Bls: Film Indonesia: Laskar Pelangi
Laskar Pelangi Jawara Asia Pacific Film Festival
Harap Bisa Tembus Amrik
JAKARTA - Menjelang akhir tahun, film laris Laskar Pelangi (The Rainbow Troops) membuat catatan indah. Film garapan sutradara Riri Riza itu memenangi kategori The Best Picture alias Film Terbaik pada Asia Pacific Film Festival (APFF) ke-53, 16-20 Desember lalu, di Kaoshiung, Taiwan. Film yang baru saja merilis sekuelnya, Sang Pemimpi, tersebut menuai prestasi serupa dengan Daun di Atas Bantal 12 tahun lalu.
Setelah Daun di Atas Bantal yang juga membawa Christine Hakim -pemain utamanya- sebagai Best Actress (Aktris Terbaik), kategori The Best Picture memang selalu menjadi milik film dari negara lain. "Laskar Pelangi ini menang secara aklamasi yang dipilih oleh dewan juri tanpa perdebatan," ucap Gope Samtani, ketua delegasi Indonesia di APFF, di Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail kemarin (28/12).
Tim juri APFF ke-53 itu terdiri atas Liu Lu Hsing (Taiwan), Jean Pierre Gimenez (Prancis), Sozo Teruoka (Jepang), Kim Ji Seok (Korea), dan Harry Simon (Indonesia). "Buat saya, penghargaan ini adalah bonus ekstra. Kami syuting dengan senang hati, lapang dada, dan penuh kebahagiaan. Laskar Pelangi ini syuting dengan segala keberkahan dan kebahagiaan," ucap Cut Mini, pemeran Bu Mus, di Laskar Pelangi saat menerima piagam dari APFF bersama Ikranagara, mewakili tim.
Sementara itu, Ikra yang berperan sebagai Pak Harfan mengusulkan agar film yang diproduseri Mira Lesmana tersebut dibawa berkompetisi di lingkungan Hollywood. Terutama di Golden Globe dan Piala Oscar kategori film asing. "Saya yakin betul film ini bisa bersaing. Ini bukan sekadar kisah anak-anak, tapi lebih serius," ujar aktor senior itu.
Perbandingannya, kata Ikra, ada film Bangladesh di AS berjudul The Play Bird alias Burung Pemikat yang mendapat apresiasi positif. "Dibandingkan film itu, menurut saya, Laskar Pelangi jauh lebih bagus," paparnya.
Usul Ikra sebenarnya sudah disampaikan kepada Mira Lesmana dan pemroduksi lainnya. Namun, dibutuhkan biaya sangat tinggi agar bisa tembus di Hollywood. Sebab, ada proses semacam kampanye agar bisa dipilih banyak orang dan itu kegiatan promosi yang tidak murah. "Sementara ini, katanya pilih keliling Eropa dulu," imbuhnya.
Sejak tayang di Indonesia sekitar setahun lalu, hingga saat ini, Laskar Pelangi sudah mengikuti 20 festival film level internasional. Semuanya merupakan penerimaan resmi panitia setelah mendaftar. Banyak penghargaan yang akhirnya diraih.
Sambil menunggu sampai ke AS, Ikra yang memang sempat tinggal beberapa tahun di Washington melakukan promosi sendiri. "Belum lama ini, saya bawa saja VCD Laskar Pelangi ke sana. Terus diputar di tempat-tempat besar. Memang sih sebatas orang Indonesia yang ada di sana, tapi sangat antusias," kata Ikra.
Selain Laskar Pelangi, ada tiga piala lain yang diraih delegasi Indonesia. Yaitu, kategori Best Supporting Actress oleh Widyawati lewat film Perempuan Berkalung Sorban, Best Music diraih Toersi Ageswara lewat film Jamila dan Sang Presiden, serta Special Contribution oleh produser Raam Punjabi dari Multivision.