Kecelakaan (versi Fabel)

Status
Not open for further replies.

fardepre

New member
Pada suatu hari terjadi sebuah kecelakaan yang menimbulkan si korban terluka parah serta mengalami gegar otak dan amnesia. Si Korban yang tergeletak lemah tak berdaya tersebut terlupa tentang hakekat jati dirinya. Binatang-binatang lainnya pun serta merta mengerubunginya.


Korban : ?Siapa Aku sebenarnya??

Babi : ?Bergabunglah dengan kami, jadilah babi yang rakus maka engkau akan bisa makan apa saja???

Burung Manyar : ?Bergabunglah dengan kami, jadilah burung hering yang sabar maka engkau akan bisa makan bangkai siapa saja???

Kucing : ?Bergabunglah dengan kami, jadilah kucing manja yang malas maka engkau akan bisa tidur kenyang kapan saja???

Anjing : ?Bergabunglah dengan kami, jadilah anjing yang loyal maka engkau akan bisa menjadi lebih pintar daripada yang lainnya ???

Kura-kura : ?Bergabunglah dengan kami, jadilah kura-kura yang lambat maka engkau akan bisa hidup lebih lama daripada yang lainnya??? :)

Bunglon : ?Bergabunglah dengan kami, jadilah bunglon yang munafik maka engkau akan bisa berkamuflase atau menyerupai apa saja yang berada di dekatmu???



Begitulah ceritanya, setiap hewan berusaha membujuk si korban untuk ikut serta dengan golongan mereka, dengan menyebutkan berbagai kelebihan-kelebihan mereka.


Tiba-tiba si korban teringat dan tersadar, ?Maaf, ternyata diriku ini bukanlah termasuk salah satu dari golongan kalian. Aku ini adalah seekor?..?


Belum sempat dia mengungkapkan tentang siapa sebenarnya jati dirinya, binatang itupun akhirnya menghembuskan nafas untuk yang terakhir kalinya. End of the story.


 
Maksudnya.... Secara point garis besarnya adalah....

Setiap karakter hewan yang ada dalam cerita Fabel tersebut merepresentasikan beberapa karakter umum dari watak manusia....

Untuk bisa setidak-tidaknya menangkap isi dari cerita ini, harus dibaca dari sisi yang tersirat dari kandungan, bukan tersurat...

Manusia adalah makhluk yang hidup bersosial, saling berkaitan satu sama lainnya....

Kadangkala, pada suatu kesempatan, entah itu berada pada kondisi yang nyaman ataupun sebaliknya, pilihan atau keputusan yang dibuat biasanya lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal dibanding oleh faktor internal individu itu sendiri....

Seseorang, kadangkala atau bahkan seringkali, adalah merupakan bentuk representasi dari lingkungan dimana dia berada. Entah itu dalam cakupan lingkungan keluarga, pergaulan, tingkat pendidikan, jabatan pekerjaan, lingkungan RT/RW, bangsa/suku, negara, bahkan hingga ke dalam semacam wadah internasional sekalipun; identitas asal dimana dia berada cenderung melekat dan tidak pernah lepas dari sisinya.

Yang berada di lingkungan yang percaya dengan tuyul atau pocong, akan berlaku secara umum demikian. Begitu pula yang percaya dengan vampir atau drakula. Komunitas memiliki bentuk mistiknya masing-masing.

Begitu pula dengan norma kemasyarakatan. Entah itu berupa stigma, dogma maupun doktrin yang berlaku secara umum pada lingkup tertentu.

Misalnya, bagi kelompok yang terbiasa dengan senjata pembunuh, misalnya militer ataupun yang lainnya, akan menganggap bahwa membunuh adalah suatu hal yang biasa bila memang sudah seharusnya dilakukan, entah itu atas dasar perintah atau apapun itu. Namun pada komunitas yang tidak menggunakan senjata pembunuh, maka hal yang demikian itu adalah suatu yang amat tercela. Kira-kira demikian.

Begitu pula bagi masyarakat yang menganut azas "virginitas itu penting", maka mereka pun akan menganggap itu memang penting. Namun tidak sedikit pula yang justru menganggap bahwa itu bukan topik yang perlu untuk dipermasalahkan, apalagi dijadikan bahan diskusi yang panjang.

Begitu pula dengan konsep "kesuksesan", dimana setiap kelompok memiliki pengertiannya masing-masing. Ada yang menganggap bahwa sukses itu adalah jika berhasil membina keluarga yang bahagia dan sejahtera, punya banyak anak, memiliki anak yang sukses pula, ada juga yang menganggap bahwa sukses itu berpendidikan tinggi, kenal dengan orang-orang sukses lainnya, dsb.

Ada juga yang banyak menganggap bahwa sukses itu adalah menjadi seorang PNS / abdi negara / pamong praja, ada yang menganggap sukses itu yang kerja di gedung-gedung perkantoran yang megah, ada yang menganggap sukses itu bila menjadi pengusaha, ada yang mengganggap sukses itu adalah menjadi orang terkenal / selebritis / artis / model, dsb.

Ada yang mengganggap sukses itu di nilai dari aspek materi, ada pula yang melihat kesuksesan itu dilihat dari aspek spiritual (plus materi), ada pula yang menganggap bahwa sukses itu adalah mampu untuk berbuat apa saja yang dia bisa perbuat dan orang lain tidak, dsb.

Bla... bla... bla....

Untuk lebih detailnya, lihat keterangan lebih lanjut di blog-blog saya.... hehehe
 
Status
Not open for further replies.
Back
Top