Adamsuhada
New member
Gara-gara kerusuhan fansnya saat bertanding melawan AS Nancy-Lorraine (Prancis) di babak penyisihan Grup E UEFA Cup, 30 November 2006 lalu, Feyenoord mendapat sanksi berat dari UEFA: dikeluarkan dari ajang kompetisi tersebut dan mendapat denda 100 ribu Franc Swiss atau sekitar Rp 725 juta.
Yang jadi masalah, Feyenoord sudah lolos ke 32 besar dan sesuai skedul akan bertanding melawan Tottenham Hotspur pada leg pertama di Rotterdam, 15 Februari mendatang. Alhasil, Spurs jadi ?kebingungan?. Rencananya tindak lanjut terkait diskualifikasi Feyenoord itu akan diputuskan UEFA, badan tertinggi sepakbola Eropa, pada hari Selasa, 23 Januari 2007.
Spurs tentunya akan gembira bukan kepalang jika timnya mendapat ?bonus? lolos langsung ke babak 16 besar. Namun, dilihat dari sisi finansial, meskipun tentunya akan mendapat kompensasi dari UEFA, Spurs jelas merugi: kehilangan pendapatan dari tiket masuk stadion dan hak siar televisi. Alternatif lain, UEFA bisa saja menunjuk Wisla Krakow, klub Polandia, yang menduduki posisi keempat di Grup E untuk menggantikan posisi Feyenoord.
?Chairman klub (Daniel Levy) mengatakan jika kami ingin bermain di Eropa, maka seyogyanya kami harus bermain,? kata manajer Spurs, Martin Jol seperti yang dikutip harian Mirror. Manajer asal Belanda itu menyetujui pendapat atasannya itu. ?Pendapatnya memang betul. Partai yang besar jika kami bertanding melawan Feyenoord. Karena itu (diskualifikasi), kami berharap mendapat sejumlah kompensasi. Tapi, saya yakin orang akan berpikiran lain,? imbuh Jol.
Jika UEFA menentukan tim lain untuk menggantikan posisi Feyenoord, Jol sama sekali tidak keberatan. ?Jika mereka (UEFA) berpikir jika kami ingin main, maka bertandinglah melawan Wisla Krakow, itu bukan masalah bagi kami. Sebab, jika kami dituntut untuk bermain, maka kami pun siap untuk turun ke lapangan,? tegas Jol.
Akan tetapi, Jol mengakui solusi terbaik bagi timnya adalah dengan UEFA memberikan status bye. Dengan begitu, Jol bisa mengistirahatkan para pemainnya yang terbukti ?sudah kelelahan: mengikuti tiga kompetisi berbeda. Apalagi Spurs punya target kembali bercokol di papan atas premiership.
Musim lalu, gara-gara ?virus? yang melanda para pemainnya dalam pertandingan terakhir, Spurs gagal menempati posisi empat besar sekaligus tiket ke Liga Champions. Performa gemilang tim yang bermarkas di White Hart Lane itu didukung dengan sedikitnya jumlah pertandingan yang harus dilakoni sepanjang musim lalu, yaitu hanya mencapai 40 partai.
Nah, sampai sejauh ini, di bulan Januari, Jol dan pasukannya telah bertanding dalam 35 pertandingan di semua kompetisi. Walhasil, Jermain Defoe dkk ngos-ngosan. ?Jujur saja, saya ingin kami diberi bye,? kata Jol. Alasannya, ?Sejauh ini kami telah begitu banyak bertanding. Jadi dengan diberi ?cuti? akan membuat waktu istirahat kami bertambah,? tandas Jol.
Esok hari, Rabu, 24 Januari 2007, Spurs akan bertanding di partai pertama semifinal Carling Cup melawan Arsenal di White Hart Lane Stadium. Jol kehilangan gelandang Teemu Tainio yang mengalami cedera engkel saat bermain imbang 1-1 lawan Fulham. Tampaknya, Didier Zokora kembali menjadi starter dan akan menghadapi rekannya di Timnas Pantai Gading, Kolo Toure dan Emmanuel Eboue.
Yang jadi masalah, Feyenoord sudah lolos ke 32 besar dan sesuai skedul akan bertanding melawan Tottenham Hotspur pada leg pertama di Rotterdam, 15 Februari mendatang. Alhasil, Spurs jadi ?kebingungan?. Rencananya tindak lanjut terkait diskualifikasi Feyenoord itu akan diputuskan UEFA, badan tertinggi sepakbola Eropa, pada hari Selasa, 23 Januari 2007.
Spurs tentunya akan gembira bukan kepalang jika timnya mendapat ?bonus? lolos langsung ke babak 16 besar. Namun, dilihat dari sisi finansial, meskipun tentunya akan mendapat kompensasi dari UEFA, Spurs jelas merugi: kehilangan pendapatan dari tiket masuk stadion dan hak siar televisi. Alternatif lain, UEFA bisa saja menunjuk Wisla Krakow, klub Polandia, yang menduduki posisi keempat di Grup E untuk menggantikan posisi Feyenoord.
?Chairman klub (Daniel Levy) mengatakan jika kami ingin bermain di Eropa, maka seyogyanya kami harus bermain,? kata manajer Spurs, Martin Jol seperti yang dikutip harian Mirror. Manajer asal Belanda itu menyetujui pendapat atasannya itu. ?Pendapatnya memang betul. Partai yang besar jika kami bertanding melawan Feyenoord. Karena itu (diskualifikasi), kami berharap mendapat sejumlah kompensasi. Tapi, saya yakin orang akan berpikiran lain,? imbuh Jol.
Jika UEFA menentukan tim lain untuk menggantikan posisi Feyenoord, Jol sama sekali tidak keberatan. ?Jika mereka (UEFA) berpikir jika kami ingin main, maka bertandinglah melawan Wisla Krakow, itu bukan masalah bagi kami. Sebab, jika kami dituntut untuk bermain, maka kami pun siap untuk turun ke lapangan,? tegas Jol.
Akan tetapi, Jol mengakui solusi terbaik bagi timnya adalah dengan UEFA memberikan status bye. Dengan begitu, Jol bisa mengistirahatkan para pemainnya yang terbukti ?sudah kelelahan: mengikuti tiga kompetisi berbeda. Apalagi Spurs punya target kembali bercokol di papan atas premiership.
Musim lalu, gara-gara ?virus? yang melanda para pemainnya dalam pertandingan terakhir, Spurs gagal menempati posisi empat besar sekaligus tiket ke Liga Champions. Performa gemilang tim yang bermarkas di White Hart Lane itu didukung dengan sedikitnya jumlah pertandingan yang harus dilakoni sepanjang musim lalu, yaitu hanya mencapai 40 partai.
Nah, sampai sejauh ini, di bulan Januari, Jol dan pasukannya telah bertanding dalam 35 pertandingan di semua kompetisi. Walhasil, Jermain Defoe dkk ngos-ngosan. ?Jujur saja, saya ingin kami diberi bye,? kata Jol. Alasannya, ?Sejauh ini kami telah begitu banyak bertanding. Jadi dengan diberi ?cuti? akan membuat waktu istirahat kami bertambah,? tandas Jol.
Esok hari, Rabu, 24 Januari 2007, Spurs akan bertanding di partai pertama semifinal Carling Cup melawan Arsenal di White Hart Lane Stadium. Jol kehilangan gelandang Teemu Tainio yang mengalami cedera engkel saat bermain imbang 1-1 lawan Fulham. Tampaknya, Didier Zokora kembali menjadi starter dan akan menghadapi rekannya di Timnas Pantai Gading, Kolo Toure dan Emmanuel Eboue.