jainudin
New member
Meskipun disebut sebagai haji kecil, namun umrah memerlukan persiapan
yang tidak kalah penting ketimbang haji. Perbedaan iklim dan makanan
serta padatnya aktivitas ibadah menjadi beberapa alasan mengapa setiap
jamaah diminta mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh ketika akan
melaksanakan umrah. Khususnya persiapan untuk menjaga kesehatan jamaah.
Guru besar gizi masyarakat dan sumber daya keluarga Institur Pertanian
Bogor Prof Dr Ir All Khomsan MS menjelaskan, pelaksanaan umrah saat ini
bisa dibilang mirip dengan haji. Perbedaannya hanya pada
waktu. Jika ibadah haji biasanya selama 40 hari, maka umrah paling lama
13 hari.
Namun, meski lebih singkat, setiap jamaah tetap dituntut untuk selalu
menjaga kesehatan, baik sebelum berangkat maupun selama umrah di Tanah
Suci.
Menurut Ali, menjaga kesehatan tidak bisa dilakukan seketika saat
menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci. Jamaah harus menjaga kesehatan
sejak masih di Tanah Air. Upaya seperti pola makan, ketahanan tubuh,
dan berolah raga sudah harus dilakukan setidaknya satu bulan sebelum
keberangkatan.
Terkait dengan pola makan, Ali menyarankan, agar jamaah mulai
mengonsumsi beraneka ragam makanan yang mengandung unsur empat sehat
lima sempurna. Disarankan pula agar jamaah tidak terlalu memitih
makanan yang dikonsumsi di Arab. Apa yang disajikan dimakan saja. ini
untuk menjaga kondisi gizi dan asupan vitamin,” tambah Ali.
Selain menjaga pola makan, jamaah juga diminta berolahraga sebelum
keberangkatan. Setidaknya berjalan kaki
selama 1-1,5 jam sebanyak lima kali dalam seminggu. Dengan begitu,
jamaah tidak akan terlalu kaget dengan aktivitas fisik yang padat
ketika umrah.
Di samping persiapan negulen, jelas Au, jamaah juga dapat melakukan
persiapan khsusus. Yaitu, dengan mengonsumsi suplemen untuk menjaga
kondisi fistic. Suplemen yang paling populer adalah vitamin C dosis
tinggi yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Tenting juga bagi jamaah untuk mengonsumsi buah, sayur-sayuran, dan
cairan yang cukup. ini biasanya sering dilupakan jamaah, padahal
penting agar tubuh tidak mudah sakit,” katanya mengingatkan.
Guzi seimbang
Hal senada diungkapkan Ketua Gerakan Masyarakat Sadan Gizi dr Tirta
Prawita Sari MSc. Menurutnya, asupan gizi yang seimbang merupakan hal
penting guna menjaga kesehatan. Tidak hanya dari sisi variasi makanan,
namun juga jumlah. Semua nutrisi harus ada, sehingga tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Tidak sekadar makan yang bervariasi, seperti
telur, daging, tahu, dan tempe. Jumlahnya juga harus cukup,” tuturnya.
Umrah, kata Tirta, merupakan ibadah fisik yang memerlukan banyak
aktivitas. Makanya, kebutuhan cairan harus terpenuhi dengan baik. ia
menjelaskan, tidak semua cairan yang dikonsumsi jamaah harus mengandung
elektrolit atau isotonik. Karena, memang tidak semua cairan yang
dikeluarkan tubuh ketika beraktivitas mengandung kedua unsur tersebut.
Air putih saja dinilai sudah cukup untuk menjalankan berbagai aktivitas
terkait ibadah umrah. Syaratnya, jumlahnya tidak boleh kurang dari
1,5-2 liter pen han.
°Semakin panas dan banyak beraktivitas, harusnya minum semakin banyak,”
papannya. Selain dari air putih, sumber cairan juga bisa didapat dari
air sayur, buah atau makanan lainnya yang mengandung cainan.
ia menilai, selama makan dengan kandungan gizi yang seimbang, jamaah
tidak perlu mengonsumsi suplemen atau vitamin. Untuk itu, jamaah
disarankan menjaga kandungan gizi melalui proses pengolahan makanan.
Misalnya, jangan mencuci makanan yang telah dipotong-potong. Karena
kandungan gizinya dapat ikut terbawa oleh air. Selain makan sayurannya,
kuah sayur juga harus diminum. Karena, banyak kandungan gizinya yang
telah larut ice kuahnya,” kata Tinta.
Ali Khomsan juga menekankan pentingnya istirahat yang cukup. Untuk
orang dewasa, istirahat bisa dilakukan dengan tidur setidaknya enam
hingga tujuh jam. Meski kita beribadaah, tapi tidak boleh melupakan hak
tubuh untuk mendapatkan istirahat yang cukup,” ujarnya. Disebutkan,
tidur yang paling baik dilakukan malam hari. “Jadi, setelah lsya
sempatkan tidur.”
