gusrus
New member
Ini bukan sebuah sarkasme, tetapi hanya upaya menyederhanakan persoalan dan mencegah dzina bagi laki-laki yang tidak memperoleh kepuasan di ranjang rumah.
Anjuran ini bukan dalam konteks sebenarnya, dan ini juga bukan ajakan perbuatan haram, tetapi sebuah alternativf menjaga keutuhan rumah tangga! Apa dan Mengapa harus menjadi istri yang diinginkan suami! Untuk apa menjadi istri yang diinginkan suami? Dan bagaimana menjadi istri yang baik!
Anjuran ini malah ditegaskan, agar dijalankan oleh semua istri-istri (tapi larangan keras bagi yang belum menikah). Sekali lagi ditegaskan, ajakan ini ditujukan kepada para ibu-ibu, terutama yang sudah mencium gelagat suaminya berserong ria! Meskipun, sebenarnya ini harus dilakukan oleh istri, meskikpun baru saja menikah!
Coba kita simak fenomena yang dari jaman kita masih kecil sampai saat ini yang sedang antri menyiapkan ke rumah masa depan (sekarang sudah mahal lho), yaitu “Makam” dan memikirkan kematian kita. Perselingkuhan (ini dilakukan dengan satu orang berkali-kali), mencari nyamikan (pelacur sebenarnya), bahkan para laki-laki pemuja seks, uang belanja untuk istri bisa lebih sedikit dibanding anggaran rokok dan seks luaran.
Apakah kesalahan senantiasa kita timpakan kepada laki-laki dengan stigma lelaki hidung belang, lelaki tidak punya tanggung jawab, lelaki lemah iman, leleaki yang tidak pernah puas…..lelaki brengsek…. Sampai lelaki bajingan…! Para istri akan bilang: saya kurang apa? Apa saya kurang cantik? Padahal saya sudah membantu mencari nafkah, suami malah main serong? Intinya, para istri senantiasa melempar kesalahan pada para suami! Pernahkah istri berintrospeksi secara mendalam, bagaimana perilaku sehari-hari, perilaku pelayanan pada suami, pelayanan seks tuntas pada suami?
Seorang istri yang bekerja (wanita karir), pagi dia berdandan cantik, sore pulang lelah, memakai daster lusuh tanpa dandanan memadai. Ketika suami pulang, justru ogah-ogahan dalam menyambut suami. Malam yang seharusnya melayani suami, justru terkadang berdalih capek, sama-sama kerja, dan senantiasa meminta pengertian (meminta maklum) suami, karena ia bekerja, maka sering porsi kerja sering dipindahkan ke suami (untuk saja suami tidak harus memasak??)
Penampilan istri, layanan yangcenderung kurang dan tidak memuaskan mendorong suaminya mengalihkan perhatian ke pekerjaan (masih positif), tetapi tidak jarang suami yang mulai memikirkan mencari penyaluran. Maka ketika ada peluang untuk bermain di luar, maka ia seperti memperoleh dunianya.
Bila istri sedikit saja menyadari, ia adalah pendamping suami (bila bekerja pun atas ijin suami), melayani suami adalah ibadah, patuh dan taat pada imam adalah wajib, istri akan mampu mengontrol perilakunya. Di sisi lain, seorang laki-laki pada dasarnya menyukai eksplorasi, bertamasya dalam petualangan seks. Ia tidak akan puas dengan satu jenis kegiatan (demikian pula dalam kehidupan seks). Laki-laki menyukai berbagai macam variasi, sementara istri karena dalih capek seharian bekerja, foreplay tidak penting lagi, terkadang hanya mengharapkan BTL (bukan batak tapi Bapak Tembak Langsung) dan selesai. Hambar!!!!
Istri adalah ladang bagi suaminya!
Suami akan menanam apapun adalah hak dia karena ia pemiliki lading, tetapi tentunya harus disesuaikan ladangnya seperti apa! Dalam konteks agama (maaf jika salah), istri adalah pelayan suami, kapanpun suami membutuhkan, istri harus melayani, meskipun sedang di dapur, sedang bekerja lain…. Nafs laki-laki muncul tidak mengenal waktu, maka istri siap setiap saat (ini pasti di tolak para istri yang meminta kesetaraan)!
Satu gaya berarti satu jenis makanan. Apakah kalau setiap hari hanya makan nasi tanpa lauk, kita tidakakan bosan? Apakah setiap hari kita makan nasi goring telur + daging + krupuk, kalau menunya terus meneru seperti itu apakah tidak bosan? Kita sering pengin gado-gado, sate, opor, ….. bahkan kita sering ingin cemilan; jagung bakar, molen, kripik, atau ketela goring atau rebus!
