Fasilitas map Puskesmas. Masih Minim Dyah Ratna Meta Novia

Dewa

New member
MENTENG — Jumlah fasilitas rawat map di puskesmas DKI Jakarta masih minim. part 295 puskesmas kelurahan, dan empat puskesmas yang memiliki fasilitas rawat map.
Djan Faridz, anggota DPD DKI Jakarta, menilai fasilitas rawat map cli setiap puskesmas sangat penting untuk diadakan. Jika setiap puskesmas telah memiliki fasilitas rawat ini, warga tidak perlu berbondong bondong pergi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD). “Akses warga dalam mendapatkan pelayanan kesehatan juga akan jadi lebih mudah, tapi kenapa jumlahnya sangat minim,” kata Djan saat ditemui belum lama ini.
Terkait hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dien Emmawati, mengatakan, minimnya fasilitas rawat map di Jakarta karena anggaran yang terbatas. “Pembangunan fasilitas rawat map masih terbentuk masalah anggaran yang dialokasikan untuk bidang kesehatan,” ujar Dien. Anggaran yang dialokasikan untuk kesehatan dalam APBD DKI Jakarta hanya 9,2 persen. Padahal, berdasarkan kajian organisasi kesehatan dunia, WHO, jumlah ideal untuk anggaran kesehatan adalah sekitar 15 persen. Dalam APBD, bidang kesehatan menduduki urutañ keempat setelah pendidikan, pekerjaan umum, dan perhubungan.
Dengan adanya anggaran yang terbatas tersebut,
otomatis membuat pengadaan fasilitas rawat map berupa maksimal. Meski demikian, Dien mengatakan, saat ini.
akan ada lima puskesmas lagi yang sedang dalam proses pembuatan rawat map.
Dia berharap agar fasilitas ini segera ada di setiap puskesmas karena akan membawa berbagai dampak positif bagi pelayanan kesehatan di antaranya warga tidak perlu jauh-jauh menempuh jarak ke RSUD.
Selain itu, dengan adanya fasilitas rawat ini dapat membantu jumlah pasien rawat map di RSUD agar tidak membeludak. Dan, yang pasti biaya yang dikeluarkan akan juga lebih terjangkau.
Di Jakarta Barat, Puskesmas Tambora memastikan siap memberikan layanan terbaik pada masyarakat sekitar. Camat Tambora, Isnawa Adji, mengatakan Puskesmas Tambora memberikan pelayanan selama 24 jam.
Meskipun Ramadhan, pelayanan tidak berkurang dan berjalan seperti biasa. Sebab, orang sakit itu tidak tahu kapan waktunya. “Karena itulah pelayanan 24 jam memang diperlukan,” katanya. Pelayanan puskesmas 24 jam, kata Isnawa, juga menjadi sath cara antisipatif jifta terjadi tawuran. Sebab, pada bulan Ramadhan, terkadang terjadi tawuran sesudah Subuh. Dengan adanya puskesmas 24 jam, jika ada korban tawuran, bisa segera dirawat lukanya di puskesmas.
Kepala Puskesmas Tambora, Silvia, memastikan tenaga medis yang ada memadai untuk melayani seluruh pasien yang jumlahnya sekitar 30-40 pasien per hari. ed: endah hapsari


Sumber : republika
 
Back
Top