Helikopter Milik TNI AD Jatuh di Sleman

spirit

Mod
helikopter-milik-tni-ad-jatuh-di-sleman-eFTnt8UY9E.jpg

SLEMAN – Satu unit Helikopter milik TNI AD jatuh, Jumat (8/7/2016) sekira pukul 15.25 WIB. Helikopter jatuh itu menimpa rumah menimpa rumah di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"Ada lima yang dilarikan ke RS, dua kru heli, sedangkan tiga lainnya dari pemilik rumah," kata Wildan, warga setempat.

Ia menjelaskan bahwa sebelum helikopter jatuh, baling-baling bagian belakang terlihat oleng. "Dari arah Prambanan sudah oleng, kemudian jatuh mengenai rumah Pak Heru," tandasnya.

Saat ini ratusan warga sekitar berada di sekitar lokasi. Namun mereka tidak bisa melihat dari jarak dekat karena sudah di garis polisi.

"Awal-awal tadi belum ada orang, saya masuk, sekarang sudah enggak boleh petugas," tandasnya.

Dia mengaku mendengar suara keras saat heli itu jatuh menimpa rumah.

Sumber
 
jatuhnya saat pengamanan kunjungan Jokowi ya, jokowinya mau silaturanmi lebarankah?

ada korban jiwa ga ya

Dari kabar" terdengar sih ada 3 korban jiwa bah dari 6 penumpang helikopter yang berumur 40tahunan tersebut


Jokowi ke kampung halaman untuk silaturahmi dan lebaran idul fitri



Panglima TNI: Helikopter Jatuh karena Dipaksa Terbang

TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan helikopter TNI AD jenis heli Bell 205 A-1 yang jatuh di Sleman, Yogyakarta, berusia uzur tapi dipaksakan terbang. "Itu mesinnya cuma satu, sudah 37 tahun beroperasi. Seharusnya sudah tidak terbang lagi," ujar Gatot di kompleks Istana Kepresidenan, Senin, 11 Juli 2016.

Helikopter TNI AD bernomor registrasi HA-5073 jatuh saat menjalankan misi bantuan untuk Pangdam IV Diponegoro, pekan lalu. Pesawat itu menimpa dua rumah di Dusun Kowang, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. "Mesin masih masuk kategori laik, tapi tetap saja tua. Satu mesin pula. Mesin mati, ya sudah," kata Gatot.

Sempat disebutkan pula bahwa helikopter itu tengah menjalani tes untuk keperluan kontinjensi darurat bagi pengamanan Presiden Joko Widodo. Kebetulan, pekan lalu Presiden Joko Widodo memang berkunjung ke Yogyakarta.

Gatot menjelaskan, helikopter itu masih diterbangkan hingga saat ini karena terbatasnya jumlah helikopter jenis serupa. Walhasil, helikopter yang ada pun dimanfaatkan meski dengan kondisi sekadarnya. "Kami butuh untuk operasional sementara pengadaan (helikopter baru) bertahap. Tidak semudah beli tahu dan tempe," ujar Gatot.

Ditanyai apakah dia akan tetap mengizinkan helikopter Bell tua itu dioperasikan pasca-kejadian di Yogyakarta, Gatot mengatakan helikopter itu tidak akan dioperasikan secara rutin lagi. Sebaliknya, helikopter itu akan dipakai untuk latihan saja. "Sayang kalau tujuh lainnya gak dipakai, makanya untuk latihan saja," ucapnya.
 
Last edited:
Menko Polhukam Sebut Helikopter yang Jatuh di Sleman Berusia Tua


111467971072.jpg

Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan mengakui bahwa helikopter TNI AD jenis Bell 205 yang jatuh di Sleman, Yogyakarta, pekan lalu, telah berusia tua.

"Menurut saya ini helikopter tua, saya pernah pakai tahun 1978," kata Luhut yang ditemui di Kemenkopolhukam, Jakarta, Selasa (12/7) malam.

Namun, ia belum bisa memastikan apakah tuanya usia helikopter menjadi penyebab jatuhnya helikopter yang menyebabkan tiga orang tewas dan tiga lainnya luka berat.

"Memang kita harus evaluasi lagi tentang (kecelakaan) ini. Saya kira Panglima TNI (Gatot Nurmantyo) sudah grounded itu Bell 205," kata Luhut.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Muhammad Sabrar Fadhilah mengatakan pihaknya membentuk tim investigasi untuk menyelidiki penyebab jatuhnya helikopter HA-5073 di Dusun Kowang, Tamanmartani, Kalasan, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

"TNI AD membentuk tim investigasi guna menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat, malam ini tim sudah dikirim ke Yogyakarta," kata Kadispenad Brigjen TNI Muhammad Sabrar Fadhilah dalam keterangan pers di Kartika Media Center, Jakarta, Jumat (8/7) malam.

Hingga saat ini, penyebab jatuhnya pesawat masih belum diketahui publik.

"Biarkan tim investigasi bekerja dulu supaya tidak menjadi bias, semuanya akan ditelusuri lebih jauh oleh tim investigasi," kata dia.

Peristiwa nahas tersebut telah mengakibatkan tiga korban tewas yakni Kopilot Letda Cpn Angga Juang, Serda Sirait, dan seorang perempuan bernama Fransiska.

Sementara pilot Kapten Cpn Titus Benediktus Sinaga (Pnb I), Serka Rohmad (TI), dan Kopda Sukoco mengalami luka berat dan segera dilarikan ke rumah sakit segera setelah kejadian.

~beritasatu.com
 
Back
Top