Untuk itu, para istri jadilah istri seperti yang diinginkan suamimu! Kapanpun suamimu membutuhkanmu, istri harus senantiasa siap! Bahkan, bila perlu sedang bekerja dan suami menelpon menginginkan, pulanglah layani suamimu! Suami minta gaya apapun lakukan, nikmati, bahkan ajaklah suami untuk bereksplorasi…. Jangan berpikir istri itu budak, pelayan, atau apapun! Namun memang perlu dicermati apakah keinginan suami sesuai koridor agama! Bicarakanlah…. Mas saya mau apapun, tetapi boleh nggak ya oleh agama kita?
Komunikasikan secara intensif dengan suami, carilah pendapat yang tidak menyesatkan, tentu tidak serta merta meniru semua yang ada pada bluefilm, karena tentu budaya dan kaidah moral agama yang kita anut berbeda dengan contoh blue film!
Jika istri benar-benar dapat berperan (merendahkan diri, tapi menikmati lho!), maka ajang perceraian, perselingkuhan, jajan di luar, tidak lagi menjadi pemikiran para suami. Ia akan rindu pada istrinya, menyayangi istri dan keluarga. Membimbing anaknya belajar, mengerjakan PR, meninabobokkan anak, setelah mereka tidur … yayaya…..
Nikmati itu bersama suami Anda dengan penuh pengharapan, keikhlasan, kepasrahan, penuh vitalitas, open ended, eksploratif dalam koridor…. Dan surge adalah milik Anda!
Buang egoisme sempit! Jangan merasa hebat, merasa berjasa bagi keluarga, telah membantu suami atau bahkan mengganti peran suami karena penghasilan lebih besar….. layani suami Anda sesuai (dalam koridor agama). Berpikirlah positif, melayani suami sebaik-baiknya mencegah perselingkuhan…. petualangan sex suami
Sex sempurna adalah terapi kejiwaan yang manjur bagi suami yang bernyakit sex… dan penyebab sakit adalah layanan sex rumahan yang buruk. Raih kesehatan jiwa dengan penyegaran sex rutin yang penuh eksplorasi….. ingat laki-laki hanya punya satu nafsu, yaitu SEX
Semoga, layanan istri maksimal akan mengurangi kemaksiatan… dan ½ surga para istri akan teraih, Anda tinggal mencari setengahnya …..
Anjuran ini bukan dalam konteks sebenarnya, dan ini juga bukan ajakan perbuatan haram, tetapi sebuah alternativf menjaga keutuhan rumah tangga! Apa dan Mengapa harus menjadi istri yang diinginkan suami! Untuk apa menjadi istri yang diinginkan suami? Dan bagaimana menjadi istri yang baik!
Anjuran ini malah ditegaskan, agar dijalankan oleh semua istri-istri (tapi larangan keras bagi yang belum menikah). Sekali lagi ditegaskan, ajakan ini ditujukan kepada para ibu-ibu, terutama yang sudah mencium gelagat suaminya berserong ria! Meskipun, sebenarnya ini harus dilakukan oleh istri, meskikpun baru saja menikah!
Coba kita simak fenomena yang dari jaman kita masih kecil sampai saat ini yang sedang antri menyiapkan ke rumah masa depan (sekarang sudah mahal lho), yaitu “Makam” dan memikirkan kematian kita. Perselingkuhan (ini dilakukan dengan satu orang berkali-kali), mencari nyamikan (pelacur sebenarnya), bahkan para laki-laki pemuja seks, uang belanja untuk istri bisa lebih sedikit dibanding anggaran rokok dan seks luaran.
Apakah kesalahan senantiasa kita timpakan kepada laki-laki dengan stigma lelaki hidung belang, lelaki tidak punya tanggung jawab, lelaki lemah iman, leleaki yang tidak pernah puas…..lelaki brengsek…. Sampai lelaki bajingan…! Para istri akan bilang: saya kurang apa? Apa saya kurang cantik? Padahal saya sudah membantu mencari nafkah, suami malah main serong? Intinya, para istri senantiasa melempar kesalahan pada para suami! Pernahkah istri berintrospeksi secara mendalam, bagaimana perilaku sehari-hari, perilaku pelayanan pada suami, pelayanan seks tuntas pada suami?
Seorang istri yang bekerja (wanita karir), pagi dia berdandan cantik, sore pulang lelah, memakai daster lusuh tanpa dandanan memadai. Ketika suami pulang, justru ogah-ogahan dalam menyambut suami. Malam yang seharusnya melayani suami, justru terkadang berdalih capek, sama-sama kerja, dan senantiasa meminta pengertian (meminta maklum) suami, karena ia bekerja, maka sering porsi kerja sering dipindahkan ke suami (untuk saja suami tidak harus memasak??)
