Bls: Indonesia Akt: Agnes Monica
Selalu Menjadi Paket Lengkap, Cara Agnes Monica Menggapai Sukses
Nama Agnes Monica di jagat hiburan, sepertinya, sudah menjadi jaminan mutu. Yang dia hasilkan pasti karya berstandar tinggi. Tak heran, dia dimasukkan dalam jajaran artis papan atas Indonesia. Bagaimana Agnes menggapai itu semua?
---
"Sebenarnya, saya nggak tahu orang menilai seperti apa. Itu bergantung persepsi mereka. Yang pasti, saya selalu berusaha meletakkan standar atas," ucapnya saat wawancara di Black Steer Lounge, FX Senayan, Selasa lalu (30/3).
Perempuan kelahiran Jakarta, 1 Juli 1986, itu menjelaskan bahwa dirinya tergolong orang yang tidak cepat puas. Jika seseorang bisa nyaman dan mantap ketika berada di posisi tertentu, Agnes tidak. "Kalau tahu ada standar yang lebih tinggi daripada yang saya pegang sekarang, saya coba raih ke sana," lanjut artis yang memulai karir pada usia enam tahun itu.
Menurut Agnes, berkarir di dunia hiburan tidak gampang. Kalaupun sekarang dia disebut sebagai artis yang multitalenta, itu terjadi melalui proses dan berbagai lompatan tantangan yang dialaminya selama ini. Bagi dia, dunia hiburan seperti miniatur kehidupan. Banyak artis baru yang lahir tiap hari. Kemudian, ada artis yang tenggelam. Semuanya bersaing untuk bisa bertahan.
"Memang seperti itu kan kehidupan? Tapi jujur, sejak dulu saya tidak pernah terfokus kepada orang lain. Saya tidak pernah berpikir melakukan suatu hal untuk mengalahkan orang lain. Saya melakukan yang terbaik supaya bisa jadi seseorang yang lebih daripada sekarang," ucap dia.
Mantan presenter cilik tersebut berpendapat, jika menggunakan orang lain sebagai pertimbangan melangkah, hasilnya justru tidak maksimal. Sebab, dia tidak terfokus. "Akhirnya, malah bekerja depend on other people. Lawan saya ya diri sendiri. Bagaimana saya bisa memacu diri agar terus mencapai titik yang lebih tinggi," ucapnya.
Bungsu di antara dua bersaudara tersebut mengibaratkan dirinya memakai kacamata kuda dalam berkarir. Yang dia lihat hanya satu arah. Tidak pernah lihat kanan dan kiri. Untuk yang Agnes ungkapkan itu, sudah terlihat hasilnya. Jadi presenter, dia bisa. Berakting juga oke, apalagi menyanyi.
Memang setelah bermain di sinetron Pernikahan Dini bersama Sahrul Gunawan pada 2002, Agnes condong ke tarik suara. Di dunia menyanyi dia sukses mendapatkan pengakuan dari luar dan dalam negeri. Pada 2008 Agnes berhasil menjuarai Asia Song Festival di Seoul, Korea Selatan. Gelar The Best Asian Artist dan Best Performance dia sabet. Pada 2009 dia kembali dipercaya mewakili Indonesia di ajang tersebut.
Putri pasangan Ricky Muljoto dan Jenny Siswono tersebut sadar bahwa menjadi seseorang dengan kemampuan bernyanyi bagus saja tidaklah cukup. Sebagai penyanyi, dia membekali diri dengan banyak hal. "Saya harus menjadi sebuah paket yang lengkap. Semua diperhatikan. Penampilan, pakaian, cara menyanyi dan berjalan, sampai gaya membawakan sebuah lagu. Semuanya," ujarnya.
Agnes bercerita, ketika sudah berbicara tentang bisnis dunia hiburan, dirinya sebagai pelaku harus bisa berkompromi dengan pasar. Yang lebih pelik, dia harus bisa berkompromi tanpa menghilangkan idealisme. "Itu susah lho. Nggak gampang berlaku seperti itu. Bagaimana caranya kita tetap di tengah, tapi juga tetap menjadi diri sendiri," katanya.
Contohnya terjadi saat perempuan yang kini diberitakan dekat dengan bintang sinetron Rizky Aditya itu hendak meluncurkan single Matahariku. Lagu tersebut menjadi sound track sinetron Jelita yang juga dia bintangi. "Kali pertama dengar, saat belum jadi dengan musiknya, lagu itu benar-benar gimana ya, so not me. Tapi, saya tahu bahwa lagu tersebut kuat. Di situlah kompromi itu dilakukan. Bagaimana caranya supaya lagu itu tetap kuat, tapi tetap 'saya'," papar dia.
Akhirnya, aransemen dan cara menyanyi Agnes diubah. Ternyata, terbukti lagu itu sukses karena mendapatkan Platinum Award setelah dipasang sebagai RBT oleh 1,5 juta pengguna.
Dengan semua pengalaman tersebut, sekarang Agnes punya tugas baru. Dia didapuk menjadi juri Indonesian Idol 2010. Itu adalah pengalaman pertamanya menjadi seorang juri. Dia sangat senang bisa terlibat. Tapi, di situ Agnes ingin memosisikan diri sebagai orang yang berbagi pengalaman, bukan judge. "Saya nggak mau nge-judge orang. Saya lebih pengin menjadi teman. Teman yang usianya nggak beda jauh dengan kontestan, tapi lebih dulu berada di dunia entertainment," ungkap dia.
Bersanding dengan Anang Hermansyah dan Erwin Gutawa sebagai juri untuk mencari superstar baru, Agnes tidak sungkan. Dia juga tidak terbebani. Jika dibilang pengalamannya masih kurang jika dibandingkan dengan Anang dan Erwin, Agnes tidak sependapat.
"Saya berhak mendapatkan itu. Saya sudah lama di dunia hiburan dan punya banyak prestasi. Jangan melihat pengalaman hanya berdasar umur, ya. Kita mesti lihat dari apa yang telah dicapai. Saya memang merasa bahwa budaya kita selalu mengagung-agungkan senioritas dan melihat senioritas berdasar umur. Padahal, itu tidak benar," ucap dia.