International: Takut Perang, Ungsi ke Negeri Tetangga

Kalina

Moderator
[ Minggu, 07 Juni 2009 ]
Takut Perang, Ungsi ke Negeri Tetangga


BANGKOK - Lebih dari 2.000 warga negara bagian Karen, Myanmar, tak tahan lagi berlama-lama tinggal di kotanya. Daripada dicekam ketakutan sepanjang waktu, mereka akhirnya mengungsi melintasi perbatasan Thailand guna menghindari terjadinya perang antara tentara pemerintah dan pemberontak.

Kelompok pejuang hak asasi manusia Christian Solidarity Worldwide menyatakan, sedikitnya 1.200 penduduk desa di sepanjang perbatasan Thailand telah mengungsi. Sementara Karen Human Rights Group menambahkan, 700 penduduk lain juga meninggalkan wilayahnya karena khawatir pecah pertempuran. Kecemasan itu muncul setelah militer memutuskan memerangi pemberontak Karen National Liberation Army dan pendukungnya Tentara Buddha Demokratik Karen.

Karen National Union (KNU) telah berjuang setengah abad untuk mendapatkan otonomi khusus dari pemerintah pusat Myanmar. Mereka dianggap pemberontak. Karena itu, militer terus melancarkan operasi untuk memerangi.

Christian Solidarity dan aktivis prodemokrasi, termasuk Amerika Serikat, meminta PBB segera mengintervensi pemerintah Myanmar demi mencegah terjadinya krisis kemanusiaan. ''Laporan yang kami terima, kemungkinan tentara Myanmar melakukan serangan dalam hitungan jam,'' ujar direktur Advokasi Christian Solidarity Worldwide Alexa Papadouris. ''Ini situasi darurat yang memerlukan perhatian internasional,'' tandasnya dalam sebuah statemen.

Sejumlah kelompok pejuang HAM Dewan Keamanan PBB segera menjatuhkan sanksi embargo kepada militer Myanmar sekaligus membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki kejahatan kemanusiaan. (cak/ami)
 
Back
Top