Industri Sarung Tangan Sumut Terancam

andree_erlangga

New member
Sepuluh pabrik sarung tangan kaus di Sumatra Utara dalam kondisi megap-megap. Pasokan gas dari PT Pertamina melalui pipa jaringan Perusahaan Gas Negara menurun hingga produksi menciut hingga separuh. Mutu produk yang dihasilkan juga buruk.

Tekanan gas optimal yang semula berada pada 1,5 bar turun hingga hanya 0,7 bar sejak Juli silam. Selain menurunkan produksi dan meningkatkan jumlah kecacatan produk, kekurangan pasokan gas menyebabkan pengusaha merumahkan lima ribu karyawan.

Pertamina mengakui kelangkaan pasokan gas yang terjadi di Sumut. Saat ini, Pertamina sedang berupaya meningkatkan produksi gas dengan memanfaatkan sumur minyak yang ada hingga dapat menambah pasokan gas sebesar 55 juta meter kubik. Kekurangan pasokan gas ini makin parah dengan ledakan pipa gas Pertamina di Sidoarjo, Jawa Timur.

Sebaliknya, ledakan pipa gas Pertamina tidak mempengaruhi pasokan gas ke pabrik sarung tangan PT Abbergummi Medical yang berada di kawasan Industri Ngoro, Mojokerto, Jatim. Perusahaan sarung tangan yang diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa ini menghabiskan bahan bakar gas untuk pemanas sebanyak 300 hingga 500 meter kubik setiap bulan.

Kelangkaan gas sangat disayangkan. Indonesia adalah penghasil sarung tangan karet nomor tiga di dunia. Pertumbuhan kebutuhan produk ini mencapai 15 hingga 20 persen per tahun. Tahun kemarin produksi mencapai 9,5 juta sarung tangan bernilai sekitar US$ 200 juta. Tahun ini, target produksi Rp 12 miliar cukup sulit dicapai. Apalagi, perusahaan sarung tangan yang masih bertahan sedang kesulitan keuangan, termasuk untuk membayar pesangon karyawan.
 
Back
Top