Kebisuan Pagi

Megha

New member
* Pengalaman Seseorang

Kubenahi seluruh pakaian yang berserakan di lantai dingin, kukenakan kembali, tanpa terburu – buru tapi pasti. Segenggam uang tlah berada di tanganku. Kurapikan helai-helai rambutku yang kusut masai . Mataku terlihat lelah, jenuh, dan muak dengan apa yang telah terjadi.

Aku menatap laki-laki yang masih tergolek di ranjang bisu

Wajah pucat, tubuh linu memberontak,tapi tidak aku hiraukan, aku harus pulang. Aku tidak ingin lebih lama lagi disini.

Kupandangi sekali lagi, laki-laki yang telah memberikan penyambung hidupnya kepadaku, masih tertidur. Lelap, sangat lelap. Senyum di tidurnya menyatakan kepuasaan atas hasratnya.

Klek….
Kusibakan pintu menuju terang, walau hanya sedikit. Kusongsong sinar matahari yang redup dalam hidupku walau kemarau panjang.
Kutelusuri koridor, diantara ruang-ruang yang tersekat, erangan-erangan yang penuh ekstasi menghiasi pagi yang dingin.

Kurapatkan jaketku, mengusir rasa dingin yang menyergapku. Kulangkahkan kakiku terus, satu satu kuayun langkahku, sebatang rokok terselip, diantara jari jari yang lemah, kehangatan sedikit mengusir kebekuan.

Aku terus mengayunkan langkahku hingga sebuah mobil memaksaku untuk membagikan sebagian rezeki yang kudapat demi anak-anak yang menunggunya di rumah.

Seorang lelaki yang tampan, begitu penilaianku kepada laki-laki yang akan membawaku kembali kerumah, kembali kedalam kehidupanku yang nyata. Kuberikan sedikit lebih untuk apa yang seharusnya aku bayar, senyum tulus menghiasi sudut bibir kelunya, ada bening air mata keharuan di balik senyumnya, aku hanya tersenyum, tanpa mampu berkata-kata.

Gedung berpagar tembok, dengan cat putih tampak sangat asri,, aku memasuki halaman yang tak begitu luas, kudapati bunga yang selalu menyambutku tanpa pernah bertanya dari mana, kemana, dia hanya memberikan wanginya tanpa pamrih. Kumasuki ruang yang hampa, semua bisu menyambut dingin, Ruang kamar tujuan akhirku telah menantiku, disinilah aku bisa melakukan apapun tanpa takut di protes. Dan kini yang aku inginkan melepaskan segala penatku, membaringkan tubuhku di antara kebisuan dinding kamar.

Tapi kenapa mata ini tak mampu terpejam, angganku melayang menyusuri lorong waktu yang tak akan kembali. Aku muak dengan apa yang terjadi dalam kehidupanku, berganti dari satu tangan ketangan yang lain, berpura-pura menjadi topeng yang aku lakonkan dalam menjalani hidupku, merayu, bermanja menu utama dalam keseharianku. Aku ingin mendapatkan cinta yang tulus tanpa pernah ada transaksi.

Bening kristal-kristal kepedihan dalam diri menghantarkan aku dalam tidur lelapku, aku tidak ingin menjadi seperti ini, aku tidak ingin menjadi seperti ini, dalam perih kudendangkan lirih…….
 
saya suka sama cerita ini, sebuah karya sastra bukan hanya melulu disuguhkan oleh rangkaian kata indah, tapi juga kejujuran penulisnya. Brao megha!
 
Back
Top