INILAH.COM, Jakarta - Konfrensi Waligereja Indonesia (KWI) menilai kasus penganiayaan pendeta HKBP di Bekasi merupakan wujud gagalnya pemerintah melindungi HAM.
Sekretaris Eksekutif Komisi Hubungan Agama dan Kepercayaan KWI, Romo Antonius Benny Susetyo mengatakan, kasus tersebut telah mencoreng nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan.
"Ini merusak keadaban publik karena kasus ini mencoreng nilai kemanusian dan keadilan ini tercermin elit politik dan pemimpin gagal menjamin hak paling azasi yakni perlindungan terhadap kebebasan beribadat dan beragama," ujarnya kepada INILAH.COM, Senin (13/9).
Romo Benny menegaskan, pemerintah saat ini mudah ditundukkan oleh berbagai aksi kekerasan. Hal itu dibuktikan oleh maraknya aksi kekerasan terhadap kelompok minoritas di Indonesia saat ini.
"Saatnya pemerintah menegakkan konsitusi dan negara tak boleh tunduk kepada pelaku kekerasan. Kesannya selama ini negara pembiarkan pelaku kekerasan," tegasnya.
Sebagaimana diberitakan, Pendeta Luspida Simanjuntak dianiaya dengan cara dipukul sebilah balok oleh pelaku yang berjumlah lebih dari delapan orang pada Minggu (12/9). Para pelaku masing-masing mengendarai sepeda motor. Selain Luspida, Asia Sihombing ditusuk dengan pisau oleh pelaku pada bagian hati, sehingga mengakibatkan satu luka tusuk selebar 3 Cm dan dalam 1 Cm.