aduhOwning
New member
Menguji Tabib
Warga baru di kampung Ucup membuka praktik pengobatan di rumahnya. Nami, sohib Ucup, merasa tersaingi dan berusaha menemukan kelemahan tabib itu. Dia pun ingin menguki kemampuan si tabib.
"Mas Tabib, saya mati rasa. Saya tidak bisa menikmati rasa manis maupun yang lainnya" kata Nami di tempat praktik si tabib.
Si tabib mengeluarkan botol bergambar tengkorak dan menyuruh Nami meminum isinya. "Huah! Pahit banget! Ini obat apa racun?" kata Nami. "Berarti Anda sudah sembuh" kata si tabib.
Dua minggu kemudian, Nami kembali mendatangi si tabib. "Mas Tabib, sata punya penyakit gampang lupa. Mas Tabib bisa menyembuhkan nggak?" tanyanya. Si tabib mengeluarkan botol bergambar tengkorak. "Nggak mau, obat itu kan pahit banget!" teriak Nami. "Berarti Anda tidak lupa kan?" kata si tabib.
SEMOGA TIDAK REPOST...
TIAP HARI AKAN ADA YG BARU!!!!
Warga baru di kampung Ucup membuka praktik pengobatan di rumahnya. Nami, sohib Ucup, merasa tersaingi dan berusaha menemukan kelemahan tabib itu. Dia pun ingin menguki kemampuan si tabib.
"Mas Tabib, saya mati rasa. Saya tidak bisa menikmati rasa manis maupun yang lainnya" kata Nami di tempat praktik si tabib.
Si tabib mengeluarkan botol bergambar tengkorak dan menyuruh Nami meminum isinya. "Huah! Pahit banget! Ini obat apa racun?" kata Nami. "Berarti Anda sudah sembuh" kata si tabib.
Dua minggu kemudian, Nami kembali mendatangi si tabib. "Mas Tabib, sata punya penyakit gampang lupa. Mas Tabib bisa menyembuhkan nggak?" tanyanya. Si tabib mengeluarkan botol bergambar tengkorak. "Nggak mau, obat itu kan pahit banget!" teriak Nami. "Berarti Anda tidak lupa kan?" kata si tabib.
SEMOGA TIDAK REPOST...
TIAP HARI AKAN ADA YG BARU!!!!