• ed: khoirul azwar
Sumber : umbrah
yang tidak kalah penting ketimbang haji. Perbedaan iklim dan makanan
serta padatnya aktivitas ibadah menjadi beberapa alasan mengapa setiap
jamaah diminta mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh ketika akan
melaksanakan umrah. Khususnya persiapan untuk menjaga kesehatan jamaah.
Guru besar gizi masyarakat dan sumber daya keluarga Institur Pertanian
Bogor Prof Dr Ir All Khomsan MS menjelaskan, pelaksanaan umrah saat ini
bisa dibilang mirip dengan haji. Perbedaannya hanya pada
waktu. Jika ibadah haji biasanya selama 40 hari, maka umrah paling lama
13 hari.
Namun, meski lebih singkat, setiap jamaah tetap dituntut untuk selalu
menjaga kesehatan, baik sebelum berangkat maupun selama umrah di Tanah
Suci.
Menurut Ali, menjaga kesehatan tidak bisa dilakukan seketika saat
menjalankan ibadah umrah di Tanah Suci. Jamaah harus menjaga kesehatan
sejak masih di Tanah Air. Upaya seperti pola makan, ketahanan tubuh,
dan berolah raga sudah harus dilakukan setidaknya satu bulan sebelum
keberangkatan.
Terkait dengan pola makan, Ali menyarankan, agar jamaah mulai
mengonsumsi beraneka ragam makanan yang mengandung unsur empat sehat
lima sempurna. Disarankan pula agar jamaah tidak terlalu memitih
makanan yang dikonsumsi di Arab. Apa yang disajikan dimakan saja. ini
untuk menjaga kondisi gizi dan asupan vitamin,” tambah Ali.
Selain menjaga pola makan, jamaah juga diminta berolahraga sebelum
keberangkatan. Setidaknya berjalan kaki
selama 1-1,5 jam sebanyak lima kali dalam seminggu. Dengan begitu,
jamaah tidak akan terlalu kaget dengan aktivitas fisik yang padat
ketika umrah.
Di samping persiapan negulen, jelas Au, jamaah juga dapat melakukan
persiapan khsusus. Yaitu, dengan mengonsumsi suplemen untuk menjaga
kondisi fistic. Suplemen yang paling populer adalah vitamin C dosis
tinggi yang dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Tenting juga bagi jamaah untuk mengonsumsi buah, sayur-sayuran, dan
cairan yang cukup. ini biasanya sering dilupakan jamaah, padahal
penting agar tubuh tidak mudah sakit,” katanya mengingatkan.
Guzi seimbang
Hal senada diungkapkan Ketua Gerakan Masyarakat Sadan Gizi dr Tirta
Prawita Sari MSc. Menurutnya, asupan gizi yang seimbang merupakan hal
penting guna menjaga kesehatan. Tidak hanya dari sisi variasi makanan,
namun juga jumlah. Semua nutrisi harus ada, sehingga tubuh dapat
berfungsi dengan baik. Tidak sekadar makan yang bervariasi, seperti
telur, daging, tahu, dan tempe. Jumlahnya juga harus cukup,” tuturnya.
Umrah, kata Tirta, merupakan ibadah fisik yang memerlukan banyak
aktivitas. Makanya, kebutuhan cairan harus terpenuhi dengan baik. ia
menjelaskan, tidak semua cairan yang dikonsumsi jamaah harus mengandung
elektrolit atau isotonik. Karena, memang tidak semua cairan yang
dikeluarkan tubuh ketika beraktivitas mengandung kedua unsur tersebut.
Air putih saja dinilai sudah cukup untuk menjalankan berbagai aktivitas
terkait ibadah umrah. Syaratnya, jumlahnya tidak boleh kurang dari
1,5-2 liter pen han.
°Semakin panas dan banyak beraktivitas, harusnya minum semakin banyak,”
papannya. Selain dari air putih, sumber cairan juga bisa didapat dari
air sayur, buah atau makanan lainnya yang mengandung cainan.
ia menilai, selama makan dengan kandungan gizi yang seimbang, jamaah
tidak perlu mengonsumsi suplemen atau vitamin. Untuk itu, jamaah
disarankan menjaga kandungan gizi melalui proses pengolahan makanan.
Misalnya, jangan mencuci makanan yang telah dipotong-potong. Karena
kandungan gizinya dapat ikut terbawa oleh air. Selain makan sayurannya,
kuah sayur juga harus diminum. Karena, banyak kandungan gizinya yang
telah larut ice kuahnya,” kata Tinta.
Ali Khomsan juga menekankan pentingnya istirahat yang cukup. Untuk
orang dewasa, istirahat bisa dilakukan dengan tidur setidaknya enam
hingga tujuh jam. Meski kita beribadaah, tapi tidak boleh melupakan hak
tubuh untuk mendapatkan istirahat yang cukup,” ujarnya. Disebutkan,
tidur yang paling baik dilakukan malam hari. “Jadi, setelah lsya
sempatkan tidur.”
• ed: khoirul azwar
Sumber : umbrah