Bls: Film Indonesia: Air Terjun Pengantin
[ Selasa, 01 Desember 2009 ]
Film Air Terjun Pengantin Rilis 3 Desember
JAKARTA - Pada Desember yang menjadi penghabisan 2009 ini, para sineas harus berjuang keras memperkenalkan karyanya agar ditonton. Tanpa memperhitungkan kehadiran film Hollywood, di bioskop akan banyak film lokal baru yang beredar. Di antaranya, Heartbreakdotcom, Air Terjun Pengantin, Suster Keramas, Ai Lop Yu Pul, Sang Pemimpi, dan Toilet 105.
Film Sang Pemimpi yang merupakan lanjutan dari Laskar Pelangi dipastikan menjadi unggulan. Sementara itu, film Air Terjun Pengantin (ATP) yang mulai tayang 3 Desember mencoba berjualan dengan bertumpu pada judul dan pemeran utama, Tamara Bleszynski. "Terakhir ada 14 judul film yang rilis dan angka penjualan tiket bioskopnya tidak bagus. Di bawah 200 ribu (penonton) semua. Kecuali Get Married 2 yang agak bagusan," kata Ody Mulya, produser ATP dari Maxima Pictures, di FX Entertainment kemarin (30/11).
Menurut Ody, agar bisa menarik minat penonton, harus dilakukan terobosan baru atau setidaknya menjual sesuatu yang berbeda kepada penonton. Pihaknya merasa tidak percaya diri jika merilis film yang datar-datar saja. "Menurut kami, kontroversi itu harus ada. Karena harus ada sesuatu yang dibicarakan," terang pria yang masih berupaya mengatur jadwal syuting dengan Miyabi untuk film Menculik Miyabi itu.
Tamara Bleszynski menjadi salah satu yang diharapkan Ody bisa menjual film yang disutradarai Rizal Mantovani itu. Pihaknya sampai membayar tinggi Tamara, nyaris menyentuh angka Rp 1 miliar. "Tapi, itu sudah beserta paket promosi yang lain. Terutama pemotretan," kata salah seorang sumber.
Ody yang enggan menyebut angka pasti hanya bisa membenarkan bahwa janda satu anak itu memang dibayar tinggi. "Tapi, worth it kok dengan hasilnya. Mendengar perjuangan dia membentuk badan dan menjaga kesehatan seperti itu hanya untuk film ini, kami merasa puas," terangnya.
Dengan bayaran setinggi itu, Tamara jauh melampaui rekor bayaran Dewi Perssik yang sebelumnya disebut-sebut menerima bayaran tertinggi Rp 300 juta untuk satu judul film sebagai pemain utama. "Bulan ini, film Indonesia (non-unggulan) ibaratnya mentok kiri kanan, atas bawah. Bersaing dengan sesama lokal iya, dengan asing juga iya," tambah Ody.