Industri Mebel Lokal 'Sakit Hati' Banggar DPR Pakai Kursi Impor

spirit

Mod
banggar-(Elvan)-luar.jpg

Pelaku industri rotan dan mebel mengaku sakit hati terkait penggunaan produk impor dalam renovasi ruang badan anggaran (Banggar) DPR-RI. Renovasi itu juga menuai kontroversi karena besarnya dana yang digunakan hingga Rp 20 miliar.

Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia (Amkri) M. Hatta Sinatra kepada detikFinance, Kamis (12/1/2012)

"Dengan adanya kursi impor dipakai DPR, terus terang kami sakit hati," katanya.

Menurutnya sebagai lembaga negara seharusnya pemerintah mendukung penggunaan produk dalam negeri. Selain mendorong industri lokal, juga menopang penyerapan tenaga kerja di sektor mebel dan furnitur lokal.

"Seharusnya tak boleh, yang didorong itu harusnya produk dalam negeri, karena akan berimplikasi bagi produk dalam negeri berkembang, apalagi mereka DPR," katanya.

Seperti diketahui anggaran renovasi Ruang rapat Badan Anggaran (Banggar) DPR menelan dana Rp 19.995.000.000. Pelaksanaan pengerjaan renovasi ini berlangsung 48 hari. Angka ini belum termasuk biaya lain-lain.

Berikut ini rincian biaya renovasi ruang rapat Banggar DPR berdasarkan data yang dirilis Setjen DPR, Rabu (11/1/2012):

Tender untuk konsultan perencana terbit Tanggal 12 September 2011 dengan pemenang tender adalah PT Gubah Laras dengan nilai kontrak Rp 565.500.000.

Tender untuk konsultan pengawasan terbit tanggal 7 November 2011 dengan pemenang tender PT Jagat Rona Semesta dengan nilai kontrak Rp 234.390.000.

Tender untuk pelaksanaan pekerjaan terbit tanggal 14 november 2011 sampai 31 Desember 2011 adalah 48 hari kalender. Pemenang tender adalah PT PP Tbk dengan nilai kontrak Rp 19.995.000.000.

Biaya pengerjaan renovasi ditambah konsultan perencana dan konsultan pengawasnya adalah Rp 20.794.890.000. Untuk mengisi ruang rapat itu, Setjen DPR membeli hampir 200 kursi impor. Selain itu karpet yang digunakan berasal dari impor.

"Bangku impor tapi ready stock, meja lokal," kata Kepala Biro Pemeliharaan Pembangunan dan Instalasi (Harbangin) DPR Sumirat.

Penggunaan anggaran yang tak kalah besar adalah pembelian LCD TV wall selebar 2x2 meter sebanyak tiga unit. Tiga unit TV raksasa ini dipasang di tiga titik berbeda di ruang rapat baru Banggar DPR.



Suhendra - detikFinance
 
Kalo untuk kursi aja beli yang impor itu sih udah keterlaluan...
Lha wong mebel dalam negeri itu jauh lebih baik daripada mebel2 impor...
Banyaknya bule2 blusukan di sentra2 mebel itu ya untuk cari mebel buat di pasarin di luar... Yang itu berarti selain design-nya khas, juga kwalitasnya bagus...




-dipi-
 
Kalo jaman Pak Harto, orang2 itu pasti udah 'dikotakkan' ... :))
Ekspor rotan mentah aja dulu dilarang... :))



-dipi-
 
Harga Kursi Pimpinan Banggar DPR rp. 12 Juta/buah

139587_ruang-rapat-baru-banggar_300_225.jpg

Sekretariat Jenderal akan menjelaskan soal perincian anggaran ruang rapat Badan Anggaran DPR. Ha itu disampaikan anggota Badan Urusan Rumah Tangga DPR dari Fraksi PKB Agus Sulistiyono kepada wartawan, Jumat (13/1/2012).

Menurut Agus, keputusan bahwa Sekjen DPR akan membuka perincian ruangan yang menyerap dana cukup besar itu sudah disepakati dalam rapat Badan Urusan Rumah Tangga. Sebelumnya, Sekjen DPR Nining Indra Saleh berkali-kali menolak memerinci anggaran renovasi ruang Banggar DPR dengan alasan bahwa informasi ini termasuk dalam kategori rahasia negara.

Dalam rapat Badan Urusan Rumah Tangga, kata Agus, beralasan Sekjen hanya menjalankan sesuai dengan anggaran yang telah dibahas dan disepakati. Agus juga mempersilakan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaudit anggaran renovasi ruangan Banggar. "Jika nantinya ditemukan ada indikasi korupsi atau penyimpangan, Sekjen harus bertanggung jawab," ujarnya.

Besarnya anggaran renovasi ini juga mendapat banyak sorotan. Tak hanya anggota Dewan, sejumlah staf Sekjen dan staf ahli anggota DPR juga mengaku heran dengan besarnya anggaran ini.

ruangan Badan Anggaran ini kelewat mewah. Harga lampu di ruangan pimpinan Badan Anggaran, misalnya, mencapai Rp 200 juta lebih. Lampu berdesain modern minimalis dengan bentuk seperti huruf S ini bisa diatur tingkat pencahayaannya dan warnanya.

Fasilitas lainnya, kursi-kursi yang bernilai Rp 10 juta per buah. Kursi bermerek Vitra dengan tipe D Trim itu kabarnya diimpor dari Jerman. Kursi pimpinan Banggar bahkan lebih mahal. Empat kursi yang terpampang di depan ruangan Banggar itu seharga Rp 12 juta.

Tak hanya itu, tiga buah layar besar yang tergantung di dinding ruangan bahkan menelan anggaran lebih dari Rp 1,5 miliar lebih. Layar berukuran 3 x 2 meter tersebut masing-masing disusun dari 12 layar LED seharga lebih dari Rp 50 juta per buah.


gatra.com
 
Ruang sekecil itu biayanya sungguh besar.... Bagaimana dengan gedung-gedung sekolah yang sudah doyong??? ancur ??? dengan sarpras yang sangat minim??? Padahal banyak Orang miskin yang tersenyum penuh syukur menyantap nasi aking atau raskin yang dicampur protein dari hasil penyerbukan kutu beras???
Weleh ......
 
Last edited by a moderator:
Back
Top