Dokter Jadi Korban Penipuan lewat ATM

Kalina

Moderator
SEMARANG - Penipuan tidak mengenal profesi korban. Kalangan intelektual pun bisa tertipu. Salah satunya adalah dokter Arfin Syamsun, 31, yang tengah menempuh pendidikan pascasarjana di Universitas Diponegoro, Semarang.

Lelaki asal Nusa Tenggara Barat itu harus kehilangan uang Rp 11,7 juta karena terbujuk untuk mengikuti sebuah seminar. Dia mendapatkan informasi soal seminar itu dari seseorang yang mengaku sebagai pimpinan Kopertis VIII, Denpasar.

Kemarin (21/2) korban melaporkan kasus itu ke Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Mapolwiltabes Semarang. Kepada polisi, korban yang indekos di Jalan Lemah Gempal III tersebut bercerita, sekitar pukul 10.00 dirinya menerima SMS dari seseorang yang mengaku sebagai Drs Sahdan, pimpinan Kopertis VIII Denpasar, Bali. Isinya, dia diminta mengikuti seminar nasional pendidikan tinggi mulai 27 Februari di Hotel Arya Duta, Jakarta.

Karena yang mengirim pesan adalah pimpinan Kopertis VIII Denpasar yang juga mengatasi perguruan tinggi di NTB, korban tidak menaruh curiga. Dia justru antusias. Apalagi, si penipu menjanjikan uang akomodasi Rp 8 juta.

Untuk meyakinkan korban, penipu meminta korban menghubungi Wakil Rektor Universitas Mataram Prof Bahruddin. Si penipu lantas memberikan nomor HP sang rektor. "Tentu saja saya yakin karena mendapat kepercayaan untuk mengikuti seminar," kata korban.

Korban akhirnya menghubungi nomor telepon yang diakui penipu sebagai nomor telepon Prof Bahruddin. Dalam komunikasi lewat telepon itulah korban diminta segera menuju ATM terdekat untuk menerima transfer uang akomodasi. Korban pun menuju ATM di Swalayan ADA, Jalan Soegijapranata.

Di dalam ATM, korban dipandu seseorang lewat telepon untuk melakukan sejumlah transaksi. Tanpa disadari, korban memberikan nomor rekening beserta nomor PIN tabungannya. "Setelah transaksi, saya kaget. Kok yang keluar kertas bukti pengambilan. Sebab, ada empat lembar kertas dengan jumlah total pengambilan Rp 11,7 juta. Padahal, katanya, akan ditransfer Rp 8 juta," ujarnya.
 
Back
Top