Penampilan istri, layanan yangcenderung kurang dan tidak memuaskan mendorong suaminya mengalihkan perhatian ke pekerjaan (masih positif), tetapi tidak jarang suami yang mulai memikirkan mencari penyaluran. Maka ketika ada peluang untuk bermain di luar, maka ia seperti memperoleh dunianya.
Bila istri sedikit saja menyadari, ia adalah pendamping suami (bila bekerja pun atas ijin suami), melayani suami adalah ibadah, patuh dan taat pada imam adalah wajib, istri akan mampu mengontrol perilakunya. Di sisi lain, seorang laki-laki pada dasarnya menyukai eksplorasi, bertamasya dalam petualangan seks. Ia tidak akan puas dengan satu jenis kegiatan (demikian pula dalam kehidupan seks). Laki-laki menyukai berbagai macam variasi, sementara istri karena dalih capek seharian bekerja, foreplay tidak penting lagi, terkadang hanya mengharapkan BTL (bukan batak tapi Bapak Tembak Langsung) dan selesai. Hambar!!!!
Istri adalah ladang bagi suaminya!
Suami akan menanam apapun adalah hak dia karena ia pemiliki lading, tetapi tentunya harus disesuaikan ladangnya seperti apa! Dalam konteks agama (maaf jika salah), istri adalah pelayan suami, kapanpun suami membutuhkan, istri harus melayani, meskipun sedang di dapur, sedang bekerja lain…. Nafs laki-laki muncul tidak mengenal waktu, maka istri siap setiap saat (ini pasti di tolak para istri yang meminta kesetaraan)!
Satu gaya berarti satu jenis makanan. Apakah kalau setiap hari hanya makan nasi tanpa lauk, kita tidakakan bosan? Apakah setiap hari kita makan nasi goring telur + daging + krupuk, kalau menunya terus meneru seperti itu apakah tidak bosan? Kita sering pengin gado-gado, sate, opor, ….. bahkan kita sering ingin cemilan; jagung bakar, molen, kripik, atau ketela goring atau rebus!
Untuk itu, para istri jadilah istri seperti yang diinginkan suamimu! Kapanpun suamimu membutuhkanmu, istri harus senantiasa siap! Bahkan, bila perlu sedang bekerja dan suami menelpon menginginkan, pulanglah layani suamimu! Suami minta gaya apapun lakukan, nikmati, bahkan ajaklah suami untuk bereksplorasi…. Jangan berpikir istri itu budak, pelayan, atau apapun! Namun memang perlu dicermati apakah keinginan suami sesuai koridor agama! Bicarakanlah…. Mas saya mau apapun, tetapi boleh nggak ya oleh agama kita?
Komunikasikan secara intensif dengan suami, carilah pendapat yang tidak menyesatkan, tentu tidak serta merta meniru semua yang ada pada bluefilm, karena tentu budaya dan kaidah moral agama yang kita anut berbeda dengan contoh blue film!
Jika istri benar-benar dapat berperan (merendahkan diri, tapi menikmati lho!), maka ajang perceraian, perselingkuhan, jajan di luar, tidak lagi menjadi pemikiran para suami. Ia akan rindu pada istrinya, menyayangi istri dan keluarga. Membimbing anaknya belajar, mengerjakan PR, meninabobokkan anak, setelah mereka tidur … yayaya…..
Nikmati itu bersama suami Anda dengan penuh pengharapan, keikhlasan, kepasrahan, penuh vitalitas, open ended, eksploratif dalam koridor…. Dan surge adalah milik Anda!
Buang egoisme sempit! Jangan merasa hebat, merasa berjasa bagi keluarga, telah membantu suami atau bahkan mengganti peran suami karena penghasilan lebih besar….. layani suami Anda sesuai (dalam koridor agama). Berpikirlah positif, melayani suami sebaik-baiknya mencegah perselingkuhan…. petualangan sex suami
Sex sempurna adalah terapi kejiwaan yang manjur bagi suami yang bernyakit sex… dan penyebab sakit adalah layanan sex rumahan yang buruk. Raih kesehatan jiwa dengan penyegaran sex rutin yang penuh eksplorasi….. ingat laki-laki hanya punya satu nafsu, yaitu SEX
Semoga, layanan istri maksimal akan mengurangi kemaksiatan… dan ½ surga para istri akan teraih, Anda tinggal mencari setengahnya …..
Last edited by a moderator: