jangan ucapkan,"selamat natal"

ewako_psm

New member
mengucapkan selamat natal adalah sebuah kebodohan atau kesia-siaan karena tidak ada bukti menunjukkan kalau yesus itu lahir 25 desember
simak artikel di bawah:
Betulkah injil mengajarkan yesus lahir 25 desember?

Kata natal berasal dari bahasa Latin yang berarti upacara yang dilakukan oleh orang Kristen untuk memperingati hari kelahiran Isa al Masih—yang mereka sebut sebagai Tuhan Yesus.
Meskipun dalam kenyataannya, perayaan tersebut dirayakan dengan sangat meriah, karena selain didengung-dengungkan oleh pemeluk Kristen sendiri, kalangan eksternal Kristen pun termasuk di antaranya umat Islam–turut memeriahkannya, namun secara nilai mengundang pertanyaan besar. Sebab penetapan kelahiran Yesus pada tanggal 25 Desember, sama sekali tidak didukung oleh data yang otentik. Injil sendiri sebagai kitab suci pemeluk agama Kristen sama sekali tidak bisa membuktikannya.
Peringatan Natal baru tercetus antara tahun 325—354 oleh Paus Liberius, yang ditetapkan tanggal 25 Desember, yang sekaligus menjadi momentum penyembahan Dewa Matahari.

Kelahiran Yesus Menurut Injil
Menurut Injil Lukas 2: 1-8, Yesus lahir pada masa kekuasaan Kaisar Agustus yang saat itu sedang melaksanakan sensus penduduk (7M = 579 Romawi). Yusuf tunangan Maria ibu Yesus berasal dari Bethlehem, maka mereka bertiga ke sana, dan lahirlah Yesus Bethlehem, anak sulung Maria. Maria membungkusnya dengan kain lampin dan membaringkannya dalam palungan (tempat makanan sapi, domba yang terbuat dari kayu). Peristiwa itu terjadi pada malam hari di mana gembala sedang menjaga kawanan ternak mereka di padang rumput.

Adapun menurut Injil Matius 2: 1, 10, 1, Yesus lahir dalam masa pemerintahan Raja Herodus yang disebut Herodus Agung yang memerintah tahun 37 SM—4 M (749 Romawi), ditandai dengan bintang-bintang yang terlihat oleh orang-orang Majusi dari Timur.

Cukup jelas pertentangan antara kedua Injil tersebut dalam menjelaskan kelahiran Yesus. Namun begitu, keduanya menolak kelahiran Yesus tanggal 25 Desember.

Penggambaran kelahiran yang ditandai dengan bintang-bintang di langit dan gembala yang sedang menjaga kawanan domba yang dilepas bebas di padang rumput beratapkan langit dengan bintang-bintangnya yang gemerlapan, menunjukkan kondisi musim panas sehingga gembala berdiam di padang rumput dengan domba-domba mereka pada malam hari untuk menghindari sengatan matahari. Sangat tidak mungkin ini terjadi pada bulan Desember, sebab jelas 25 Desember adalah musim dingin. Sedangkan suhu udara di kawasan Palestina pada bulan Desember itu sangat rendah sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil.

Kelahiran Nabi Isa Alaihissalam/Yesus Menurut Al Qur'an
Menurut Al Qur'an surah Maryam: 23-25, Nabi Isa dilahirkan pada musim panas, di saat pohon-pohon kurma berbuah dengan lebatnya.
Untuk itu perlu kita cermati pendapat sarjana Kristen DR. Arthus S. Peak, dalam Commentary on the Bible, "Yesus lahir dalam bulan Elul (nama bulan Yahudi), bersamaan dengan bulan Agustus-Sepember."
Sementara itu, Uskup Barns dalam Rise of Christianity berpendapat sebagai berikut, "Kepercayaan bahwa 25 Desember adalah hari lahir Yesus yang pasti, tidak ada buktinya. Kalau kita percaya cerita Lukas tentang hari lahir itu, di mana gembala-gembala waktu malam menjaga di padang dekat Bethlehem, maka hari lahir Yesus tentu tidak di musim dingin di saat suhu di negeri pegunungan Yudea amat rendah sekali, sehingga salju merupakan hal yang tidak mustahil. Setelah terjadi banyak perbantahan, tampaknya hari lahir tersebut diterima penetapannya kira-kira tahun 300 Masehi."

Tahun Berapa Yesus Lahir?
Umat Kristen beranggapan bahwa Yesus dilahirkan pada tahun I M, karena penanggalan Masehi yang dirancang oleh Dionysius justru dibuat dan disesuaikan dengan tahun kelahiran Yesus. Namun Injil Lukas 2: 1 menyatakan bahwa Yesus lahir dalam masa pemerintahan Kaisar Agustus, jadi antara tahun 27 SM—14 M. Sedangkan Matius 2: 1 menyatakan bahwa Yesus lahir dalam masa pemerintahan Raja Herodes Agung, tahun 37 SM—4 M.

Ternyata antara pemahaman yang beredar di kalangan umat Kristen tentang kelahiran Yesus dengan berita yang disampaikan oleh Injil Lukas maupun Matius, tidaklah menunjukkan suatu kepastian sehingga ilmuwan-ilmuwan mereka pun berbeda pendapat dalam menetapkan tahun kelahiran Yesus. Antara lain disebutkan oleh Rev. Dr. Charles Franciss Petter, M.A., B.D., S.T.M. yang berjudul The Lost Years of Jesus Revealed, hal. 119, "Pada abad ke-19 setelah terbukti dan akhirnya diakui bahwa Herodes telah mati 4 tahun sebelum Masehi dan setelah ditetapkan, bahwa menurut cerita Matius (2: 16) Raja Herodes memerintahkan pembunuhan anak-anak umur di bawah 2 tahun untuk membinasakan Yesus yang masih bayi yang katanya bakal jadi raja orang-orang Yahudi, maka jelaslah tanggal lahir Yesus harus digeser ke belakang, paling sedikit 4 tahun sebelum Masehi. Masa kini, para sarjana lebih condong menggeserkan tanggal lahir Yesus 5 sampai 6 tahun ke belakang tahun Masehi. Kesulitan menentukan tanggal kelahiran Yesus, kehidupannya, dan kematiannya, terpaksa dimunculkan kembali karena adanya keterangan-keterangan yang banyak terdapat dalam gulungan-gulungan Essene (yang terdapat di gua Qamran). Bahkan soal-soal yang berhubungan dengan ketuhanannya juga harus dimunculkan kembali."

Asal-usul Perayaan Natal 25 Desember
Perintah untuk merayakan peringatan Natal tidak ada dalam Injil, dan Yesus tidak pernah memberikan contoh atau pun memerintahkan pada muridnya untuk menyelenggarakan peringatan kelahirannya.

Perayaan Natal baru masuk dalam ajaran Kristen Katolik pada abad ke-4 M. Dan peringatan ini pun berasal dari upacara adat masyarakat penyembah berhala. Di mana kita ketahui bahwa abad ke-1 sampai abad ke-4 M, dunia masih dikuasai oleh imperium Romawi yang paganis politheisme.

Ketika Konstantin dan rakyat Romawi menjadi penganut agama Katolik, mereka tidak mampu meninggalkan adat/budaya pagannya, apalagi terhadap pesta rakyat untuk memperingati hari Sunday (sun = matahari; day = hari), yaitu hari kelahiran Dewa Matahari, tanggal 25 Desember.

lanjut...
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

lanjutan...
Maka supaya agama Katolik bisa diterima dalam kehidupan masyarakat Romawi, diadakanlah sinkretisme (perpaduan agama-budaya/penyembahan berhala), dengan cara menyatukan perayaan kelahiran Sun of God (Dewa Matahari) dengan kelahiran Son of God (Anak Tuhan = Yesus).

Maka pada konsili tahun 325, konstanin memutuskan dan menetapkan tanggal 25 Desember sebagai hari kelahiran Yesus. Juga diputuskan: Pertama; Hari Minggu (Sunday = hari matahari) dijadikan pengganti hari Sabat yang menurut hitungan jatuh pada hari Sabtu. Kedua; Lambang Dewa Matahari, yaitu sinar yang bersilang, dijadikan lambang Kristen. Ketiga; Membuat patung-patung Yesus untuk menggantikan patung Dewa Matahari.

Sesudah Kaisar Konstantin memeluk agama Katolik pada abad ke-4 M, maka rakyat pun beramai-ramai ikut memeluk agama Katolik. Inilah prestasi gemilang hasil proses sinkretisme Kristen oleh Kaisar Konstantin dengan agama paganisme politheisme nenek moyang.

Demikian asal-usul Christmas atau Natal yang dilestarikan oleh orang-orang Kristen di seluruh dunia sampai sekarang.

Darimana kepercayaan paganis poplitheisme mendapat ajaran tentang Dewa Matahari yang diperingati tanggal 25 Desember?

Mari kita telusuri melalui Injil maupun sejarah kepercayaan paganis yang dianut oleh bangsa Babilonia kuno di dalam kekuasaan Raja Nimrod (Namrud).

H.W. Armstrong dalam bukunya The Plain Truth about Christmas, Worldwide Church of God, California USA, 1994, menjelaskan, “Nimrod cucu Ham, anak Nabi Nuh adalah pendiri sistem kehidupan masyarakat Babilonia kuno. Nama Nimrod dalam bahasa Hebrew (Ibrani) berasal dari kata “marad” yang artinya: “Dia membangkang atau murtad, antara lain disebabkan oleh keberaniannya mengawini ibu kandungnya sendiri bernama “Semiramis”.

Namun usia Nimrod tidak sepanjang usia ibu sekaligus istrinya. Maka setelah Nimrod meninggal, Semiramis menyebarkan ajaran, bahwa roh Nimrod tetap hidup selamanya walaupun jasadnya telah mati. Maka dibuatlah olehnya perumpamaan pohon “Evergreen” yang tumbuh dari sebatang kayu mati.

Maka untuk memperingati kelahirannya, dinyatakanlah bahwa Nimrod selalu hadir di Evergreen dan meninggalkan bingkisan yang digantungkan di ranting-ranting pohon itu. Sedangkan kelahiran Nimrod dinyatakan tanggal 25 Desember. Inilah asal-usul pohon Natal.

Lebih lanjut, Semiramis dianggap sebagai “Ratu Langit” oleh rakyat Babilonia, kemudian Nimrod dipuja sebagai “Anak Suci dari Surga”.

Putaran jaman menyatakan bahwa penyembah berhala versi Babilonia ini berubah menjadi “Mesia palsu” berupa dewa “Ba-al” anak Dewa Matahari dengan obyek penyembahan “Ibu dan Anak” (Semiramis dan Nimrod ) yang lahir kembali.

Banyak dewa-dewa yang dimitoskan lahir pada tanggal 25 Desember, dilahirkan oleh gadis perawan (tanpa bapak), mengalami kematian (salib), dan dipercaya sebagai Juru Selamat (Penebus Dosa).
Konsep bahwa Tuhan dilahirkan seorang perawan pada tanggal 25 Desember, disalib/dibunuh kemudian dibangkitkan, sudah ada sejak zaman purba.

Konsep/dogma agama bahwa Yesus adalah anak Tuhan dan bahwa Tuhan mempunyai tiga pribadi, dengan sangat mudahnya diterima oleh kalangan masyarakat Romawi, karena mereka telah memiliki konsep itu sebelumnya. Mereka tinggal mengubah nama-nama dewa menjadi Yesus. Maka dengan jujur Paulus mengakui, bahwa dogma-dogma tersebut adalah kebohongan yang sengaja dibuatnya. Kata paulus kepada jemaat di Roma, “Tetapi jika kebesaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaannya,mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7).

Menata Sikap
Dengan menyadari segala kekeliruan dogma seperti yang telah dipaparkan di atas, maka keyakinan bahwa 25 Desember adalah hari lahir Tuhan Yesus, yang telah terbukti batal, tidak sah dijadikan propaganda toleransi. Artinya, toleransi menjadi salah, jika masuk pada wilayah membenarkan keyakinan agama lain. Maka aplikasi dari sikap ini adalah bahwa umat Islam sama sekali tidak berhak ikut, bahkan menyambut atau berpartisipasi terhadap perayaan Natal yang dibesar-besarkan gaungnya setiap Desember. (Al Fikrah)
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

Kontroversi Natal: Kebohongan Sinterklas, Sosok Pemalas

MELBOURNE (voa-islam.com) – Natal alias Christmas yang dirayakan umat Kristen seluruh dunia, hampir tak bisa dipisahkan dari sosok Sinterklas (Santa Claus). Tokoh ini selalu dinanti oleh anak-anak setiap perayaan Natal di akhir tahun. Namun, di balik penampilannya yang tambun, bermuka merah dan riang gembira, sosok khas Sinterklas itu justru bisa memberi pendidikan buruk bagi anak-anak.

Demikian menurut hasil penelitian seorang akademisi Australia, Dr. Nathan Grills dari Universitas Melbourne. Diterbitkan dalam British Medical Journal, Gills menyatakan bahwa karakter unik Sinterklas kini bisa dipandang sebagai tokoh yang mempromosikan gaya hidup yang tidak sehat.

...Sinterklas dianggap tokoh yang terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk anak-anak...

Menurut Grills, dengan tubuhnya yang selalu digambarkan tambun, Sinterklas dianggap tokoh yang terlalu banyak makan, minum, dan kurang berolahraga. Sifat-sifat malas ini tidak bagus untuk anak-anak, yang selalu senang dengan Sinterklas karena selalu memberi hadiah natal - walau itu berasal dari orang tua mereka.

Seperti dikutip laman stasiun televisi ABC News, dengan penampilan saat ini, Grills meyakini bahwa Sinterklas kemungkinan telah menjadi figur yang paling populer dan kini sering dimanfaatkan menjadi alat pemasaran berbagai produk, termasuk makanan cepat saji hingga minuman keras.

...Sinterklas yang telah menjadi figur paling populer, kini sering dimanfaatkan menjadi alat pemasaran berbagai produk minuman keras...

Di masa lalu, menurut Grills, Sinterklas bahkan digunakan untuk mengiklankan produk-produk rokok. Penampilan itu bisa menjadi masalah bagi kesehatan masyarakat. Selalu digambarkan tokoh yang suka makan kue dan minum susu - bahkan bir - maka sulit untuk membantah pandangan bahwa Sinterklas memiliki perut yang tambun.

Mengajarkan kebohongan kepada anak-anak dengan Dongeng Sinterklas

Untuk melacak asal-usul Sinterklas (Santa Claus), kita bisa membaca penelitian ilmuwan Kristen terkemuka di dunia. Setelah melakukan penelitian yang mendalam dari berbagai literatur dunia, Herbert W Armstrong (1892-1986), Pastur Worldwide Church of God dan pendiri Ambassador College membongkar kebohongan tentang Natal dalam buku The Plain Truth About Christmas. Tulisan tentang Sinterklas ditulis secara khusus dalam sub bab “Yes, And Even Santa Clause.” Berikut kutipan yang diterjemahkan oleh Masyhud SM dalam buku Misteri Natal terbitan Pustaka Dai Surabaya:

Santa Claus bukan ajaran yang berasal dari paganisme, tetapi juga bukan ajaran Kristen. Sinterklas ini adalah ciptaan (baca: kebohongan) seorang pastur yang bernama “Santo Nicolas” yang hidup pada abad ke empat Masehi. Hal ini dijelaskan oleh Encyclopedia Britannica, volume 19 halaman 648-649, edisi kesebelas, yang berbunyi sebagai berikut:

“St. Nicholas, bishop of Myra, a saint honored by the Greeks and Latins on the 6th of December... A legend of his surreptitious bestowal of dowries on the three daughters of an impoverished citizen...is said to have originated the old custom of giving presents in secret on the Eve of St. Nicholas [Dec. 6], subsequently transferred to Christmas day. Hence the association of Christmas with Santa Claus...”

(St. Nicholas, adalah seorang pastur di Myra yang amat diagung-agungkan oleh orang-orang Yunani dan Latin setiap tanggal 6 Desember… Legenda ini berawal dari kebiasaannya yang suka memberikan hadiah secara sembunyi-sembunyi kepada tiga anak wanita miskin… untuk melestarikan kebiasaan lama dengan memberikan hadiah secara tersembunyi itu digabungkan ke dalam malam Natal. Akhirnya tarkaitlah antara hari Natal dan Santa Claus…).

...Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak dengan cerita Sinterklas...

Sungguh merupakan kejanggalan! Orang tua menghukum anaknya yang berkata bohong. Tetapi di saat menjelang Natal, mereka membohongi anak-anak dengan cerita Sinterklas yang memberikan hadiah di saat mereka tidur. Bukankah ini suatu keanehan, ketika anak-anak menginjak dewasa dan mengenal kebenaran, pasti akan beranggapan bahwa Tuhan hanyalah mitos atau dongeng belaka?

Dengan cara ini tidak sedikit orang yang merasa tertipu, dan mereka pun mengatakan:

“Ya, saya akan membongkar pula tentang mitos Yesus Kristus!”

Inikah ajaran Kristen yang mengajarkan mitos dan kebohongan kepada anak-anak? Padahal Tuhan sudah mengatakan: “Janganlah menjadi saksi palsu. Dan ada cara yang menurut manusia betul, tetapi sebenarnya itu adalah ke jalan kematian dan kesesatan.”

Oleh karena itu, upacara “Si Santa Tua” itu juga merupakan Setan. Di dalam kitab suci telah dijelaskan dalam kitab 2 Korintus 11:14.

...Perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala warisan Babilonia ribuan tahun yang lampau...

Dalam penutup tulisannya tentang Sinterklas, Herbert W Armstrong menyimpulkan bahwa perayaan Natal adalah tradisi penyembah berhala warisan Babilonia ribuan tahun yang lalu:

“And so when we examine the facts, we are astonished to learn that the practices of observing Christmas is not, after all, a true Christian practice, but a pagan custom - one of the ways of Babylon our people have fallen into.”

Dari bukti-bukti nyata yang telah kita ungkap tadi dapatlah diambil kesimpulan, bahwa perayaan Natal atau Christmas itu bukanlah ajaran Kristen yang sebenarnya, melainkan kebiasaan para penyembah berhala (Paganis). Ia warisan dari kepercayaan kuno Babilonia ribuan tahun yang lampau. [taz/viva]
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

Ahhh...sudah tahu koq....
udah banyak yang nulis tuh,jalan-jalan lagi aja...

Natal?
ada masalah dengan itu?

Mau ucapin atau kagak....orang Kristiani juga kagak mikirin gue rasa....
ente aja yang sewot.
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

wah, maksud op itu gini bang my faith. ke khawatiran saja.

liat dah penjelasan panjang lebarnya. coba bayangkan keadaan jaman itu, bayangkan juga yang terjadi bagaimana bisa dipilih tanggal dan rakyat yang berbondong2 mengikuti. kalau kita telisik lebih jauh ke awal, semua hal bermula ketika kita berkata, "hi". semua berawal ketika memberi selamat dan semangat yang sama. . .

nah untuk itu, alangkah baiknya kita kembali ke pegangan kita; hadits dan al quran. di hadits (gw lupa, udah lama): ketika datang ke kita orang dari luar agama islam meminta perlindungan, kita wajib melindungi.

di alquran : agamamu, agamamu. agamaku, agamaku.

kita toleransi, tapi bukan ikut2an . . . ada banyak cara toleransi, tapi hal kecil yang satu ini, bukan cara toleransi.
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

@atas
yg sewot itu kamu...napa kamu masuk kesini...
ada urusan apa dg umat kristiani...dlm islam itu dilarang perbuatan sia-sia oleh ucapan sekalipun...selain bahwa ucapan itu merusan iman islam seorang muslim...tdk mengucap itu lebih kepada hak untuk menjaga diri dari rusaknya iman...gak ada urusan dg umat kristiani...

posting ini cuma ngingatin aja bahwa tdk perlu merasa bersalah kalau tdk ngucapin slamat natal selain bahwa itu bisa merusak iman juga bahwa tdk ada data fakta kuat menunjukkan bahwa yesus lahir 25 desember...semua itu hal mengada-ada...seremoni yg dikembangkan oleh kapitalis mengeruk untung...tradisi yg sama sekali tdk diajarkan oleh yesus sekalipun
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

tuh kan, intinya cuma ke khawatiran dapat merusak iman. sama seperti nasehat bokap gw waktu kecil . . .

bang my faith sendiri bilang kalau umat kristiani aja gag nanggapi, lantas apa gunanya? bukan maksud memecah belah atau gerakan permusuhan, tapi hal sepele seprrti mengucapkan selamat ini bisa membuatmu percaya. dan gag hanya natal, tapi ucapan2 lainnya juga . . . kita tetap bisa melindungi mereka, membiarkan manusia memilih jalannya, tapi kita tak bisa yang namanya ikut2an seperti orang lain itu :)

hope helping . . .
 
Last edited:
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

wah, maksud op itu gini bang my faith. ke khawatiran saja.

liat dah penjelasan panjang lebarnya. coba bayangkan keadaan jaman itu, bayangkan juga yang terjadi bagaimana bisa dipilih tanggal dan rakyat yang berbondong2 mengikuti. kalau kita telisik lebih jauh ke awal, semua hal bermula ketika kita berkata, "hi". semua berawal ketika memberi selamat dan semangat yang sama. . .

nah untuk itu, alangkah baiknya kita kembali ke pegangan kita; hadits dan al quran. di hadits (gw lupa, udah lama): ketika datang ke kita orang dari luar agama islam meminta perlindungan, kita wajib melindungi.

di alquran : agamamu, agamamu. agamaku, agamaku.

kita toleransi, tapi bukan ikut2an . . . ada banyak cara toleransi, tapi hal kecil yang satu ini, bukan cara toleransi.
beda lho toleransi yg diinginkan mereka terhadap islam...dari survey yg pernah diadakan toleransi yg mereka inginkan tuh...pada saat natal kita tuh ikutan bakar lilin...padahal untuk ucapan natal saja sebagian ulama mengharamkan...bagaimana mo bakar lilin..bisa-bisa iman kita jadi menguap.
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

naahh itu diaaa! saia sepenuhnya setuju ama abang kok. . .maksud saia itu, kebanyakan dari manusia jaman sekarang gini. memberikan selamat = ikut bahagia sama mereka = toleransi terhadap agama lain. manusia jaman sekarang juga berpikir, kita gag ikut menghiasi rumah kita dan merayakannya, jadi gak apa kita hanya sekedar mengucapkan selamat. awalnya seperti itu, namun lama2 makin terkikis hingga akhirnya: kita sama2 merayakannyua hari ini, waaahh ini kebetulan sekali! alangkah baiknya kita merayakan bersama. yang penting kita mempercayai hal yang berbeda. . .

imajinasi saia, itu yang bakal terjadi dan itu yang terjadi dan juga cara terhadap orang2 yang sebelumnya menyembah "sun of god".
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

iya... haha.... hummm...
berhubung kayaknya bisa menimbulkan ketersinggungan umat lain, ditutup aja ya...
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

loh >.<
padahal ini masalah kecil yang tidak akan menimbulkan permusuhan juga kalau dilaksanakan. apakah ada ceritanya kita bermusuhan karena tidak mengucapkan selamat seperti itu?

abis kalau buat gw juga (yang mendukung tindakan seperti ini), itu bukan hal yang kejaam. hanya sebuah prinsip kecil yang tidak mengganggu indahnya kebersamaan dengan tinggal di indonesia. . .
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

mengucapkan selamat natal adalah sebuah kebodohan atau kesia-siaan karena tidak ada bukti menunjukkan kalau yesus itu lahir 25 desember
simak artikel di bawah:

berhentilah mengutip kitab orang lain
kajilah kitabmu sendiri karena room agama bukan untuk kita permasalahkan kitab org lain tapi bagaimana kita saling berbagi tanpa harus merasa kita lebih pintar dari pemeluk agama itu sendiri
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

gw rasa sebagian banyak yang di kutip OP adalah sejarah . . .
 
Bls: jangan ucapkan,"selamat natal"

tuh kan lelaki jadi ribut lagi... hihiihi...
masalahnya walaupun ditulis di forum Islam, tetapi kalau sudah membicarakan kitab pemeluk agama lain bisa jadi ribut... hihi..
kalau pembahasannya dari AL Quran dan As sunnah, aku rasa sih ga masalah...

hmmm... maaf karena ini termasuk tanggung jawab aku, maka thread ini aku tutup...
dan nanti akan aku bicarakan dulu sama mod Islam yang lainnya yah...
mohon maaf dan terimakasih semua..
 
Back
Top