) pada April 2010.
Sumber: Harian Jawa Pos
Dinilai Berkembang, Industri Musik Indonesia Harus Introspeksi
JAKARTA - Meski disebut-sebut terus berkembang, industri musik Indonesia harus melakukan introspeksi. Jika dibandingkan dengan Malaysia, dari penelitian terbaru bisa ditarik dua kesimpulan; apakah selera musik masyarakat Indonesia mundur atau masyarakat Malaysia lebih apresiatif.
Hal tersebut diungkapkan musisi sekaligus juri untuk Indonesian Song Festival (ISF) 2009 yang dihelat mulai 1 November 2009, James F. Sundah, saat menjadi pembicara pada simposium Industri Musik Indonesia di 12 kota yang masih bergulir. James kebagian tujuh kota.
Menurut dia, pada acara itu ada penelitian bahwa sembilan di antara sepuluh lagu terpopuler di Malaysia saat ini merupakan musik Indonesia yang memiliki musikalitas tinggi. "Ya misalnya Nidji, Dewa, dan Gigi, baru sisanya yang kemelayu-melayuan," ujarnya di Palalada Grand Indonesia kemarin (28/10).
Sementara itu, fakta di Indonesia terbalik. Masih berdasar penelitian, yang kemelayu-melayuan justru lebih unggul. Baru sisanya musik khas musisi kreatif Indonesia. Sampai-sampai, papar James, ada band Indonesia yang harus mendaur ulang lagu hit lawas dari Malaysia untuk dijual lagi. "Apakah Malaysia yang punya apresiasi meningkat atau selera kita mengalami degradasi?" ucap pria berkacamata tersebut.
Menurut dia, yang terjadi sekarang merupakan akibat kebebasan yang diberikan kepada industri musik, khususnya perusahaan rekaman. Terjadi kemacetan pada jalur musik tertentu, sementara musik lain terus berkembang karena dianggap laris. "Begitulah kalau dilepas ke industri, anak kecil saja sekarang menyanyikan lagu selingkuh," sesalnya.
Berdasar data, terang James, sekarang orang sulit mencari lagu yang tepat, paling tidak tepat secara usia dan keindonesiaan. "Kami berharap, dengan ISF 2009, dibuka lagi musik-musik yang diharapkan," urai dia.
ISF 2009 bertujuan memberikan ruang tanpa batas kepada para insan musik Indonesia dalam membuat lagu. Yang terpenting, saat lagu direkam ada minimal satu alat musik yang menjadi pengiring. "Alat musik bisa apa saja. Misalnya, ada yang diiringi sasando atau apa pun. Hak cipta kami lindungi sepenuhnya. Tidak boleh akapela," tegas James.
Juara ISF 2009 bakal mewakili Indonesia di ajang ASEAN Song and Culture Festival (ASCF) pada April 2010.
Sumber: Harian Jawa Pos
hahaha gue tau nih nyindir yang mana... itu tuh.. idola kalian yang kebanyakan gak tau diri