Anjal_Tangsel
Masyarakat Baru
Kami Adalah anak-anak bangsa, yang juga ingin menghirup udara kebebasan negeri tercinta ini. Keadaan, yang memaksa kami hidup di jalanan. Makan dari mengamen dan menulis surat kepada para dermawan. Kami tidur beralas busa atau sekedar koran bekas, beratap jembatan layang atau naungan alakadarnya asal tidak kena hujan. Kadang langit berkabut polusi menjadi atap, diterangi lampu jalanan dan dihiasi kelap-kelip lampu pesawat terbang yang melintas.
Oh, indahnya hidup ini. Tapi masih ada ketakutan dalam diri kami ketika sosok Polisi PP yang garang menggiring kami ke kendaraan angkut. Kami ingin merdeka, tapi kami juga tidak mau ditelantarkan begini. Kami juga ingin hidup sejahtera. Tapi mimpi itu terlalu muluk-muluk, makanya kami saat ini baru sebatas mensyukuri nasib disamping berusaha kerja untuk mengganjal perut kami.
Saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya buat Abah yang mau menjadi koordinator bagi kami, yang mau menyuarakan aspirasi kami ditengah masyarakat ii.
Oh, indahnya hidup ini. Tapi masih ada ketakutan dalam diri kami ketika sosok Polisi PP yang garang menggiring kami ke kendaraan angkut. Kami ingin merdeka, tapi kami juga tidak mau ditelantarkan begini. Kami juga ingin hidup sejahtera. Tapi mimpi itu terlalu muluk-muluk, makanya kami saat ini baru sebatas mensyukuri nasib disamping berusaha kerja untuk mengganjal perut kami.
Saya mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya buat Abah yang mau menjadi koordinator bagi kami, yang mau menyuarakan aspirasi kami ditengah masyarakat ii.